Cadangan Devisa Longsor USD1,8 Miliar pada September
Rabu, 07 Oktober 2020 - 10:43 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2020 sebesar USD135,2 miliar. Angka ini diklaim tetap tinggi meskipun menurun USD1,8 miliar dibandingkan posisi akhir Agustus 2020 yang sebesar USD137,0 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, penurunan cadangan devisa pada September 2020 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. (Baca juga: Mata Uang Garuda Terhempas Usai Keputusan Trump Tunda Stimulus )
"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi," katanya di Jakarta, Rabu (7/10/2020).
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. (Baca juga: Jalur Ekspor Impor Dipangkas, Biaya Makin Efisien )
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, penurunan cadangan devisa pada September 2020 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. (Baca juga: Mata Uang Garuda Terhempas Usai Keputusan Trump Tunda Stimulus )
"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi," katanya di Jakarta, Rabu (7/10/2020).
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. (Baca juga: Jalur Ekspor Impor Dipangkas, Biaya Makin Efisien )
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
(ind)
tulis komentar anda