Bank Sentral Tengah Bikin Blueprint Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 23:48 WIB
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mengatakan bahwa BI sedang mengerjakan blueprint pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Hal ini dalam rangka mendukung Indonesia sebagai negara pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia.
"Kami mengembangkan blueprint itu dengan tetap berpegangan pada empat nilai atau prinsip utama ekonomi Islam, yaitu kepemilikan Allah SWT yang absolut, keadilan, kebersamaan, dan keberlanjutan," ujar Sugeng dalam High Level Seminar ISEF 2020 on Halal Lifestyle: "New Strategy and Business Model of Halal Business" di Jakarta, Jumat (2/10/2020). ( Baca juga:Jelang Akhir Tahun, Realisasi PEN Baru Capai Rp316 Triliun )
Dalam blueprint tersebut, ada tiga pilar penting yang akan dijalankan. Yang pertama adalah memperkuat ekonomi syariah dengan mendorong halal value chain, serta mengembangkan institusi dan infrastruktur yang mendukung. Pilar kedua adalah pendalaman pasar keuangan syariah. Pilar ketiga adalah memperkuat riset, edukasi, dan assessment.
"Perlu dibuat ekosistem halalnya juga. Untuk orang-orang, kami akan perkenalkan dan perkuat branding halalnya. Misalnya dari destinasi wisata ramah muslim, makanan halal itu bersih dan sehat, serta fashion," ucap Sugeng. ( Baca juga:Ini Dia Kartu Sakti agar BBM Subsidi buat Nelayan Tak Berceceran )
Dari segi proses, adalah adanya halal traceability, penukaran sumber daya halal, dan halal value chain yang dinamis. "BI juga akan membangun kerja sama dengan HEBITREN, sekolah boarding muslim, pesantren, dan UMKM syariah. Dari segi pendanaan, akan ada dana sukuk yang terhubung dengan waqaf, serta mendorong dana sosial dari donasi untuk menjadi lebih produktif," jelasnya.
Selain itu, BI juga memastikan adanya digital platform untuk ekonomi dan keuangan syariah ini. "Tentunya diisediakan digital platform dan data besar untuk sistem halal, juga adanya fintech berbasis syariah," tutur Sugeng.
"Kami mengembangkan blueprint itu dengan tetap berpegangan pada empat nilai atau prinsip utama ekonomi Islam, yaitu kepemilikan Allah SWT yang absolut, keadilan, kebersamaan, dan keberlanjutan," ujar Sugeng dalam High Level Seminar ISEF 2020 on Halal Lifestyle: "New Strategy and Business Model of Halal Business" di Jakarta, Jumat (2/10/2020). ( Baca juga:Jelang Akhir Tahun, Realisasi PEN Baru Capai Rp316 Triliun )
Dalam blueprint tersebut, ada tiga pilar penting yang akan dijalankan. Yang pertama adalah memperkuat ekonomi syariah dengan mendorong halal value chain, serta mengembangkan institusi dan infrastruktur yang mendukung. Pilar kedua adalah pendalaman pasar keuangan syariah. Pilar ketiga adalah memperkuat riset, edukasi, dan assessment.
"Perlu dibuat ekosistem halalnya juga. Untuk orang-orang, kami akan perkenalkan dan perkuat branding halalnya. Misalnya dari destinasi wisata ramah muslim, makanan halal itu bersih dan sehat, serta fashion," ucap Sugeng. ( Baca juga:Ini Dia Kartu Sakti agar BBM Subsidi buat Nelayan Tak Berceceran )
Dari segi proses, adalah adanya halal traceability, penukaran sumber daya halal, dan halal value chain yang dinamis. "BI juga akan membangun kerja sama dengan HEBITREN, sekolah boarding muslim, pesantren, dan UMKM syariah. Dari segi pendanaan, akan ada dana sukuk yang terhubung dengan waqaf, serta mendorong dana sosial dari donasi untuk menjadi lebih produktif," jelasnya.
Selain itu, BI juga memastikan adanya digital platform untuk ekonomi dan keuangan syariah ini. "Tentunya diisediakan digital platform dan data besar untuk sistem halal, juga adanya fintech berbasis syariah," tutur Sugeng.
(uka)
tulis komentar anda