Cek di Sini! 9 Sentimen Ini Bikin IHSG Goyang Pekan Depan
Minggu, 18 Oktober 2020 - 20:25 WIB
Pemimpin Partai Republik dan Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan tidak mengharapkan kesepakatan stimulus Fiskal akan dicapai menjelang pemilihan 3 November selama Pelosi terlibat. Presiden Donald Trump dikabarkan bersedia untuk meningkatkan paket stimulus fiskal USD1,8 triliun untuk mencapai kesepakatan bantuan Covid-19 dengan Partai Demokrat di Kongres. Tetapi gagasan itu ditolak rekannya dari Partai Republik Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell. Nampaknya ditengah harapan stimulus Fiskal AS, akan sangat sulit mencapai kesepakatan menjelang pemilu AS di 3 November 2020.
5. Kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, diperkirakan akan menang pemilihan presiden di 3 November 2020.
Beberapa jajak pendapat menempatkan Biden memimpin atas kandidat dari Partai Republik Donald Trump. Kemenangan ini akan mendorong paket stimulus ekonomi yang lebih besar dan mengurangi potensi perang dagang dengan China. Selain itu pajak perusahaan di AS juga di perkirakan akan naik. Hal ini mendorong USD lebih lemah dan akan positif bagi pasar Emerging Market termasuk Indonesia.
6. Kekhawatiran Wave kedua virus korona terus meningkat karena infeksi melonjak di beberapa wilayah Eropa.
Pemerintah Prancis mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat, karena terjadi kenaikan rawat inap akibat Covid-19 atas ambang batas 9.100 untuk pertama kalinya sejak 25 Juni. Inggris mengumumkan langkah-langkah ketat untuk mengurangi penyebaran Pandemi Covid 19 di London. Hal ini membuat Inggris mendekati penguncian nasional kedua. Ancaman Wave 2 Covid 19 akan menjadi sentimen negatif yang di perhatikan pelaku pasar di pekan depan.
7. Pasar saham dunia memasuki periode laporan keuangan kuartal ke 3.
Amerika Serikat mempimpin pengumuman kinerja emiten kuartal ketiga dari awal minggu ini. Menurut data Refinitiv dari 49 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan ada 86% melewati perkiraan para analis. Pelonggaran lockdown yang terjadi telah mendorong banyak emiten membukukan kinerja yang baik. Di Indonesia diperkirakan kinerja Emiten akan tumbuh positif di kuartal ke 3 tahun 2020 akibat banyaknya upaya dari Otoritas Pasar Modal dan pemerintah. Diperkirakan kinerja emiten akan lebih baik daripada kuartal 2 2020 dan juga akan lebih baik dari kuartal ke 1 2020.
8. Komentar Bank Dunia tentang Omnibus Law UU Cipta Kerja sangat positif.
Bank Dunia menilai UU sapu jagat ini merupakan upaya konkret pemerintah Indonesia melakukan reformasi besar-besaran di sektor Bisnis. Aturan ini akan menjadikan Indonesia lebih berdaya saing dan mendukung aspirasi jangka panjang bangsa untuk menjadi masyarakat yang sejahtera.
tulis komentar anda