Marwan Jafar Minta Pertamina Pentingkan Tugas Sosial dengan Turunkan Harga BBM
Jum'at, 08 Mei 2020 - 23:36 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marwan Jafar mendesak Pertamina untuk segera menurunkan harga eceran sejumlah jenis bahan bakar minyak (BBM) untuk meringankan beban rakyat kecil di saat pandemi Covid-19.
Marwan meminta Pertamina mengedepankan tugas sosial yang diamanatkan undang-undang ketimbang mementingkan sisi bisnis dengan tetap mempertahankan tingkat harga BBM di seperti sekarang.
"Pertamina harus mengedepankan tugas sosial seperti diamanatkan undang-undang, jangan hanya lebih mementingkan sisi bisnis," tandas Marwan Jafar kepada awak media di Jakarta, Jumat (8/5/2020).
Mantan Ketua Fraksi PKB ini menambahkan, desakan untuk menurunkan harga BBM tersebut telah banyak dikemukakan oleh berbagai pihak, mulai dari pengamat perminyakan hingga aktivis keagamaan. Desakan tersebut juga dibahas secara teknis rinci sampai dengan nurani publik.
Desakan menurunkan harga BBM juga tidak lepas dari kondisi negara lain, yang sama-sama mengalami imbas Covid-19 dan turunnya harga minyak dunia. Dimana sejumlah negara kawasan telah menurunkan harga BBM seiring jatuhnya harga minyak dunia akibat melimpahnya pasokan di pasaran.
"Belum lagi ditambah dengan sinyalemen bahwa selisih harga penjualan Pertamax tidak dimasukkan ke kas negara. Jika itu benar, kemana larinya uang itu? Ini harus dibuka secara transparan supaya tidak menimbulkan berbagai macam pertanyaan di tengah-tengah masyarakat," kata Marwan.
Ia menambahkan, sudah saatnya Pertamina dikelola secara modern, profesional, dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahan minyak dan gas negara-negara lain yang lebih dulu maju alias mampu berkompetisi pada tataran global, dan tentu saja dibarengi dengan kepedulian sosial yang tinggi.
Lanjut Marwan, Pertamina harus dikelola oleh orang-orang yang kompeten dan mempunyai kepedulian sosial tingggi. Bukan orang-orang yang diotaknya hanya mementingkan profit semata. Ini perusahaan negara, bukan perusahaan privat.
"Fakta sosial juga menunjukkan banyak warga melaporkan tetap susah buat mendapatkan harga BBM di sejumlah pom bensin, khususnya Pertamax yang kata Pertamina sudah didiskon 30% untuk pembayaran cashback nontunai. Masyarakat tahunya hanya harga BBM turun atau naik, bukan diskon harga dengan tambahan syarat dan ketentuan yang berlaku," tandas Marwan.
Pertamina agar jangan diam-diam tetap mementingkan terus sisi keuntungan bisnis dan tak peduli kesulitan rakyat yang dipaksa tetap membeli mahalnya harga eceran BBM.
Ia menambahkan, selain model diskon, sebelumnya Pertamina juga hanya memberikan cashback promo ke komunitas ojek online. Sementara banyak warga masyarakat yang lain, buat transportasi sehari-hari ke pasar, ke lahan, para sopir angkutan barang dan lain-lain tetap membeli BBM yang tidak turun-turun harganya.
"Berhentilah Pertamina membuat akal-akalan kebijakan yang jelas tidak memihak dan mempedulikan warga masyarakat kecil, kalangan UMKM, saudara-saudara kita yang terkena PHK, pekerja lepas harian dan sebagainya," tegas Marwan.
Marwan meminta Pertamina mengedepankan tugas sosial yang diamanatkan undang-undang ketimbang mementingkan sisi bisnis dengan tetap mempertahankan tingkat harga BBM di seperti sekarang.
"Pertamina harus mengedepankan tugas sosial seperti diamanatkan undang-undang, jangan hanya lebih mementingkan sisi bisnis," tandas Marwan Jafar kepada awak media di Jakarta, Jumat (8/5/2020).
Mantan Ketua Fraksi PKB ini menambahkan, desakan untuk menurunkan harga BBM tersebut telah banyak dikemukakan oleh berbagai pihak, mulai dari pengamat perminyakan hingga aktivis keagamaan. Desakan tersebut juga dibahas secara teknis rinci sampai dengan nurani publik.
Desakan menurunkan harga BBM juga tidak lepas dari kondisi negara lain, yang sama-sama mengalami imbas Covid-19 dan turunnya harga minyak dunia. Dimana sejumlah negara kawasan telah menurunkan harga BBM seiring jatuhnya harga minyak dunia akibat melimpahnya pasokan di pasaran.
"Belum lagi ditambah dengan sinyalemen bahwa selisih harga penjualan Pertamax tidak dimasukkan ke kas negara. Jika itu benar, kemana larinya uang itu? Ini harus dibuka secara transparan supaya tidak menimbulkan berbagai macam pertanyaan di tengah-tengah masyarakat," kata Marwan.
Ia menambahkan, sudah saatnya Pertamina dikelola secara modern, profesional, dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahan minyak dan gas negara-negara lain yang lebih dulu maju alias mampu berkompetisi pada tataran global, dan tentu saja dibarengi dengan kepedulian sosial yang tinggi.
Lanjut Marwan, Pertamina harus dikelola oleh orang-orang yang kompeten dan mempunyai kepedulian sosial tingggi. Bukan orang-orang yang diotaknya hanya mementingkan profit semata. Ini perusahaan negara, bukan perusahaan privat.
"Fakta sosial juga menunjukkan banyak warga melaporkan tetap susah buat mendapatkan harga BBM di sejumlah pom bensin, khususnya Pertamax yang kata Pertamina sudah didiskon 30% untuk pembayaran cashback nontunai. Masyarakat tahunya hanya harga BBM turun atau naik, bukan diskon harga dengan tambahan syarat dan ketentuan yang berlaku," tandas Marwan.
Pertamina agar jangan diam-diam tetap mementingkan terus sisi keuntungan bisnis dan tak peduli kesulitan rakyat yang dipaksa tetap membeli mahalnya harga eceran BBM.
Ia menambahkan, selain model diskon, sebelumnya Pertamina juga hanya memberikan cashback promo ke komunitas ojek online. Sementara banyak warga masyarakat yang lain, buat transportasi sehari-hari ke pasar, ke lahan, para sopir angkutan barang dan lain-lain tetap membeli BBM yang tidak turun-turun harganya.
"Berhentilah Pertamina membuat akal-akalan kebijakan yang jelas tidak memihak dan mempedulikan warga masyarakat kecil, kalangan UMKM, saudara-saudara kita yang terkena PHK, pekerja lepas harian dan sebagainya," tegas Marwan.
(bon)
tulis komentar anda