Indonesia Resesi, Apakah Perlu Pindahin Duit dari Bank ke Bawah Bantal?

Kamis, 05 November 2020 - 13:51 WIB
Foto/Ilustrasi/Okezone
JAKARTA - Istilah cash is the king kembali ramai dibicarakan publik saat Indonesia masuk ke jurang resesi . Misalnya saja, banyak orang menahan diri berbelanja barang premium, melakukan renovasi rumah, atau membeli properti, karena merasa lebih aman memegang uang tunai .

Indonesia resmi terperosok ke jurang resesi pada kuartal III-2020 setelah dua kuartal berturut-turut perekonomian Tanah Air mengalami minus. Berdasarkan data BPS pada kuartal II terkontraksi 5,32%, kini kuartal III menurun menjadi minus 3,49%. ( Baca juga:Ngeri, Situasi Ekonomi Disebut Mengarah pada Gelombang Kebangkrutan Massal )

Lalu, apakah dengan menerapkan istilah cash is the king membuat setiap orang mengosongkan saldo di rekeningnya saat Indonesia memasuki resesi? Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Andy Nugroho memberikan jawabannya ihwal pertanyaan tersebut.



(Baca juga : Mengalami Kesulitan Hidup? Begini Nasehat Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani )

Andy menyebut memegang uang tunai memang merupakan pilihan yang aman saat negara sedang dilanda gejolak perekonomian ini. Namun, itu tak berarti Anda lantas mengosongkan saldo yang ada di dalam rekening bank.

(Baca juga : Prancis Ancam Terapkan Sanksi pada Turki, Kecam Erdogan )

“Tidak perlu mengosongkan saldo di bank, karena bisa dibilang lembaga keuangan kita masih kuat,” kata Andy kepada MNC Media, Kamis (5/11/2020).

Terkait jumlah ideal uang tunai yang dipegang seseorang, tergantung dari kondisi keuangan setiap keluarga atau pribadi masing-masing. “Jadi kalau bicara itu, kembali lagi ke gaya hidup masing-masing dan penghasilannya. Dan kalaupun penghasilannya tidak mencukupi untuk gaya hidup, berarti gaya hidupnya yang harus diturunkan,” ujarnya. ( Baca juga:Melancong Ke Portugal, Menginapnya di Hotel Milik Ronaldo Saja! )

Dia menambahkan, di tengah gejolak ekonomi saat ini sebaiknya melakukan investasi yang risikonya rendah dan mudah dicairkan.

“Kita jadi orientasinya investasi ke produk-produk yang risiko rendah dan gampang dicairkan lagi atau bentuk obligasi retail, deposito dan logam mulia. Saat ini cash is the king sebaiknya seperti itu,” kata dia.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More