BRG Dukung Milenial Dorong Nilai Produk dari Industri Sekitar Gambut

Kamis, 29 Oktober 2020 - 21:00 WIB
Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Youth Peatland Conference 2020 ditutup dengan membahas Peran Pemuda dalam Restorasi Gambut. Foto/dok
JAKARTA - Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Youth Peatland Conference 2020 ditutup dengan membahas Peran Pemuda dalam Restorasi Gambut. Akademisi dan praktisi mengatakan pemuda perlu mengambil peran penting, seperti meningkatkan kesadaran dan memperbanyak diskusi melalui media sosial atau forum pemuda lainnya.

Peran pemuda, menurut Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG) Myrna A. Safitri telah menjadi perhatian khusus. BRG, kata dia, merekrut para pemuda untuk terlibat dalam kegiatan restorasi gambut. Salah satunya menjadi fasilitator desa di tujuh provinsi.

“Fasilitator desa ini untuk ditempatkan di lokasi restorasi atau desa terdampak dan diberi kesempatan bekerja dengan warga,” kata Myrna dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (29/10/2020).

Myrna mengatakan, BRG memiliki sejumlah program untuk mendukung aktivitas generasi muda, diantaranya, pelatihan pengembangan dan peningkatan nilai produk dari industri rumah tangga di sekitar gambut, ekonomi kreatif berupa produk fashion yang dihasilkan dari pewarna alami di Kalimantan Selatan, serta mendukung para peneliti muda untuk menggelar riset.



Selain memberi kepercayaan kepada para pemuda, BRG juga menggandeng para perempuan. Menurut Myrna, perempuan mampu mendukung kesejahteraan keluarga dengan baik.

“Para perempuan diberi pelatihan untuk menghasilkan, mengemas dan memasarkan produk gambut di Marketplace. 20% peserta yang berpartisipasi dalam program bantuan ekonomi adalah perempuan,” kata dia.

Sementara itu, Executive Chairman Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, Fitrian Ardiansyah berpendapat generasi muda perlu ikut serta dalam mengangkat kesejahteraan petani dan membantu meningkatkan nilai jual produk yang dihasilkan.

Fitrian mengatakan, generasi muda perlu membuat strategi dan memiliki modal yang cukup. “Kalau tidak ada good bugdet, kita tidak punya orang di lapangan,” kata Fitrian.

Dia menyontohkan, gerakan untuk mendukung petani di area gambut dilakukan oleh berbagai produk. Seorang pemuda di Kalimantan Barat, Dede Purwansyah tidak hanya mengembangkan madu tapi juga mencari jalan untuk memasarkannya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More