Bisnis Brand Mewah di Asia Naik Signifikan
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 06:35 WIB
“Saya melihat potensi pertumbuhan pasar China yang terus meningkat,” kata Deputi Chairman Executive Ferragamo Michele Norsa. Produsen sepatuh mewah itu di saat bersamaan sedang mengkaji penutupan butik mereka di Eropa dan akan membuka lebih banyak di China.
Dengan meningkatnya tuntutan belanja domestik, Pemerintah China juga mendorong rakyatnya belanja di dalam negeri. Mereka memotong tarif impor dan memudahkan produk mewah masuk ke China. Selain itu Pemerintah China juga memperbolehkan belanja di duty-free dari 30.000 yuan menjadi 100.000 yuan. (Baca juga:Penggunaan Masker Kurangi Resiko Tertular Covid-19)
Diminati Kaum Muda
Ketika di banyak negara produk mewah hanya dikonsumsi generasi tua, di China sebaliknya. Produk mewah justru dibeli oleh kalangan anak muda berusia 25–35 tahun. Umumnya mereka mendapatkan uang dari orang tua mereka.
Sebelumnya brand mewah Chanel hingga Louis Vuitton mengalami kenaikan harga yang sangat fantastis saat isolasi wilayah diberlakukan. Kenaikan itu disebabkan suplai produk mewah tidak lancar hingga upaya produsen itu menaikkan harga untuk menekan penurunan penjualan produk mereka.
"Pandemi sudah mulai menurun di China dan negara-negara Asia-Pasifik juga melonggarkan isolasi wilayah," kata Guo Bin, kepala analisis industri ritel Pacific Securities Co. Dia mengungkapkan, kenaikan harga sebagai penolong agar perusahaan tetap bisa mendapatkan keuntungan besar.
Menurut Chanel, mereka meningkatkan harga produk tas ikonik dan beberapa barang berbahan kulit sekitar 5–17% di seluruh dunia. Mereka berdalih bahwa pandemi korona menyebabkan biaya untuk mendapatkan material bahan bakar semakin tinggi dan ketersediaannya juga terbatas. (Lihat videonya: Harga Tes Swab Akan Segera Dievaluasi)
"Penyesuaian (harga) dibuat untuk menjamin kita menghindari perbedaan harga yang berlebihan di antara negara-negara," demikian keterangan Chanel seperti dilansir Reuters.
Menaikkan harga produk brand juga memicu risiko. Di Beijing, Luna Xin, broker keuangan, mengungkapkan dia menyerah untuk membeli Chanel Classic Flap karena harganya melonjak tajam pada Kamis lalu, 14,5%. "Pada September lalu produk tersebut mencapai 39.000 yuan, kini harganya naik 10.000 yuan," katanya. (Andika H Mustaqim)
Dengan meningkatnya tuntutan belanja domestik, Pemerintah China juga mendorong rakyatnya belanja di dalam negeri. Mereka memotong tarif impor dan memudahkan produk mewah masuk ke China. Selain itu Pemerintah China juga memperbolehkan belanja di duty-free dari 30.000 yuan menjadi 100.000 yuan. (Baca juga:Penggunaan Masker Kurangi Resiko Tertular Covid-19)
Diminati Kaum Muda
Ketika di banyak negara produk mewah hanya dikonsumsi generasi tua, di China sebaliknya. Produk mewah justru dibeli oleh kalangan anak muda berusia 25–35 tahun. Umumnya mereka mendapatkan uang dari orang tua mereka.
Sebelumnya brand mewah Chanel hingga Louis Vuitton mengalami kenaikan harga yang sangat fantastis saat isolasi wilayah diberlakukan. Kenaikan itu disebabkan suplai produk mewah tidak lancar hingga upaya produsen itu menaikkan harga untuk menekan penurunan penjualan produk mereka.
"Pandemi sudah mulai menurun di China dan negara-negara Asia-Pasifik juga melonggarkan isolasi wilayah," kata Guo Bin, kepala analisis industri ritel Pacific Securities Co. Dia mengungkapkan, kenaikan harga sebagai penolong agar perusahaan tetap bisa mendapatkan keuntungan besar.
Menurut Chanel, mereka meningkatkan harga produk tas ikonik dan beberapa barang berbahan kulit sekitar 5–17% di seluruh dunia. Mereka berdalih bahwa pandemi korona menyebabkan biaya untuk mendapatkan material bahan bakar semakin tinggi dan ketersediaannya juga terbatas. (Lihat videonya: Harga Tes Swab Akan Segera Dievaluasi)
"Penyesuaian (harga) dibuat untuk menjamin kita menghindari perbedaan harga yang berlebihan di antara negara-negara," demikian keterangan Chanel seperti dilansir Reuters.
Menaikkan harga produk brand juga memicu risiko. Di Beijing, Luna Xin, broker keuangan, mengungkapkan dia menyerah untuk membeli Chanel Classic Flap karena harganya melonjak tajam pada Kamis lalu, 14,5%. "Pada September lalu produk tersebut mencapai 39.000 yuan, kini harganya naik 10.000 yuan," katanya. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
tulis komentar anda