Minta Bantuan Paman Sam Biayai Infrastruktur, Ani dan Menkeu AS Bertemu Virtual
Senin, 21 September 2020 - 17:03 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Steven T. Mnuchin and Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati, menandatangani Kerangka Kerja Sama untuk Memperkuat Pembiayaan Infrastruktur dan Pembangunan Pasar. Prakarsa kerja sama ini dirancang untuk mencapai tujuan bersama AS dan Indonesia guna mendukung pembangunan infrastruktur melalui investasi berorientasi pasar sektor swasta.
(Baca Juga: Indonesia Berguru pada Amerika Cara Menjaring Duit Partikelir )
Di bawah kerangka kerja sama ini, Negeri Paman Sam - julukan Amerika Serikat- dan Indonesia akan mengatasi hambatan regulasi, pasar, dan legalitas terhadap investasi sektor swasta dengan berfokus pada pembangunan instrumen keuangan, pembiayaan proyek, pasar utang lokal, dan pasar modal.
“Pembangunan infrastruktur sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pemulihan jangka panjang dari dampak COVID-19. Kerangka kerja ini mendukung pertumbuhan ekonomi dan tujuan kita bersama dalam upaya menjawab kebutuhan infrastuktur melalui investasi berorientasi pasar sektor swasta,” ujar Menteri Mnuchin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (21/9/2020).
Pertemuan pertama Kelompok Kerja di bawah perjanjian kerangka kerja ini akan diadakan secara virtual pada 22-23 September 2020. Keterlibatan ini mendukung Strategi Indo-Pasifik Pemerintah AS yang lebih luas dengan melengkapi upaya yang sedang berlangsung di bawah Meningkatkan Pembangunan dan Pertumbuhan Melalui Energi (Asia EDGE) dan Jaringan Transaksi dan Bantuan Infrastruktur (ITAN).
(Baca Juga: Menanti Asing Keroyokan Ikut Bangun Jalan Tol, Potensi Aset Capai 4.700 KM )
Dalam kesempatan yang sama, Ani - sapaan akrab Menkeu Sri Mulyani- mengatakan, jika keberadaan pandemi COVID-19 merupakan kondisi yang sangat menantang. Pemerintah Indonesia terus berkomunikasi dan berupaya berkolaborasi dengan negara anggota Asian Development Bank (ADB) untuk menangani dampak pandemi COVID-19 di bidang kesehatan dan perekonomian.
Kerjasama dalam penanganan COVID-19 tidak hanya sebatas dalam usaha untuk menemukan vaksin saja, namun juga bersama-sama untuk membantu dalam pemulihan ekonomi. "Dan karena itu saya katakan sekarang ini adalah situasi yang sangat menantang. Maka dari itu setiap pemimpin negara harus membutuhkan suatu kerja sama,” ungkap Sri Mulyani.
(Baca Juga: Indonesia Berguru pada Amerika Cara Menjaring Duit Partikelir )
Di bawah kerangka kerja sama ini, Negeri Paman Sam - julukan Amerika Serikat- dan Indonesia akan mengatasi hambatan regulasi, pasar, dan legalitas terhadap investasi sektor swasta dengan berfokus pada pembangunan instrumen keuangan, pembiayaan proyek, pasar utang lokal, dan pasar modal.
“Pembangunan infrastruktur sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pemulihan jangka panjang dari dampak COVID-19. Kerangka kerja ini mendukung pertumbuhan ekonomi dan tujuan kita bersama dalam upaya menjawab kebutuhan infrastuktur melalui investasi berorientasi pasar sektor swasta,” ujar Menteri Mnuchin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (21/9/2020).
Pertemuan pertama Kelompok Kerja di bawah perjanjian kerangka kerja ini akan diadakan secara virtual pada 22-23 September 2020. Keterlibatan ini mendukung Strategi Indo-Pasifik Pemerintah AS yang lebih luas dengan melengkapi upaya yang sedang berlangsung di bawah Meningkatkan Pembangunan dan Pertumbuhan Melalui Energi (Asia EDGE) dan Jaringan Transaksi dan Bantuan Infrastruktur (ITAN).
(Baca Juga: Menanti Asing Keroyokan Ikut Bangun Jalan Tol, Potensi Aset Capai 4.700 KM )
Dalam kesempatan yang sama, Ani - sapaan akrab Menkeu Sri Mulyani- mengatakan, jika keberadaan pandemi COVID-19 merupakan kondisi yang sangat menantang. Pemerintah Indonesia terus berkomunikasi dan berupaya berkolaborasi dengan negara anggota Asian Development Bank (ADB) untuk menangani dampak pandemi COVID-19 di bidang kesehatan dan perekonomian.
Kerjasama dalam penanganan COVID-19 tidak hanya sebatas dalam usaha untuk menemukan vaksin saja, namun juga bersama-sama untuk membantu dalam pemulihan ekonomi. "Dan karena itu saya katakan sekarang ini adalah situasi yang sangat menantang. Maka dari itu setiap pemimpin negara harus membutuhkan suatu kerja sama,” ungkap Sri Mulyani.
(akr)
tulis komentar anda