SDM Pertanian Ditingkatkan, Wali Kota Mataram Optimistis Kemiskinan Turun
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 00:01 WIB
JAKARTA - Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dengan memaksimalkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) disambut positif di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Peningkatan SDM diyakini bisa membantu menurunkan kemiskinan. Wali Kota Mataram Ahyar Abduh mengatakan, tingkat kemiskinan akan turun drastis jika kesejahteraan petani terus ditingkatkan. Hal itu disampaikan Ahyar saat Launching Model BPP Kostratani Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Menurutnya, 49% penduduk NTB bergantung pada sektor pertanian, namun di sisi lain angka kemiskinan begitu tinggi.
"Jika kita ingin menurunkan angka kemiskinan, kita harus memberikan perhatian sungguh-sungguh kepada petani. Peningkatan kesejahteraan petani dan penyuluh kita melalui perbaikan infrastruktur dan SDM tentu akan berkontribusi dalam mengentaskan angka kemiskinan. Saya jamin angka kemiskinan turun kalau petani sejahtera," kata Ahyar dalam keterangan tertulis, Kamis (22/10/2020).
(Infografis: Kokoh Saat Pandemi Covid-19, Waktunya Berpaling ke Sektor Pertanian)
Sebagai ibu kota provinsi, Kota Mataram harus berkejaran dengan pesatnya pembangunan. Tak mau lahan pertanian tergusur, Ahyar mengaku menerbitkan peraturan dalam revisi tata ruang Mataram mengenai lahan pertanian abadi seluas 1.500 hektare.
"Tujuannya agar lahan pertanian kita tidak habis tergerus pembangunan. Lahan pertanian pangan berkelanjutan itu tidak bisa diotak-atik. Saya bangga dengan petani kita meski lahannya sempit, tingkat kualitas dan kuantitas pertanian kita begitu tinggi," paparnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengapresiasi komitmen Wali Kota Mataram atas lahan pertanian abadi yang telah ditetapkan di wilayah yang dipimpinnya. Dia menyebut ada tiga faktor yang melesatkan peningkatan produktivitas pertanian. Pertama, sarana prasarana dan inovasi teknologi. "Sarana prasarana dan inovasi teknologi menopang kurang lebih 25% produktivitas pertanian," ungkapnya.
Kedua adalah komitmen pemerintah daerah melalui peraturan-peraturan pertanian. Bahkan, faktor kedua ini dapat berkontribusi sekitar 25% terhadap peningkatan produktivitas pertanian.
Namun, kata Dedi, ada faktor yang lebih besar untuk meningkatkan peoduktivitas pertanian. Hal itu tak lain adalah SDM pertanian. "Siapakah SDM pertanian, tidak lain tidak bukan adalah petani dan penyuluh. Maka, kostratani ini adalah upaya kami meningkatkan SDM petani dan penyuluh yang berorientasi pada tujuan pembangunan pertanian, yakni peningkatan peoduktivitas dalam rangka ketahanan pangan nasional," papar Dedi.
Peningkatan SDM diyakini bisa membantu menurunkan kemiskinan. Wali Kota Mataram Ahyar Abduh mengatakan, tingkat kemiskinan akan turun drastis jika kesejahteraan petani terus ditingkatkan. Hal itu disampaikan Ahyar saat Launching Model BPP Kostratani Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Menurutnya, 49% penduduk NTB bergantung pada sektor pertanian, namun di sisi lain angka kemiskinan begitu tinggi.
"Jika kita ingin menurunkan angka kemiskinan, kita harus memberikan perhatian sungguh-sungguh kepada petani. Peningkatan kesejahteraan petani dan penyuluh kita melalui perbaikan infrastruktur dan SDM tentu akan berkontribusi dalam mengentaskan angka kemiskinan. Saya jamin angka kemiskinan turun kalau petani sejahtera," kata Ahyar dalam keterangan tertulis, Kamis (22/10/2020).
(Infografis: Kokoh Saat Pandemi Covid-19, Waktunya Berpaling ke Sektor Pertanian)
Sebagai ibu kota provinsi, Kota Mataram harus berkejaran dengan pesatnya pembangunan. Tak mau lahan pertanian tergusur, Ahyar mengaku menerbitkan peraturan dalam revisi tata ruang Mataram mengenai lahan pertanian abadi seluas 1.500 hektare.
"Tujuannya agar lahan pertanian kita tidak habis tergerus pembangunan. Lahan pertanian pangan berkelanjutan itu tidak bisa diotak-atik. Saya bangga dengan petani kita meski lahannya sempit, tingkat kualitas dan kuantitas pertanian kita begitu tinggi," paparnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengapresiasi komitmen Wali Kota Mataram atas lahan pertanian abadi yang telah ditetapkan di wilayah yang dipimpinnya. Dia menyebut ada tiga faktor yang melesatkan peningkatan produktivitas pertanian. Pertama, sarana prasarana dan inovasi teknologi. "Sarana prasarana dan inovasi teknologi menopang kurang lebih 25% produktivitas pertanian," ungkapnya.
Kedua adalah komitmen pemerintah daerah melalui peraturan-peraturan pertanian. Bahkan, faktor kedua ini dapat berkontribusi sekitar 25% terhadap peningkatan produktivitas pertanian.
Namun, kata Dedi, ada faktor yang lebih besar untuk meningkatkan peoduktivitas pertanian. Hal itu tak lain adalah SDM pertanian. "Siapakah SDM pertanian, tidak lain tidak bukan adalah petani dan penyuluh. Maka, kostratani ini adalah upaya kami meningkatkan SDM petani dan penyuluh yang berorientasi pada tujuan pembangunan pertanian, yakni peningkatan peoduktivitas dalam rangka ketahanan pangan nasional," papar Dedi.
tulis komentar anda