Belanja Konsumen Muslim Capai USD3,2 Triliun, Wapres: Indonesia Harus Rebut Peluang

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 14:43 WIB
Ilustrasi konsumen muslim. Foto/Dok SINDOphoto/Eko Purwanto
JAKARTA - Pasar halal global kian menjanjikan. Dengan perkiraan penduduk muslim yang akan mencapai 2,2 miliar jiwa pada 2030, perekonomian pasar industri halal global akan terus meningkat pesat.

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan, permintaan produk halal oleh konsumen muslim global terus mangalami peningkatan setiap tahunnya.

Melansir data dari the State of Global Islamic Economy Report 2019/2020, potensi pengeluaran atau belanja konsumen muslim dunia untuk makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, halal lifestyle, serta farmasi halal mencapai USD2,2 triliun pada tahun 2018, dan diproyeksikan akan mencapai USD3,2 triliun pada tahun 2024.



"Ini merupakan potensi yang sangat besar yang harus dimanfaatkan peluangnya oleh Indonesia. (Caranya) dengan memenuhi kebutuhan global melalui ekspor produk halal dari Indonesia," ujarnya dalam Webinar Strategis Nasional bertajuk "Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia", Sabtu (24/11/2020).

( )

Wapres mengungkapkan, pasar halal global saat ini tidak hanya diminati oleh negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi juga negara berpenduduk non-muslim. Demikian halnya dengan pemain atau produsen dari produk halal juga banyak berkembang di negara-negara non-muslim.

Berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019, Brazil merupakan eksportir produk makanan dan minuman halal nomor satu di dunia dengan nilai USD5,5 miliar yang disusul oleh Australia dengan nilai USD2,4 miliar.

RI sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia tentunya tak boleh ketinggalan bahkan semestinya bisa menjadi yang terdepan. Ma'ruf Amin menyebut ada beberapa langkah strategis agar Indonesia bisa menjadi produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia.

"Pertama, menguatkan industri produk halal melalui pembentukan kawasan-kawasan industri halal maupun zona-zona halal di dalam kawasan industri yang sudah ada," ungkapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More