Denger Nih Doel, Opung Luhut Bilang TKA Masuk karena Kita Kurang Tukang Insinyur
Selasa, 15 September 2020 - 17:42 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengungkapkan penyebab pemerintah banyak merekrut kehadiran tenaga kerja asing (TKA) di Tanah Air. Langkah itu terpaksa dilakukan karena Indonesia kekurangan ahli teknik.
Berdasarkan data Fakultas Teknik Universitas Indonesia, kebutuhan sarjana teknik di Indonesia mencapai 117.982 orang pada 2019. Sementara yang tersedia hanya 20.635 orang. Sedangkan untuk lulusan D3 teknik, kebutuhannya mencapai 194.183 orang dan yang tersedia hanya 5.242 orang. ( Baca juga:Erick Thohir: Percuma Protokol Covid Jika Tak Satu Hati )
"Kalau orang ribut kenapa juga enggak pakai kita punya? Ini data kita ambil dari profesor Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Memang kita enggak punya Pak, kurang kita. Mungkin sarjana sosial hukum (banyak), tapi di teknik kita kurang," kata Luhut dalam video virtual, Selasa (15/9/2020).
Di luar itu, Luhut juga menekankan pentingnya hilirisasi yang menciptakan nilai tambah dalam transformasi ekonomi Indonesia.
“Hilirisasi ini punya peran penting karena memberi nilai tambah yang sangat bagus, mulai dari pajak, pendidikan, hingga potensi UMKM. Kita kan tidak mau terus-terusan mengandalkan komoditas,” katanya. ( Baca juga:Pascapenikaman Syakh Ali Jeber, Polda Jabar Siap Beri Pengamanan Ekstra kepada Ulama )
Menko luhut menambahkan, sektor hilirisasi mineral juga berkontribusi dalam menopang perekonomian Indonesia selama pandemi dan juga ketika nanti pandemi usai. Hal ini dikarenakan sektor hilirisasi tidak terdampak terlalu dalam dan ekspor produk turunan yang dihasilkan dari pabrik pengolahan semakin menunjukkan dampak positif.
“Hilirisasi nikel ini akan kita kembangkan sampai ujungnya baterai lithium dan mobil listrik. Di tahun 2024 kita harap sudah produksi lithium battery tipe terbaru yaitu 811, dan ada recycling programm juga untuk baterai itu,” tandasnya.
Berdasarkan data Fakultas Teknik Universitas Indonesia, kebutuhan sarjana teknik di Indonesia mencapai 117.982 orang pada 2019. Sementara yang tersedia hanya 20.635 orang. Sedangkan untuk lulusan D3 teknik, kebutuhannya mencapai 194.183 orang dan yang tersedia hanya 5.242 orang. ( Baca juga:Erick Thohir: Percuma Protokol Covid Jika Tak Satu Hati )
"Kalau orang ribut kenapa juga enggak pakai kita punya? Ini data kita ambil dari profesor Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Memang kita enggak punya Pak, kurang kita. Mungkin sarjana sosial hukum (banyak), tapi di teknik kita kurang," kata Luhut dalam video virtual, Selasa (15/9/2020).
Di luar itu, Luhut juga menekankan pentingnya hilirisasi yang menciptakan nilai tambah dalam transformasi ekonomi Indonesia.
“Hilirisasi ini punya peran penting karena memberi nilai tambah yang sangat bagus, mulai dari pajak, pendidikan, hingga potensi UMKM. Kita kan tidak mau terus-terusan mengandalkan komoditas,” katanya. ( Baca juga:Pascapenikaman Syakh Ali Jeber, Polda Jabar Siap Beri Pengamanan Ekstra kepada Ulama )
Menko luhut menambahkan, sektor hilirisasi mineral juga berkontribusi dalam menopang perekonomian Indonesia selama pandemi dan juga ketika nanti pandemi usai. Hal ini dikarenakan sektor hilirisasi tidak terdampak terlalu dalam dan ekspor produk turunan yang dihasilkan dari pabrik pengolahan semakin menunjukkan dampak positif.
“Hilirisasi nikel ini akan kita kembangkan sampai ujungnya baterai lithium dan mobil listrik. Di tahun 2024 kita harap sudah produksi lithium battery tipe terbaru yaitu 811, dan ada recycling programm juga untuk baterai itu,” tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda