Pasar Saham Global Terus Dihantui Pandemi, Investor Lebih Hati-hati
Jum'at, 16 Oktober 2020 - 11:35 WIB
JAKARTA - Kondisi pasar saham global masih terus mengalami tekanan akibat adanya pandemi Covid-19 . Oleh sebab itu, para investor diminta untuk lebih berhati-hati dalam memantau pergerakan saham.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, virus corona masih terus menghantui pasar saham global. Hingga kini, tak ada yang bisa memprediksi wabah tersebut berakhir dan mengakhiri tekanan di bursa saham.
(
)
"Kalau kita lihat dalam beberapa bulan terakhir penyebaran virus masih terus menghantui pasar modal," kata Reza dalam acara Market Opening di IDX Channel, Jumat (16/10/2020).
Menurut dia, pelaku pasar akan lebih hati-hati dalam membelanjakan uangnya untuk membeli saham. Sebab, mereka akan menunggu vaksin Covid-19 yang diprediksi akan tersedia pada akhir tahun ini. "Pelaku pasar melihat upaya menyelamatkan masyarakat dari virus corona dengan vaksin dan adanya pemulihan ekonomi," ujarnya.
( )
Selain itu, investor juga menunggu adanya stimulus pemulihan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donal Trump. Namun, itu sepertinya akan memakan waktu lama karena membutuhkan persetujuan dari beberapa pihak. "Untuk menggolkan stimulus itu tidak mudah karena harus dapatkan persetujuan dari beberapa pihak," katanya.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, virus corona masih terus menghantui pasar saham global. Hingga kini, tak ada yang bisa memprediksi wabah tersebut berakhir dan mengakhiri tekanan di bursa saham.
(
Baca Juga
"Kalau kita lihat dalam beberapa bulan terakhir penyebaran virus masih terus menghantui pasar modal," kata Reza dalam acara Market Opening di IDX Channel, Jumat (16/10/2020).
Menurut dia, pelaku pasar akan lebih hati-hati dalam membelanjakan uangnya untuk membeli saham. Sebab, mereka akan menunggu vaksin Covid-19 yang diprediksi akan tersedia pada akhir tahun ini. "Pelaku pasar melihat upaya menyelamatkan masyarakat dari virus corona dengan vaksin dan adanya pemulihan ekonomi," ujarnya.
( )
Selain itu, investor juga menunggu adanya stimulus pemulihan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donal Trump. Namun, itu sepertinya akan memakan waktu lama karena membutuhkan persetujuan dari beberapa pihak. "Untuk menggolkan stimulus itu tidak mudah karena harus dapatkan persetujuan dari beberapa pihak," katanya.
(ind)
tulis komentar anda