Berniat Membangun Rumah, Jangan Takut Gunakan Jasa Arsitek
Rabu, 21 Oktober 2020 - 12:15 WIB
JAKARTA - Rumah adalah investasi jangka panjang yang bernilai tinggi sehingga merancang dan membangun rumah tidak boleh asal-asalan. Karena itu, menggunakan jasa arsitek adalah solusi tepat mewujudkan hunian idaman.
Jasa arsitek sangat dibutuhkan guna membantu pemilik rumah mewujudkan desain rumah sesuai keinginan. Namun ternyata, masih banyak masyarakat yang belum berani menggunakan jasa arsitek karena tidak mengetahui dengan pasti biaya jasa arsitek. (Baca: Pentingnya Mengajarkan Anak Menjaga Lisan)
Mayoritas arsitek biasanya menawarkan jasanya dalam bentuk desain gambar. Dari desain gambar tersebut, mereka menawarkan harga jasanya dengan berbagai metode, salah satunya hitungan per meter persegi. Dari hitungan inilah arsitek membuat tarif jasanya.
Misalnya, jika seorang arsitek mendesain sebuah rumah , setelah desainnya jadi, maka dapat diketahui bahwa luas bangunan rumahnya mencapai 200 meter persegi. Maka, hitungan tarifnya adalah luas bangunan dikalikan dengan harga patokan per meter yang ditentukan oleh arsitek. Untuk besaran patokan per meter dari arsitek sendiri sangat bervariatif mulai Rp100.000 hingga Rp200.000 per meter persegi.
"Kalau mahal enggaknya relatif, kebanyakan orang melihat kalau pakai arsitek mahal. Tapi di kemudian hari ternyata jauh lebih murah, karena kita menghindari hal-hal yang bisa terjadi kalau enggak pakai arsitek," kata arsitek Andesita Oki.
Contoh masalah yang akan dihadapi jika tidak menggunakan arsitek, antara lain flow ruangan menjadi tidak sedap dipandang hingga pembangunan harus diulang. (Baca juga: Dunia Pendidikan Indonesia Belum Memiliki Peta Jalan yang Jelas)
Adesita mengaku bahwa setiap arsitek memiliki harga yang berbeda-beda. "Kalau sudah ngomongin masalah bujet, setiap arsitek punya rate sendiri-sendiri. Saya pasti mengacu pada ikatan arsitek itu sendiri, normalnya arsitek," tambahnya.
Semakin luas tanah dan bangunan yang akan dirancang, maka semakin mahal pula biaya yang Anda keluarkan. "Menghitung bayaran arsitek itu dari luasan bangunannya. Murah meriah kok. Soalnya, setiap arsitek itu beda-beda sih, itu tadi seperti saya bilang, kelihatannya mahal di awal, kita menghindari efek-efek kalau nantinya kita enggak pakai desainer," jelasnya.
Lalu, selain tanah dan bangunan, apa saja yang membuat arsitek masuk dalam daftar pekerjaan dengan bayaran termahal? Salah satunya, ide adalah hal yang membuat karya arsitek dianggap mahal. "Selain ide, pengetahuan arsitek itu sendiri. Yang penting si pemilik rumah puas dengan rancangannya. Kalau hitungannya per meter persegi Rp100.000 hingga Rp200.000, kalau ditotal ada yang mencapai Rp10 juta, tetapi semua masih bisa dibicarakan lagi sama arsiteknya," tegasnya. (Baca juga: Liburan Aman dan Nyaman di Masa Pandemi)
Jasa arsitek sangat dibutuhkan guna membantu pemilik rumah mewujudkan desain rumah sesuai keinginan. Namun ternyata, masih banyak masyarakat yang belum berani menggunakan jasa arsitek karena tidak mengetahui dengan pasti biaya jasa arsitek. (Baca: Pentingnya Mengajarkan Anak Menjaga Lisan)
Mayoritas arsitek biasanya menawarkan jasanya dalam bentuk desain gambar. Dari desain gambar tersebut, mereka menawarkan harga jasanya dengan berbagai metode, salah satunya hitungan per meter persegi. Dari hitungan inilah arsitek membuat tarif jasanya.
Misalnya, jika seorang arsitek mendesain sebuah rumah , setelah desainnya jadi, maka dapat diketahui bahwa luas bangunan rumahnya mencapai 200 meter persegi. Maka, hitungan tarifnya adalah luas bangunan dikalikan dengan harga patokan per meter yang ditentukan oleh arsitek. Untuk besaran patokan per meter dari arsitek sendiri sangat bervariatif mulai Rp100.000 hingga Rp200.000 per meter persegi.
"Kalau mahal enggaknya relatif, kebanyakan orang melihat kalau pakai arsitek mahal. Tapi di kemudian hari ternyata jauh lebih murah, karena kita menghindari hal-hal yang bisa terjadi kalau enggak pakai arsitek," kata arsitek Andesita Oki.
Contoh masalah yang akan dihadapi jika tidak menggunakan arsitek, antara lain flow ruangan menjadi tidak sedap dipandang hingga pembangunan harus diulang. (Baca juga: Dunia Pendidikan Indonesia Belum Memiliki Peta Jalan yang Jelas)
Adesita mengaku bahwa setiap arsitek memiliki harga yang berbeda-beda. "Kalau sudah ngomongin masalah bujet, setiap arsitek punya rate sendiri-sendiri. Saya pasti mengacu pada ikatan arsitek itu sendiri, normalnya arsitek," tambahnya.
Semakin luas tanah dan bangunan yang akan dirancang, maka semakin mahal pula biaya yang Anda keluarkan. "Menghitung bayaran arsitek itu dari luasan bangunannya. Murah meriah kok. Soalnya, setiap arsitek itu beda-beda sih, itu tadi seperti saya bilang, kelihatannya mahal di awal, kita menghindari efek-efek kalau nantinya kita enggak pakai desainer," jelasnya.
Lalu, selain tanah dan bangunan, apa saja yang membuat arsitek masuk dalam daftar pekerjaan dengan bayaran termahal? Salah satunya, ide adalah hal yang membuat karya arsitek dianggap mahal. "Selain ide, pengetahuan arsitek itu sendiri. Yang penting si pemilik rumah puas dengan rancangannya. Kalau hitungannya per meter persegi Rp100.000 hingga Rp200.000, kalau ditotal ada yang mencapai Rp10 juta, tetapi semua masih bisa dibicarakan lagi sama arsiteknya," tegasnya. (Baca juga: Liburan Aman dan Nyaman di Masa Pandemi)
tulis komentar anda