Perekonomian di Pantura Jawa Kian Moncer

Rabu, 23 September 2020 - 09:05 WIB
Secara umum Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan peti kemas dan kendaraan bermotor (car terminal) yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. Car terminal ini akan memiliki kapasitas tampung hingga 600.000 kendaraan per tahun pada kondisi ultimate alias sudah rampung semuanya.

Keberadaan car terminal di Pelabuhan Patimban ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas khususnya untuk ekspor-impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok.

Keberadaan Pelabuhan Patimban diharapkan dapat mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, sekaligus mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas dari dan menuju Jakarta. Selain itu, pelabuhan ini juga diharapkan dapat mendorong ekonomi masyarakat sekitar.

Di tempat yang sama, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku siap melaksanakan arahan Presiden tersebut. “Kita ketahui bersama bahwa wilayah pusat pertumbuhan industri di Jawa ada wilayah pusat di Banten, terdiri dari Cilegon, Tangerang, dan Serang,” kata Airlangga.

Kemudian, di Jawa Barat bagian barat, yaitu Bogor, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Subang. “Lalu, wilayah pengembangan industri di Jawa Barat bagian timur itu kawasan baru Rebana, serta tempat Pelabuhan Patimban yaitu Cirebon, Indramayu, dan Majalengka,” sambungnya. (Baca juga: Arab saudi Siap-siap Cabut Larangan Umrah)

Airlangga menyebut total ada 71 kawasan industri di sepanjang koridor utara Jawa. Subang akan menjadi kawasan industri logam, pangan, dry port atau pelabuhan daratan, transportasi, dan pengolahan makanan. “Kemudian Majalengka tempat (Bandara) Kertajati itu untuk penerbangan kargo logistik, tekstil, pangan, juga plastik sintetik,” ungkapnya.

Selanjutnya, daerah Indramayu akan dijadikan sentra pengembangan kimia hulu, pengolahan ikan, kimia dasar, hulu agro, petrokimia hulu, dan resin sintetik. Lalu, Cirebon diproyeksikan menjadi tempat pengolahan ikan, furnitur, perkapalan, industri pakan, dan bahan galian nonlogam.

Untuk wilayah Jawa Tengah, ada Batang, Kendal, Semarang, dan Demak. Sementara di Jawa Timur ada Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Bangkalan.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, pemerintah perlu memperhatikan juga pengembangan industri di luar Pulau Jawa. Saat ini penyebaran kawasan industri di Pulau Jawa sudah cukup masif. (Baca juga: Terbukti, Kunyit Membantu Meredakan Nyeri Sendi)

“Kalau pembangunan infrastruktur tetap di Pulau Jawa, artinya yang di luar Pulau Jawa akan relatif kalah cepat dengan yang di Pulau Jawa,” ujarnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More