Anak Usaha J Resources Raih Penghargaan Tertinggi dari Ditjen Minerba
Rabu, 30 September 2020 - 12:04 WIB
JAKARTA - Mematuhi kaidah pertambangan yang baik dan benar (Good Mining Practices/GMP) sudah merupakan keniscayaan bagi perusahaan tambang. Di dalamnya ada lima pilar utama yakni Modal, Teknologi, Manusia, Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku dan Environment–social License. Perusahaan disebut berhasil menerapkan GMP jika sudah mematuhi aspek environment, health and safety, asset, karyawan dan masyarakat sekitarnya.
Nilai keekonomian sebuah usaha pertambangan diukur dengan kemampuan semua unsur organisasi untuk dapat menerapkan GMP dengan baik dan benar. Hal ini juga penting untuk menjaga keberlanjutan usaha pertambangan yang sifatnya melakukan ekstraksi sumber daya alam .
(Baca Juga: Menteri ESDM Harap Peraih Minerba Award 2020 Jadi Contoh Bagi Perusahaan Lain)
Dari sisi lingkungan, Pemerintah mewajibkan perusahaan tambang untuk menjaga kinerja lingkungan tetap baik. Untuk itu, perusahaan wajib memenuhi semua standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Termasuk di dalamnya tata kelola tanah penutup dan top soil. Aspek ini sangat penting dan menentukan dalam kegiatan penataan kembali lahan dan revegetasi dengan tanaman yang sesuai dengan lahan juga native species.
Demikian juga dengan tata kelola air. Daerah tambang biasanya memiliki curah hujan cukup tinggi sehingga pengelolaan air menjadi penting. Perusahaan wajib memastikan kualitas air tetap terjaga sesuai standard baku mutu.
Kemudian revegetasi juga bukan hal mudah dalam proses menjaga luasan terbuka yang diijinkan untuk dikupas untuk operasi penambangan. Makin besar perusahaan membuka lahan makin besar juga yang harus ditutup. Hal ini dimaksud untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Akan lebih kompleks dengan kesesuaian Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan bila kawasan tersebut di Hutan Produksi.
Aspek lain yang juga penting adalah aspek teknologi dan kualitas SDM. Kedua pilar ini sangat dibutuhkan untuk memastikan aktivitas penambangan sesuai dengan kaidah penambangan dan konservasi mineral. Planning, pelaksanaan, evaluasi dan continues improvement untuk memanfaatkan mineral seoptimal dan seefisien mungkin menjadi tolak ukur keberhasilan proses penambangan.
Komitmen tinggi PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) dalam menerapkan kaidah pertambangan ini berbuah manis. Anak usahanya PT J Resources Bolaang Mongondow mendapatkan Thropy (Terbaik) dalam Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik untuk Kelompok komoditas mineral. Penghargaan tertinggi di sektor mineral ini diberikan langsung oleh Dirjen Minerba Ridwan Djamaluddin dan disaksikan secara virtual oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Presdir PSAB Edi Permadi yang menerima Thropy mengaku bangga dengan capain ini. "Ini buah dari kerja sama semua tim. Kami selalu menempatkan aspek keselamatan dan tata kelola lingkungan yang baik sebagai prioritas. Buah dari komitmen ini, kami mendapat apresiasi ini. Ini akan memacu kami untuk lebih baik lagi ke depan," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (390/9/2020).
Nilai keekonomian sebuah usaha pertambangan diukur dengan kemampuan semua unsur organisasi untuk dapat menerapkan GMP dengan baik dan benar. Hal ini juga penting untuk menjaga keberlanjutan usaha pertambangan yang sifatnya melakukan ekstraksi sumber daya alam .
(Baca Juga: Menteri ESDM Harap Peraih Minerba Award 2020 Jadi Contoh Bagi Perusahaan Lain)
Dari sisi lingkungan, Pemerintah mewajibkan perusahaan tambang untuk menjaga kinerja lingkungan tetap baik. Untuk itu, perusahaan wajib memenuhi semua standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Termasuk di dalamnya tata kelola tanah penutup dan top soil. Aspek ini sangat penting dan menentukan dalam kegiatan penataan kembali lahan dan revegetasi dengan tanaman yang sesuai dengan lahan juga native species.
Demikian juga dengan tata kelola air. Daerah tambang biasanya memiliki curah hujan cukup tinggi sehingga pengelolaan air menjadi penting. Perusahaan wajib memastikan kualitas air tetap terjaga sesuai standard baku mutu.
Kemudian revegetasi juga bukan hal mudah dalam proses menjaga luasan terbuka yang diijinkan untuk dikupas untuk operasi penambangan. Makin besar perusahaan membuka lahan makin besar juga yang harus ditutup. Hal ini dimaksud untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Akan lebih kompleks dengan kesesuaian Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan bila kawasan tersebut di Hutan Produksi.
Aspek lain yang juga penting adalah aspek teknologi dan kualitas SDM. Kedua pilar ini sangat dibutuhkan untuk memastikan aktivitas penambangan sesuai dengan kaidah penambangan dan konservasi mineral. Planning, pelaksanaan, evaluasi dan continues improvement untuk memanfaatkan mineral seoptimal dan seefisien mungkin menjadi tolak ukur keberhasilan proses penambangan.
Komitmen tinggi PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) dalam menerapkan kaidah pertambangan ini berbuah manis. Anak usahanya PT J Resources Bolaang Mongondow mendapatkan Thropy (Terbaik) dalam Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik untuk Kelompok komoditas mineral. Penghargaan tertinggi di sektor mineral ini diberikan langsung oleh Dirjen Minerba Ridwan Djamaluddin dan disaksikan secara virtual oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Presdir PSAB Edi Permadi yang menerima Thropy mengaku bangga dengan capain ini. "Ini buah dari kerja sama semua tim. Kami selalu menempatkan aspek keselamatan dan tata kelola lingkungan yang baik sebagai prioritas. Buah dari komitmen ini, kami mendapat apresiasi ini. Ini akan memacu kami untuk lebih baik lagi ke depan," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (390/9/2020).
tulis komentar anda