Pasar Modal Indonesia Tahun 2020: Dibuka dengan Optimisme, Dihantam Covid-19
Senin, 19 Oktober 2020 - 10:53 WIB
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan bahwa pasar modal Indonesia tahun 2020 diawali dengan rasa optimisme untuk meningkatan indeks harga saham gabungan (IHSG) . Namun, hal ini tidak bisa bertahan lama karena pasar modal turut terhantam pandemi Covid-19 . ( Baca juga:Pengusaha Bakal Berlomba-lomba Tangkap Dana Rp20,5 Triliun di Pasar Modal )
Wimboh mengatakan, optimisme muncul pada awal tahun 2020 dimulai ketika meredanya trade war atau perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS). Namun, pada tahun ini juga tanpa diduga Indonesia mempunyai tamu tidak diundang yang disebut Covid-19.
"Pada saat itu indeks kita mencapai 6.355. Saya ingat itu 14 Januari 2020 lalu, namun ternyata dengan hadirnya Covid maka terpengaruh. Indeks kita pernah turun di bawah 4.000 yakni persisnya 3.937," ujar Wimboh dalam acara Capital Market Summit And Expo 2020, Senin (19/10/2020).
Wimboh menambahkan, menurunnya IHSG karena dipengaruhi sentimen negatif dari para investor asing yang meninggalkan sementara investasinya di pasar modal Indonesia. Dia menyebut seluruh komponen bangsa berupaya keras agar dampak ini tidak terlalu dalam terjadi di pasar modal.
"Tidak kecuali OJK dengan melakukan berbagai kebijakan agar sentimen positif kembali bangkit terhadap pasar modal kita sehingga seluruh komponen bangsa ini, terutama pemangku kepentingan melakukan upaya yang sangat-sangat luar biasa yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya. Kita melakukan kebijakan yang kita sebut extraordinary untuk memitigasi jangan sampai ini terlalu berlanjut," kata dia.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2020 yang berasal dari Perppu nomor 1 Tahun 2020, pemerintah dan stakeholder terkait melakukan upaya untuk menyelamatkan pasar modal Indonesia. Secara garis besar harus menjaga pasar modal Indonesia lebih dalam lagi supaya bisa lebih resilience ke depan. ( Baca juga:Alhamdulillah, Rp890 Miliar Kenaikan Dana BOS Madrasah dan Pesantren Cair )
"Kita cukup bangga bahwa kita akhirnya bisa menahan penurunan IHSG dan membawa kembali kepercayaan investor menjadi lebih baik lagi, bahkan indeks kita sekarang sudah di atas 5.000 kembali. Insya Allah kita yakin ini akan kembali normal sejalan dengan perbaikan ekonomi kita ke depan," ucapnya.
Wimboh mengatakan, optimisme muncul pada awal tahun 2020 dimulai ketika meredanya trade war atau perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS). Namun, pada tahun ini juga tanpa diduga Indonesia mempunyai tamu tidak diundang yang disebut Covid-19.
"Pada saat itu indeks kita mencapai 6.355. Saya ingat itu 14 Januari 2020 lalu, namun ternyata dengan hadirnya Covid maka terpengaruh. Indeks kita pernah turun di bawah 4.000 yakni persisnya 3.937," ujar Wimboh dalam acara Capital Market Summit And Expo 2020, Senin (19/10/2020).
Wimboh menambahkan, menurunnya IHSG karena dipengaruhi sentimen negatif dari para investor asing yang meninggalkan sementara investasinya di pasar modal Indonesia. Dia menyebut seluruh komponen bangsa berupaya keras agar dampak ini tidak terlalu dalam terjadi di pasar modal.
"Tidak kecuali OJK dengan melakukan berbagai kebijakan agar sentimen positif kembali bangkit terhadap pasar modal kita sehingga seluruh komponen bangsa ini, terutama pemangku kepentingan melakukan upaya yang sangat-sangat luar biasa yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya. Kita melakukan kebijakan yang kita sebut extraordinary untuk memitigasi jangan sampai ini terlalu berlanjut," kata dia.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2020 yang berasal dari Perppu nomor 1 Tahun 2020, pemerintah dan stakeholder terkait melakukan upaya untuk menyelamatkan pasar modal Indonesia. Secara garis besar harus menjaga pasar modal Indonesia lebih dalam lagi supaya bisa lebih resilience ke depan. ( Baca juga:Alhamdulillah, Rp890 Miliar Kenaikan Dana BOS Madrasah dan Pesantren Cair )
"Kita cukup bangga bahwa kita akhirnya bisa menahan penurunan IHSG dan membawa kembali kepercayaan investor menjadi lebih baik lagi, bahkan indeks kita sekarang sudah di atas 5.000 kembali. Insya Allah kita yakin ini akan kembali normal sejalan dengan perbaikan ekonomi kita ke depan," ucapnya.
(uka)
tulis komentar anda