Pabrik Kapal Pemerintah Minta Duit Rp1,3 T buat Bikin Gada Pemukul
Minggu, 06 September 2020 - 08:40 WIB
JAKARTA - Pemerintah melalui PT PAL Indonesia (Persero) diyakini mampu menciptakan kapal selam yang dinamai ''Alugoro'. Untuk mengembangkan proyek tersebut pada 2021, manajemen PT PAL Indonesia mengajukan penyertaan modal negara (PMN) kepada Komisi VI DPR sebesar 1,3 triliun.
Pada buku nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021, Kementerian Keuangan menyertakan anggaran melalui skema PMN kepada PAL Indonesia, ntuk pengembangan kapal selam. Nilainya mencapai Rp1,3 triliun.
"Dalam mendukung teknologi pembangunan kapal selam serta meminimalisasi ketergantungan terhadap industri alutsista dari luar negeri, pemerintah dalam RAPBN tahun 2021 memberikan dukungan melalui pemberian PMN kepada PAL Indonesia," tulis nota keuangan yang dikutip Minggu (6/9/8/2020). ( Baca juga:BI Beberkan Sektor Apa Saja yang Utangnya Mulai Menggeliat )
Sementaara itu, dalam laman resminya, PT PAL menjelaskan kapal selam Alugoro adalah kapal selam ke-3 dari tahap pertama kerja sama pembangunan kapal selam antara PT PAL dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kapal selam tersebut sepenuhnya dibangun di fasilitas kapal milik PT PAL.
Nama Alugoro diambil dari nama sebuah senjata pemukul yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Prabu Baladewa. Senjata tersebut berupa gada yang digunakan oleh para ksatria atau bangsawan lainnya.
Kekuatan senjata ini adalah dengan sekali pukul dapat menghancurkan kepala orang yang dipukulnya. Senjata ini dianggap sakti karena pemberian dari dewa, yaitu Batara Guru sebagai hadiah pada waktu menikah dengan Dewi Erawati.
Kapal selam tersebut memiliki spesifikasi panjang 61,3 meter, kecepatan maksimal saat menyelam 21 knot dan kecepatan maksimal di permukaan 12 knot dan mampu berlayar lebih dari 50 hari serta dapat menampung lebih dari 40 kru.
"Dalam pengerjaan joint section PT PAL Indonesia berhasil menyelesaikan dengan predikat zero defect," demikian dikutip dari laman resmi PT PAL.
Kapal Selam Alugoro sendiri harus menjalani beberapa tahapan tes lain seperti sea acceptance test (SAT) atau tes berlayar di perairan terbuka hingga tahapan final completion, sebelum akhirnya dapat beroperasi penuh (comissioning). ( Baca juga:Rusia Kerahkan 8 Jet Tempur untuk Cegat 3 Pembom AS di Dekat Crimea )
Pada buku nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021, Kementerian Keuangan menyertakan anggaran melalui skema PMN kepada PAL Indonesia, ntuk pengembangan kapal selam. Nilainya mencapai Rp1,3 triliun.
"Dalam mendukung teknologi pembangunan kapal selam serta meminimalisasi ketergantungan terhadap industri alutsista dari luar negeri, pemerintah dalam RAPBN tahun 2021 memberikan dukungan melalui pemberian PMN kepada PAL Indonesia," tulis nota keuangan yang dikutip Minggu (6/9/8/2020). ( Baca juga:BI Beberkan Sektor Apa Saja yang Utangnya Mulai Menggeliat )
Sementaara itu, dalam laman resminya, PT PAL menjelaskan kapal selam Alugoro adalah kapal selam ke-3 dari tahap pertama kerja sama pembangunan kapal selam antara PT PAL dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kapal selam tersebut sepenuhnya dibangun di fasilitas kapal milik PT PAL.
Nama Alugoro diambil dari nama sebuah senjata pemukul yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Prabu Baladewa. Senjata tersebut berupa gada yang digunakan oleh para ksatria atau bangsawan lainnya.
Kekuatan senjata ini adalah dengan sekali pukul dapat menghancurkan kepala orang yang dipukulnya. Senjata ini dianggap sakti karena pemberian dari dewa, yaitu Batara Guru sebagai hadiah pada waktu menikah dengan Dewi Erawati.
Kapal selam tersebut memiliki spesifikasi panjang 61,3 meter, kecepatan maksimal saat menyelam 21 knot dan kecepatan maksimal di permukaan 12 knot dan mampu berlayar lebih dari 50 hari serta dapat menampung lebih dari 40 kru.
"Dalam pengerjaan joint section PT PAL Indonesia berhasil menyelesaikan dengan predikat zero defect," demikian dikutip dari laman resmi PT PAL.
Kapal Selam Alugoro sendiri harus menjalani beberapa tahapan tes lain seperti sea acceptance test (SAT) atau tes berlayar di perairan terbuka hingga tahapan final completion, sebelum akhirnya dapat beroperasi penuh (comissioning). ( Baca juga:Rusia Kerahkan 8 Jet Tempur untuk Cegat 3 Pembom AS di Dekat Crimea )
tulis komentar anda