Rupiah Sentuh Level Rp14.793 per USD, BI Sebut Masih Undervalue
Selasa, 13 Oktober 2020 - 20:38 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini berdasarkan JISDOR BI menyentuh level Rp14.793 per USD. Raihan tersebut menyusut apabila dibandingkan sesi awal pekan kemarin yakni Rp14.746/USD, meski begitu Bank Indonesia (BI) menyebutkan mata uang Garuda masih undervalue.
(Baca Juga: Demi Mata Uang Garuda, Bank Sentral Tahan Suku Bunga )
BI mencatat rupiah mengalami tren penguatan sepanjang bulan Oktober 2020 didorong kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik dipengaruhi meningkatnya likuiditas global. Ditambah tetap terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik.
Dengan perkembangan ini, Rupiah masih undervalue. Adapun sampai dengan 12 Oktober 2020 mencatat depresiasi sekitar 5,56% dibandingkan dengan level akhir 2019.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang penguatan nilai tukar Rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued," kata Perry dalam video virtual, Selasa (13/10/2020).
(Baca Juga: Demo Lanjutan UU Cipta Kerja Bikin Rupiah Nelangsa )
Dia melanjutkan defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar.
"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," tandasnya.
(Baca Juga: Demi Mata Uang Garuda, Bank Sentral Tahan Suku Bunga )
BI mencatat rupiah mengalami tren penguatan sepanjang bulan Oktober 2020 didorong kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik dipengaruhi meningkatnya likuiditas global. Ditambah tetap terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik.
Dengan perkembangan ini, Rupiah masih undervalue. Adapun sampai dengan 12 Oktober 2020 mencatat depresiasi sekitar 5,56% dibandingkan dengan level akhir 2019.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang penguatan nilai tukar Rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued," kata Perry dalam video virtual, Selasa (13/10/2020).
(Baca Juga: Demo Lanjutan UU Cipta Kerja Bikin Rupiah Nelangsa )
Dia melanjutkan defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar.
"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda