Pengusaha Mal Engga Mau Kalah Sama Lapak Online, Manusia itu Makhluk Sosial Katanya
Jum'at, 16 Oktober 2020 - 19:54 WIB
JAKARTA - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mempunyai acara agar ritel offline ini bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. Hal itu dikarenakan dalam pandemi ini, ritel online pun semakin masif berkembang.
(Baca Juga: Jeritan Pilu Pengusaha Mal: Masyarakat Ogah Nongki-Nongki Lagi )
Hal itu diungkapan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja. Menurutnya ritel offline masih memiliki nilai khusus bagi masyarakat, yang memang tetap membutuhkan interaksi sosial satu sama lain.
"Jadi, bagaimanapun seseorang tidak akan bisa terus-menerus bergantung penuh pada sistem online. Dari sisi customer itu kan manusia, makhluk sosial yang punya naluri untuk interaksi secara langsung," ujar dia dalam diskusi virtual, Jumat (16/10/2020).
Kemudian lanjut dia, cara lain agar masyarakat berkunjung lebih lama ke mal yakni mengubah konsep bukan lagi fungsi utamanya sebagai pusat belanja. Melainkan harus menyertakan fungsi lainnya.
(Baca Juga: PSBB Dilonggarkan, Pengunjung Mal Diprediksi Ramai Awal November )
Misalnya, tutur dia, seperti di Singapura dan Hong Kong yang menjadikan mal atau pusat perbelanjaan sebagai hubungan koneksi dengan transportasi umum atau hunian.
"Maka itu tergantung kreativitas masing-masing pengelola mal untuk membuat fungsi baru. Sehingga masyarakat punya pilihan alternatif yang beda dari sekedar dunia maya," tandas dia.
(Baca Juga: Jeritan Pilu Pengusaha Mal: Masyarakat Ogah Nongki-Nongki Lagi )
Hal itu diungkapan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja. Menurutnya ritel offline masih memiliki nilai khusus bagi masyarakat, yang memang tetap membutuhkan interaksi sosial satu sama lain.
"Jadi, bagaimanapun seseorang tidak akan bisa terus-menerus bergantung penuh pada sistem online. Dari sisi customer itu kan manusia, makhluk sosial yang punya naluri untuk interaksi secara langsung," ujar dia dalam diskusi virtual, Jumat (16/10/2020).
Kemudian lanjut dia, cara lain agar masyarakat berkunjung lebih lama ke mal yakni mengubah konsep bukan lagi fungsi utamanya sebagai pusat belanja. Melainkan harus menyertakan fungsi lainnya.
(Baca Juga: PSBB Dilonggarkan, Pengunjung Mal Diprediksi Ramai Awal November )
Misalnya, tutur dia, seperti di Singapura dan Hong Kong yang menjadikan mal atau pusat perbelanjaan sebagai hubungan koneksi dengan transportasi umum atau hunian.
"Maka itu tergantung kreativitas masing-masing pengelola mal untuk membuat fungsi baru. Sehingga masyarakat punya pilihan alternatif yang beda dari sekedar dunia maya," tandas dia.
(akr)
tulis komentar anda