Harga Minyak Dunia Anjlok Saat Saudi Pangkas Harga dan Permintaan Lesu
Senin, 07 September 2020 - 09:56 WIB
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia turun lebih dari USD1 per barel pada perdagangan, Senin (7/9/2020) hingga mencapai level terendah sejak Juli. Hal ini setelah Arab Saudi melakukan pemotongan harga bulanan terdalam untuk pasokan ke Asia dalam lima bulan, ketika optimisme tentang pemulihan permintaan mulai memudar di tengah pandemi virus corona.
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah Brent berada di level USD41,75 per barel atau turun 91 sen yang setara dengan 2,1%. Sebelumnya Brent juga sudah merosot USD41,51/barel atau menjadi yang terendah sejak 30 Juli.
(Baca Juga: Trump Ancam Stop Berbisnis dan Pisahkan Ekonomi AS dan China )
Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS tergelincir 91 sen atau 2,3% menjadi USD38,86 per barel. Pada awal bulan sempat menyentuh level terendah USD38,55 per barel atau posisi teburuk yang belum pernah terlihat sejak 10 Juli.
Dunia tetap dibanjiri dengan minyak mentah dan pasokan bahan bakar, meskipun OPEC + memotong pasokan serta adanya upaya pemerintah untuk merangsang ekonomi global dan permintaan minyak. Kondisi itu memaksa penyuling untuk mengekang produksi dan produsen melakukan pemotongan harga yang lebih dalam lagi.
“Dengan adanya liburan di AS secara resmi menandai akhir musim panas, investor juga menghadapi fakta bahwa permintaan telah lesu. Sementara persediaan tetap pada level yang tinggi,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
(Baca Juga: Rhenald Kasali Prediksi Resesi AS Bisa Memicu Great Depression, Efeknya Mengerikan )
Eksportir minyak utama dunia Arab Saudi memangkas harga jual resmi mereka untuk bulan Oktober yang dijualnya ke Asia dengan margin terbesar sejak Mei. Asia merupakan pasar terbesar Arab Saudi berdasarkan wilayah.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC + sudah mengurangi produksi dari Agustus menjadi 7,7 juta barel per hari setelah harga minyak global meningkat dari posisi terendah. Pemulihan harga minyak juga telah mendorong beberapa pengebor AS untuk kembali produksi.
Perusahaan energi AS minggu lalu menambahkan rig minyak dan gas alam untuk kedua kalinya dalam tiga minggu terakhir, hal ini menurut laporan mingguan oleh Baker Hughes Co (BKR.N) pada hari Jumat.
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah Brent berada di level USD41,75 per barel atau turun 91 sen yang setara dengan 2,1%. Sebelumnya Brent juga sudah merosot USD41,51/barel atau menjadi yang terendah sejak 30 Juli.
(Baca Juga: Trump Ancam Stop Berbisnis dan Pisahkan Ekonomi AS dan China )
Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS tergelincir 91 sen atau 2,3% menjadi USD38,86 per barel. Pada awal bulan sempat menyentuh level terendah USD38,55 per barel atau posisi teburuk yang belum pernah terlihat sejak 10 Juli.
Dunia tetap dibanjiri dengan minyak mentah dan pasokan bahan bakar, meskipun OPEC + memotong pasokan serta adanya upaya pemerintah untuk merangsang ekonomi global dan permintaan minyak. Kondisi itu memaksa penyuling untuk mengekang produksi dan produsen melakukan pemotongan harga yang lebih dalam lagi.
“Dengan adanya liburan di AS secara resmi menandai akhir musim panas, investor juga menghadapi fakta bahwa permintaan telah lesu. Sementara persediaan tetap pada level yang tinggi,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
(Baca Juga: Rhenald Kasali Prediksi Resesi AS Bisa Memicu Great Depression, Efeknya Mengerikan )
Eksportir minyak utama dunia Arab Saudi memangkas harga jual resmi mereka untuk bulan Oktober yang dijualnya ke Asia dengan margin terbesar sejak Mei. Asia merupakan pasar terbesar Arab Saudi berdasarkan wilayah.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC + sudah mengurangi produksi dari Agustus menjadi 7,7 juta barel per hari setelah harga minyak global meningkat dari posisi terendah. Pemulihan harga minyak juga telah mendorong beberapa pengebor AS untuk kembali produksi.
Perusahaan energi AS minggu lalu menambahkan rig minyak dan gas alam untuk kedua kalinya dalam tiga minggu terakhir, hal ini menurut laporan mingguan oleh Baker Hughes Co (BKR.N) pada hari Jumat.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda