Fintech di Indonesia Terus Mengejar Negeri Singa
Selasa, 10 November 2020 - 13:00 WIB
JAKARTA - Pada tahun 2019, laporan Google, Temasek, dan Bain & Co menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia adalah yang terbesar dengan pertumbuhan tercepat di ASEAN . Salah satu sektor ekonomi digital yang bertumbuh adalah fintech . ( Baca juga:5 Profesi Ini Paling Dicari Startup, Mana yang Paling Cocok Buat Kalian? )
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, sektor fintech merupakan salah satu sektor yang paling dinamis, kompetitif, dan menjadi bagian penting dari ekonomi digital. Fintech memilki peranan besar dalam hal ini, dengan estimasi nilai sebesar USD40 miliar dan pertumbuhan tahunan sebesar hampir 50%.
“Pada tahun 2025, fintech diperkirakan bernilai lebih dari USD100 miliar (Rp1.430 triliun, kurs Rp14.300), didorong terutama oleh pembayaran digital, e-commerce, layanan transportasi online, distribusi barang, dan lain-lain,” papar Menko Airlangga di Jakarta, Selasa (10/11/2020).
Pada tahun 2020, Indonesia juga terus mengejar Singapura dalam jumlah fintech. Singapura memiliki 39% dari seluruh jumlah fintech di ASEAN, diikuti oleh Indonesia (20%), Malaysia (15%), dan Thailand (10%).
Kemudian dalam hal penyaluran pinjaman, akumulasi penyaluran peer-to-peer (P2P) lending mencapai lebih dari Rp100 triliun hingga September 2020, naik sebesar 113,05% secara year-on-year (yoy).
Menko Airlangga pun kemudian mengajak semua pihak untuk terus bekerja sama mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional dan mengejar pertumbuhan positif. ( Baca juga:Rusia Kirim Pasukan ke Nagorno-Karabakh Usai Kesepakatan Gencatan Senjata )
“Kolaborasi pemerintah, akademisi, media massa, sektor bisnis, dan masyarakat diperlukan untuk pemulihan ekonomi nasional. Termasuk dalam hal inisiatif sektor keuangan dan teknologi finansial,” tegasnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, sektor fintech merupakan salah satu sektor yang paling dinamis, kompetitif, dan menjadi bagian penting dari ekonomi digital. Fintech memilki peranan besar dalam hal ini, dengan estimasi nilai sebesar USD40 miliar dan pertumbuhan tahunan sebesar hampir 50%.
“Pada tahun 2025, fintech diperkirakan bernilai lebih dari USD100 miliar (Rp1.430 triliun, kurs Rp14.300), didorong terutama oleh pembayaran digital, e-commerce, layanan transportasi online, distribusi barang, dan lain-lain,” papar Menko Airlangga di Jakarta, Selasa (10/11/2020).
Pada tahun 2020, Indonesia juga terus mengejar Singapura dalam jumlah fintech. Singapura memiliki 39% dari seluruh jumlah fintech di ASEAN, diikuti oleh Indonesia (20%), Malaysia (15%), dan Thailand (10%).
Kemudian dalam hal penyaluran pinjaman, akumulasi penyaluran peer-to-peer (P2P) lending mencapai lebih dari Rp100 triliun hingga September 2020, naik sebesar 113,05% secara year-on-year (yoy).
Menko Airlangga pun kemudian mengajak semua pihak untuk terus bekerja sama mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional dan mengejar pertumbuhan positif. ( Baca juga:Rusia Kirim Pasukan ke Nagorno-Karabakh Usai Kesepakatan Gencatan Senjata )
“Kolaborasi pemerintah, akademisi, media massa, sektor bisnis, dan masyarakat diperlukan untuk pemulihan ekonomi nasional. Termasuk dalam hal inisiatif sektor keuangan dan teknologi finansial,” tegasnya.
(uka)
tulis komentar anda