Brand Lokal Jaga Pangsa Pasar
Sabtu, 05 September 2020 - 10:15 WIB
Namun Hartanto yakin positioning Eiger sebagai brand tropical adventure menjadi diferensiasi yang kuat dari brand lain baik lokal maupun internasional. Selain itu yang dijual oleh Eiger Adventure itu bukan hanya produk-produk pendukung petualangan luar ruang, tetapi juga pengalaman dari tropical adventure itu sendiri.
Pakar marketing dari Bina Nusantara Asnan Furinto menjelaskan, positioning sangat dibutuhkan di mana brand harus peka atas perubahan yang terjadi. Berbeda dengan consumer good yang produknya sudah pasti sama sehingga tidak terlalu mementingkan perubahan gaya hidup dalam produk yang dijual hanya perlu inovasi soal rasa dan lainnya. Sementara itu untuk industri fashion dan sebagainya dibutuhkan penyesuaian mulai dari produk hingga secara fisik toko yang lebih mewakili generasi masa kini.
"Misalnya brand fashion baju kerja. Harus diketahui bahwa generasi sekarang bekerja sudah tidak lagi menggunakan kemeja dan dasi sehingga dibutuhkan desain baru bagaimana baju kerja santai, tetapi tetap formal," ungkapnya. (Baca juga: 5 Camilan Malam yang Enak, juga Menyehatkan)
Industri fashion yang terus berubah juga menyadarkan Fahmi Hendrawan pemilik Fatih, lini busana muslim pria, untuk membuat desain yang sesuai dengan kondisi saat ini.
Biasanya hadir dengan baju Koko atau baju formal dengan nuansa batik Garut, kini mereka hadir lebih santai namun masih dengan sentuhan batik di beberapa sisi. "Untuk memenuhi aktivitas di rumah saja, kami buat setelan dengan material ringan. Bisa untuk olahraga, ke mesjid, atau juga bepergian," urai Fahmi.
Selain desain, warna juga semakin beragam. Salah satunya warnanya kini lebih cerah. Fahmi mendapat ide itu setelah melihat warna favorit gamis para wanita sekarang. Sebab, menurutnya, mayoritas pembeli adalah wanita untuk pasangannya. Biasanya mereka menginginkan warna yang senada dengan busana mereka. Fahmi pun kini menghadirkan warna-warna seperti warna pastel, mint, dan toska.
Saat pandemi ini Fahmi membuat starter kit new normal berupa pounch atau tas kecil yang berisi sajadah lipat, masker, buku zikir pagi petang, tempat untuk tisu, handsanitizer serta tas kecil terpisah untuk tempat sandal. Responsnya sangat luar biasa. Bahkan masker sangat laku karena kini menjadi penunjang gaya di kehidupan new normal.
Brand busana muslim Jenahara pun mengikuti perkembangan dunia fashion di tengah pandemi. Mereka sempat mengikuti virtual show. Untuk lebih mendekatkan diri dengan pelanggan, brand Jenahara juga membuat konten dalam bentuk video atau live. "Meskipun saat ini belum bisa ada acara yang bersifat langsung, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk bisa terus berkembang," ujar Indah Meita Sari, Sales and Marketing Leader Jenahara.
Mengenai desain memang koleksi Jenahara terdiri atas koleksi kasual, active, dan ada juga untuk formal atau acara tertentu sehingga koleksi kasual beberapa produk kita bisa digunakan untuk baju di rumah. "Ada juga yang bisa digunakan untuk berolahraga. Jadi meskipun saat pandemi banyak yang memilih untuk stay at home, busana kita tetap bisa memenuhi kebutuhan tersebut," tambahnya. (Lihat videonya: Pekerja Diduga Lalai, Dua Bangunan Ruko Roboh)
Pakar marketing dari Bina Nusantara Asnan Furinto menjelaskan, positioning sangat dibutuhkan di mana brand harus peka atas perubahan yang terjadi. Berbeda dengan consumer good yang produknya sudah pasti sama sehingga tidak terlalu mementingkan perubahan gaya hidup dalam produk yang dijual hanya perlu inovasi soal rasa dan lainnya. Sementara itu untuk industri fashion dan sebagainya dibutuhkan penyesuaian mulai dari produk hingga secara fisik toko yang lebih mewakili generasi masa kini.
"Misalnya brand fashion baju kerja. Harus diketahui bahwa generasi sekarang bekerja sudah tidak lagi menggunakan kemeja dan dasi sehingga dibutuhkan desain baru bagaimana baju kerja santai, tetapi tetap formal," ungkapnya. (Baca juga: 5 Camilan Malam yang Enak, juga Menyehatkan)
Industri fashion yang terus berubah juga menyadarkan Fahmi Hendrawan pemilik Fatih, lini busana muslim pria, untuk membuat desain yang sesuai dengan kondisi saat ini.
Biasanya hadir dengan baju Koko atau baju formal dengan nuansa batik Garut, kini mereka hadir lebih santai namun masih dengan sentuhan batik di beberapa sisi. "Untuk memenuhi aktivitas di rumah saja, kami buat setelan dengan material ringan. Bisa untuk olahraga, ke mesjid, atau juga bepergian," urai Fahmi.
Selain desain, warna juga semakin beragam. Salah satunya warnanya kini lebih cerah. Fahmi mendapat ide itu setelah melihat warna favorit gamis para wanita sekarang. Sebab, menurutnya, mayoritas pembeli adalah wanita untuk pasangannya. Biasanya mereka menginginkan warna yang senada dengan busana mereka. Fahmi pun kini menghadirkan warna-warna seperti warna pastel, mint, dan toska.
Saat pandemi ini Fahmi membuat starter kit new normal berupa pounch atau tas kecil yang berisi sajadah lipat, masker, buku zikir pagi petang, tempat untuk tisu, handsanitizer serta tas kecil terpisah untuk tempat sandal. Responsnya sangat luar biasa. Bahkan masker sangat laku karena kini menjadi penunjang gaya di kehidupan new normal.
Brand busana muslim Jenahara pun mengikuti perkembangan dunia fashion di tengah pandemi. Mereka sempat mengikuti virtual show. Untuk lebih mendekatkan diri dengan pelanggan, brand Jenahara juga membuat konten dalam bentuk video atau live. "Meskipun saat ini belum bisa ada acara yang bersifat langsung, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk bisa terus berkembang," ujar Indah Meita Sari, Sales and Marketing Leader Jenahara.
Mengenai desain memang koleksi Jenahara terdiri atas koleksi kasual, active, dan ada juga untuk formal atau acara tertentu sehingga koleksi kasual beberapa produk kita bisa digunakan untuk baju di rumah. "Ada juga yang bisa digunakan untuk berolahraga. Jadi meskipun saat pandemi banyak yang memilih untuk stay at home, busana kita tetap bisa memenuhi kebutuhan tersebut," tambahnya. (Lihat videonya: Pekerja Diduga Lalai, Dua Bangunan Ruko Roboh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda