BLT UMKM Memacu Pelaku Usaha Mandiri

Rabu, 23 September 2020 - 07:35 WIB
“Ini kaitannya dengan bansos seperti Ibu Narsih. Saya kira itu untuk kebutuhan domestik. Di saat bersamaan, pemerintah mengeluarkan stimulus dalam bentuk banpres produktif. Presiden sudah mengalokasikan untuk 12 juta (orang). Ini diharapkan untuk UMKM bertahan dan bekal bertransformasi ke skema bankable,” paparnya.

Di masa pandemi ini, Kemenkop dan UMKM berusaha mengumpulkan dan menyempurnakan data pelaku UMKM. Saat ini ada sepuluh sumber data yang dijadikan rujukan dengan jumlah UMKM potensial untuk mendapatkan BLT sekitar 21 juta dari total 63 juta orang. Data ini menjadi modal kuat untuk mendorong UMKM yang lebih kuat di masa yang akan datang

Pelaku usaha akan dibantu mengenal lembaga pembiayaan, akses pasar, dan ekosistem digital. Kemenkop dan UMKM berusaha melakukan pendekatan yang komprehensif dari hulu hingga hilir. “Di hilir market-nya kami perluas, online dan offline. Kami bangun laman khusus UMKM di sejumlah e-commerce atau kerja sama dengan sejumlah BUMN dan LKPP untuk belanja prioritas produk UMKM,” ucapnya. (Baca juga: Duh! Pemerintah Tambah Sempoyongan Tanggung Beban Utang)

Pelatihan

BRI juga melakukan pemetaan kerentanan UMKM menghadapi Covid-19. Menurut Direktur Usaha Mikro BRI Supari, ada empat profil UMKM saat ini, yakni tidak mempunyai tabungan dan tidak ada pinjaman di lembaga keuangan formal; tidak punya tabungan, tetapi memiliki pinjaman; mempunyai tabungan dan pinjaman; dan mempunyai tabungan dan tidak ada pinjaman.

Supari menerangkan, rata-rata pelaku ultramikro itu membutuhkan bantuan tunai. “Mereka tidak punya akses di lembaga keuangan. Mereka menggunakan modal kerja sendiri untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Praktis membutuhkan bantuan hibah. Banpres produktif menjadi program yang sangat penting,” ucapnya. (Baca juga: Arab Saudi Siap-siap Cabut Larangan Umrah)

Dia menjelaskan, para pelaku UMKM yang sudah mendapatkan BLT ini diharapkan mampu bertahan, mengembangkan usaha, dan akhirnya mandiri. Pemerintah dan BRI sudah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro. Ini merupakan skema pinjaman dengan besaran maksimal Rp10 juta. Bunganya 0% sampai Desember 2020.

Selama itu pemerintah yang menanggung bunga pinjaman. “Jangka waktunya di permenkop bisa tiga tahun. Yang jelas KUR Super Mikro, betul-betul sebagai fasilitas pembiayaan transisi dari hibah Banpres ke komersial sampai pandemi bisa dikontrol. Betul-betul runut dan menuntut masyarakat untuk survive,” tutur Supari.

BRI tidak hanya menjadi penyalur, tetapi juga akan mendampingi UMKM selama dan sesudah pandemi. BRI akan mengawal UMKM keluar dari krisis ini. Supari mengatakan, pihaknya menyadari pemulihan usaha ini membutuhkan waktu panjang, modal, dan langkah-langkah efisiensi. Pandemi ini diprediksi akan mengubah perilaku masyarakat dalam berbagai hal, termasuk belanja dan konsumsi.

“UMKM pun harus berubah. Bisnis proses dan model usaha berubah. BRI akan memberikan insentif, bentuknya pemberdayaan dan pendampingan dari literasi dasar hingga digital. Apalagi saat ini pemasaran UMKM harus berubah. Dulu offline, sekarang online. Banyak insentif BRI untuk membantu UMKM,” ucapnya. (Lihat videonya: Merasa Jenuh, Pasien Covid-19 di Kalteng Jebol Ruang Isolasi)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More