Strategi Bisnis Komprehensif Melawan Krisis Pandemi Covid-19
Jum'at, 08 Mei 2020 - 19:51 WIB
JAKARTA - Dua bulan telah berlalu sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Pun demikian, hingga kini jumlah kasus positif Covid-19 terus bertambah dari hari ke hari.
Sektor bisnis juga gejala pelemahan akibat pandemi yang belum terlihat ujungnya ini. Karena itu tak mengherankan, jika CEO Daya Qarsa Consultant, Apung Sumengkar menyebut banyak pebisnis yang mulai diliputi keresahan atas masa depan bisnisnya.
"Banyak pebisnis yang saya kenal menyampaikan kekhawatirannya, karena masih adanya ketidakpastian kapan pemerintah dapat mengatasi dampak dari krisis Covid 19. Bahkan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) sejak awal April lalu sudah mengeluarkan pernyataan pada bahwa mereka hanya bisa menggaji karyawan hanya sampai bulan Juni,” papar Apung yang pernah berkarir sebagai konsultan di McKinsey & Co dan Deloitte Consulting serta mantan professional di Unilever, PZ Cussons dan Toyota Motor Manufacturing Indonesia itu.
Meski demikian, situasi tidak akan selamanya kelam. Akan selalu ada cahaya di ujung lorong yang paling gelap sekalipun. Karena itu, meskipun di tahun ini ekonomi Indonesia diprediksi anjlok, seirama dengan perekonomian global, namun sejumlah pihak telah memaparkan prediksi perbaikan ekonomi Indonesia di tahun depan. Dari Kementerian Keuangan Indonesia, Asian Development Bank hingga Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5% di tahun 2021.
"Sebagai pebisnis, kita memang harus memiliki pandangan jauh ke depan. Kita harus selalu hope for the best seraya prepare for the worst, karena itu para pelaku bisnis bisa mempersiapkan resources yang mereka miliki sedari dini untuk menghadapi semua perubahan yang akan terjadi," ujar Apung.
Sambung Apung melanjutkan, berdasarkan analisis Daya Qarsa, pebisnis harus menyiapkan strategi bisnis yang komprehensif untuk menghadapi masa kelam ini agar kelak bisa menyongsong masa depan dengan gemilang.
"Karena itu kami menyarankan empat hal yang perlu diperhatikan pada saat pebisnis menyusun strategi bisnis, yaitu mencermati manajemen pendapatan dengan ketat, melakukan optimalisasi biaya, memastikan manajemen SDM dan memastikan kesiapan infrastruktur pendukung," urai Apung.
Contoh sederhananya, di lini manajemen pendapatan, pebisnis harus menghindari kerugian lebih lanjut seraya mencari sumber pendapatan baru dan mempertahankan stabilitas arus kas. Sementara itu pos-pos biaya wajib diminimalisasi dengan mencari cara yang lebih cost effective dalam berinteraksi dengan pelanggan.
Beragam contoh implementasi strategi tersebut yang bisa diterapkan. Antara lain mengefisiensikan biaya komunikasi dengan pelanggan dengan cara melakukan penjualan langsung kepada pelanggannya.
Sektor bisnis juga gejala pelemahan akibat pandemi yang belum terlihat ujungnya ini. Karena itu tak mengherankan, jika CEO Daya Qarsa Consultant, Apung Sumengkar menyebut banyak pebisnis yang mulai diliputi keresahan atas masa depan bisnisnya.
"Banyak pebisnis yang saya kenal menyampaikan kekhawatirannya, karena masih adanya ketidakpastian kapan pemerintah dapat mengatasi dampak dari krisis Covid 19. Bahkan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) sejak awal April lalu sudah mengeluarkan pernyataan pada bahwa mereka hanya bisa menggaji karyawan hanya sampai bulan Juni,” papar Apung yang pernah berkarir sebagai konsultan di McKinsey & Co dan Deloitte Consulting serta mantan professional di Unilever, PZ Cussons dan Toyota Motor Manufacturing Indonesia itu.
Meski demikian, situasi tidak akan selamanya kelam. Akan selalu ada cahaya di ujung lorong yang paling gelap sekalipun. Karena itu, meskipun di tahun ini ekonomi Indonesia diprediksi anjlok, seirama dengan perekonomian global, namun sejumlah pihak telah memaparkan prediksi perbaikan ekonomi Indonesia di tahun depan. Dari Kementerian Keuangan Indonesia, Asian Development Bank hingga Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5% di tahun 2021.
"Sebagai pebisnis, kita memang harus memiliki pandangan jauh ke depan. Kita harus selalu hope for the best seraya prepare for the worst, karena itu para pelaku bisnis bisa mempersiapkan resources yang mereka miliki sedari dini untuk menghadapi semua perubahan yang akan terjadi," ujar Apung.
Sambung Apung melanjutkan, berdasarkan analisis Daya Qarsa, pebisnis harus menyiapkan strategi bisnis yang komprehensif untuk menghadapi masa kelam ini agar kelak bisa menyongsong masa depan dengan gemilang.
"Karena itu kami menyarankan empat hal yang perlu diperhatikan pada saat pebisnis menyusun strategi bisnis, yaitu mencermati manajemen pendapatan dengan ketat, melakukan optimalisasi biaya, memastikan manajemen SDM dan memastikan kesiapan infrastruktur pendukung," urai Apung.
Contoh sederhananya, di lini manajemen pendapatan, pebisnis harus menghindari kerugian lebih lanjut seraya mencari sumber pendapatan baru dan mempertahankan stabilitas arus kas. Sementara itu pos-pos biaya wajib diminimalisasi dengan mencari cara yang lebih cost effective dalam berinteraksi dengan pelanggan.
Beragam contoh implementasi strategi tersebut yang bisa diterapkan. Antara lain mengefisiensikan biaya komunikasi dengan pelanggan dengan cara melakukan penjualan langsung kepada pelanggannya.
tulis komentar anda