Didorong Kebijakan Donald Trump, Rupiah Diramal Bakal Mengepal

Kamis, 08 Oktober 2020 - 09:03 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Penguatan mata uang garuda yang terjadi pada penutupan perdagangan kemarin, diprediksi akan terus berlanjut di pagi ini. Kemarin (7/10) kurs rupiah naik sebesar 25 poin ke poisisi 14.710.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah hari ini didorong oleh sentimen positif yang datang dari Amerika Serikat . Meskipun Trump menunda negosiasi paket stimulus, tapi Trump membuka perilisan stimulus parsial yang menyasar pekerja, industri penerbangan, dll. ( Baca juga:ADB Optimis UU Ciptaker Bisa Pulihkan Ekonomi Indonesia )

"Sentimen positif ini mendorong pelemahan dolar AS," kata Ariston di Jakarta, Kamis (8/10/2020).



Namun demikian, dia melanjutkan, pasar tetap mewaspadai dinamika seputar stimulus ini. Bila parsial stimulus yang diungkapkan Trump kembali terhambat, dolar AS akan menguat kembali. ( Baca juga:Dorong Hapus Presidential Threshold, Perludem Sebut Syarat Jadi Peserta Pemilu Sudah Berat )

Sementara, dari dalam negeri sendiri, pasar mungkin mewaspadai gejolak reaksi terhadap UU Cipta Kerja. Jika penolakan tak berkepanjangan dan tak menimbulkan kericuhan, maka mata uang garuda akan bertengger naik.

"Rupiah berpotensi menguat dengan kisaran 14.650-16.800," tukasnya.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More