Pemerintah Belum Putuskan Beli Vaksin Covid-19 dari Inggris
Rabu, 28 Oktober 2020 - 08:19 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pembatalan pembelian vaksin Covid-19 dari Astra Zeneca tidak benar. Hingga saat ini, kata Airlangga, pemerintah belum memutuskan untuk membeli vaksin tersebut.
"Berita tersebut tidak sepenuhnya benar karena belum diputuskan," kata Airlangga dalam media briefing yang disiarkan via Youtube BNPB, Selasa (27/10/2020).
( )
Dia menjelaskan, Astra Zeneca menjadi salah satu kandidat karena harganya mendekati harga publik. Namun, vaksin asal Inggris itu baru tersedia pada kuartal kedua tahun 2021.
"Oleh karena itu arahan Bapak Presiden tentu terhadap vaksin-vaksin seperti Astrazeneca, Novavax, dan yang lain itu tetap dikaji dan tentunya nanti dilihat sesuai dengan kebutuhan yang ada di Indonesia," jelasnya.
Dia menambahkan, pemerintah juga akan melihat kerja sama ke depan mengenai vaksin-vaksin tersebut seperti vaksin Merah Putih, yang diproduksi oleh Bio Farma.
"Jadi termasuk yang Sinovac akan diproduksi juga di Biofarma dan yang lain, sehingga dengan demikian tentu ada scalability-nya yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas pabrik yang ada," tambahnya.
"Berita tersebut tidak sepenuhnya benar karena belum diputuskan," kata Airlangga dalam media briefing yang disiarkan via Youtube BNPB, Selasa (27/10/2020).
( )
Dia menjelaskan, Astra Zeneca menjadi salah satu kandidat karena harganya mendekati harga publik. Namun, vaksin asal Inggris itu baru tersedia pada kuartal kedua tahun 2021.
"Oleh karena itu arahan Bapak Presiden tentu terhadap vaksin-vaksin seperti Astrazeneca, Novavax, dan yang lain itu tetap dikaji dan tentunya nanti dilihat sesuai dengan kebutuhan yang ada di Indonesia," jelasnya.
Dia menambahkan, pemerintah juga akan melihat kerja sama ke depan mengenai vaksin-vaksin tersebut seperti vaksin Merah Putih, yang diproduksi oleh Bio Farma.
"Jadi termasuk yang Sinovac akan diproduksi juga di Biofarma dan yang lain, sehingga dengan demikian tentu ada scalability-nya yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas pabrik yang ada," tambahnya.
(ind)
tulis komentar anda