Peluang Bisnis, Memanen Untung dari Hobi Berkebun dan Akik

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 09:18 WIB
"Kuncinya, pastikan sayuran dan buah-buahan hasil hidroponik di pasaran dalam keadaan segar. Hal ini dilakukan untuk memenangi persaingan bisnis hidroponik yang semakin ketat saat ini, atau kita gabung ke dalam komunitas hidroponik untuk lebih mengembangkan usaha," kata Herry.

Tidak hanya menekuni hobi hidroponik yang memiliki nilai investasi tinggi, memelihara ?pohon jati juga memiliki nilai investasi yang menggiurkannya. Seperti yang dilakoni Witjaksono, seorang peneliti ahli madya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Ada banyak alasan bagi Witjaksono memilih membudidayakan kayu jati jenis platinum sebagai alternatif investasi. Salah satunya kayu jati ini memiliki batang lurus dibanding jati biasa. Hasil yang didapat terbilang menggiurkan. Jika memiliki lahan 1.000 meter dan ditanami jati jenis platinum, maka dalam kurun waktu 10 tahun, satu tanaman bisa laku terjual Rp1 juta. Jika seluruh pohon dibeli akan mencapai Rp100 juta. Bila ditanam pada lahan 1 hektare, 10 tahun kemudian menjadi Rp1 miliar. (Baca juga: Ini Makanan yang Baik dan Tidak untuk Jantung)

Di beberapa tahun terakhir, investasi ini tengah marak di Indonesia. Alasannya, karena perawatannya yang sangat mudah. Langkah awal hanya membuat lubang untuk menanam bibit jati, lalu berikan sedikit tanah kompos, pupuk, dan kapur. "Hobi ini tidak harus dilakukan oleh orang khusus, semuanya bisa. Yang perlu diperhatikan hanya pada tahun pertama. Rumput di sekitar tanaman dipangkas secara rutin, paling tidak enam bulan sekali untuk memotong cabang," ucapnya.

Selain hobi berkebun, mengoleksi benda seperti batu akik juga sempat menjadi tren pada 2015 silam. Koleksi batu akik bisa dikategorikan seperti investasi di lukisan dan barang seni lainnya. Karena itu, batu akik ini tidak memiliki harga patokan seperti emas. Agar harga batu akik ini bernilai, maka seseorang harus memiliki komunitas. Bila tidak memiliki komunitas, maka barang tersebut tidak bernilai.

Narsen, salah satu anggota dari komunitas batu akik Akikers, mengaku bahwa untuk saat ini tren batu akik sudah tidak seramai tahun lalu. Namun, peminatnya masih ada. Sekarang batu akik yang menjadi incaran adalah batu akik dari Halmahera, Maluku, dan Kalimantan.

"Sekarang peminatnya banyak mencari batu yang berasal dari luar ketimbang batu lokal dari daerah Jawa Tengah sendiri, perbandingannya bisa 3:1," tambahnya. (Baca juga: Peneliti temukan Danau Air Asin di Planet Mars)

Karena banyak orang berburu batu akik, pendapatan dari penjualan batu akik saat ini hanya sekitar 50% dari biasanya. Kisaran harganya pun bervariasi, untuk batu akik plus cincin mulai dari Rp400.000 sampai Rp3.000.000. Dalam sebulan omzet dari bisnis ini hampir Rp20 juta.

"Untuk tiga bulan terakhir ini, kecubung ungu, batu kalimaya asal Banten, dan batu sungai dare dari Sumatera," sebut Narsen.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More