Duit Negara: dari Freeport (Sebagian) Kembali Lagi ke Freeport
Selasa, 22 September 2020 - 14:57 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bahwa dana yang diterima pemerintah dari PT Freeport Indonesia akan dikelola oleh Kementerian BUMN. Pengelolaan dana tersebut guna mendorong kinerja perseroan di sektor pertambangan dan penggalian. Perseroan tersebut salah satunya adalah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam.
Erick mengaku telah menyurati Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. Pun, sudah berkoordinasi dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia terkait hal itu.
"Kemarin, kami mengirim surat kepada Menteri ESDM. Sebagai perusahaan BUMN kita mengharap hal itu. Koordinasi juga dengan kepala BKPM agar alokasi yang sudah diberikan Freeport kepada negara diprioritaskan kepada BUMN untuk mengelolah dana kas itu," ujar Erick dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi VI DPR secara virtual, selasa (22/9/2020). ( Baca juga:Dapat 'Duit' Rp45 T, ke Mana Saja Menhub Budi Akan Menghabiskannya? )
Antam memang memiliki ribuan karyawan yang fokus pada sektor pertambanagan. Erick menyebut tercatat ada 1.000 karyawan yang dimiliki Antam. Meski demikian, saat ini perseroan tidak memiliki lahan pertambangan yang dapat dieksplorasi secara mandiri.
Sementara di sisi lain, Erick melihat bisnis emas saat ini cukup menggiurkan. Bahkan, dia menilai prospek bisnis emas di Indonesia akan menjadi salah satu penyuplai yang besar.
"Kita lihat bagaimana prospek emas di Indonesia ini menjadi salah satu penyuplai yang besar dalam kondisi seperti ini, ketika harga emas sangat baik," kata dia.
Karena itu, melalui modal yang disetor Freeport kepada negara, sebagiannya digunakan Kementerian BUMN untuk mengeksplorasi lahan eks Freeport yang nantinya digunakan untuk bisnis emas Antam. Langkah itu, dinilai Erick sebagai langkah konkret untuk menjadikan Antam bukan saja trading company tetapi juga sebagai perusahaan tambang emas. ( Baca juga:Protokol Kesehatan Jadi Pijakan Pilkada 2020, Pilihan Golput Tak Bijak )
"Karena itu kita memberanikan diri masuk ke lahan eks Freeport itu. Melalui pengelolaan dana kas itu, sehingga kita secara konkret (menjadikan) Antam ini bukan trading company tetapi juga sebagai perusahaan tambang emas," kata dia.
Pada kesempatan itu, Erick juga menjelaskan perihal pergantian direksi perseroan itu. Berdasarkan penilaian pihaknya, key performance indicators (KPI) Antam dinilai memburuk, sehingga langkah efektif yang dilakukan adalah dengan merombak dan mengganti direksi lama.
"Jadi itu penyampaian soal masalah Antam, karena itu secara KPI tidak bisa diterima karena itu kita adakan pergantian dan sekarang kita perbaiki," ujar Erick.
Erick mengaku telah menyurati Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. Pun, sudah berkoordinasi dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia terkait hal itu.
"Kemarin, kami mengirim surat kepada Menteri ESDM. Sebagai perusahaan BUMN kita mengharap hal itu. Koordinasi juga dengan kepala BKPM agar alokasi yang sudah diberikan Freeport kepada negara diprioritaskan kepada BUMN untuk mengelolah dana kas itu," ujar Erick dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi VI DPR secara virtual, selasa (22/9/2020). ( Baca juga:Dapat 'Duit' Rp45 T, ke Mana Saja Menhub Budi Akan Menghabiskannya? )
Antam memang memiliki ribuan karyawan yang fokus pada sektor pertambanagan. Erick menyebut tercatat ada 1.000 karyawan yang dimiliki Antam. Meski demikian, saat ini perseroan tidak memiliki lahan pertambangan yang dapat dieksplorasi secara mandiri.
Sementara di sisi lain, Erick melihat bisnis emas saat ini cukup menggiurkan. Bahkan, dia menilai prospek bisnis emas di Indonesia akan menjadi salah satu penyuplai yang besar.
"Kita lihat bagaimana prospek emas di Indonesia ini menjadi salah satu penyuplai yang besar dalam kondisi seperti ini, ketika harga emas sangat baik," kata dia.
Karena itu, melalui modal yang disetor Freeport kepada negara, sebagiannya digunakan Kementerian BUMN untuk mengeksplorasi lahan eks Freeport yang nantinya digunakan untuk bisnis emas Antam. Langkah itu, dinilai Erick sebagai langkah konkret untuk menjadikan Antam bukan saja trading company tetapi juga sebagai perusahaan tambang emas. ( Baca juga:Protokol Kesehatan Jadi Pijakan Pilkada 2020, Pilihan Golput Tak Bijak )
"Karena itu kita memberanikan diri masuk ke lahan eks Freeport itu. Melalui pengelolaan dana kas itu, sehingga kita secara konkret (menjadikan) Antam ini bukan trading company tetapi juga sebagai perusahaan tambang emas," kata dia.
Pada kesempatan itu, Erick juga menjelaskan perihal pergantian direksi perseroan itu. Berdasarkan penilaian pihaknya, key performance indicators (KPI) Antam dinilai memburuk, sehingga langkah efektif yang dilakukan adalah dengan merombak dan mengganti direksi lama.
"Jadi itu penyampaian soal masalah Antam, karena itu secara KPI tidak bisa diterima karena itu kita adakan pergantian dan sekarang kita perbaiki," ujar Erick.
(uka)
tulis komentar anda