Kredit Macet Bisa Meledak Jika Tak Ada Program Restrukturisasi
Kamis, 12 November 2020 - 23:15 WIB
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jika tidak ada program restrukturisasi kredit akibat tekanan pandemi virus corona atau Covid-19 bisa menyebabkan potensi kredit macet bisa membengkak sebesar 16%. Ketua OJK Wimboh Santoso mengatakan, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) industri perbankan saat ini mencapai 3,15%.
Artinya masih dinilai dalam batas yang aman. "Jika tidak ada kebijkan POJK 11/2020 (tentang restrukturisasi) potensi NPL bisa mencapai 16%," kata Wimboh di Jakarta, Kamis (12/11/2020).
(Baca Juga: Peringatan OJK, Waspadai Kondisi Perusahaan Pembiayaan )
Kata dia, program restrukrisasi ini merupakan kebijakan yang bersifat sementara, namun apakah program ini diperpanjang atau tidak tergantung kondisi pandemi kedepan. "Kita paham harus kita normalkan kapan, itu tergantung kapan debitur bisa betul-betul recover," bebernya.
Dia menambahkan, sejumlah indikator pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat, dikarenakan adanya vaksin Covid-19. Sebab, pemulihan bisa semakin cepat jika vaksin virus bisa segera didistribusikan.
(Baca Juga: Restrukturisasi Kredit Bisa Manjur Hanya Saat Dunia Usaha Masih Bernafas )
"Apalagi jika antivirus betul-betul distribusi dan bisa efektif, ini akan berikan keyakinan lebih pada masyarkat untuk bisa beraktivitas dan berikan demand," tandasnya.
Artinya masih dinilai dalam batas yang aman. "Jika tidak ada kebijkan POJK 11/2020 (tentang restrukturisasi) potensi NPL bisa mencapai 16%," kata Wimboh di Jakarta, Kamis (12/11/2020).
(Baca Juga: Peringatan OJK, Waspadai Kondisi Perusahaan Pembiayaan )
Kata dia, program restrukrisasi ini merupakan kebijakan yang bersifat sementara, namun apakah program ini diperpanjang atau tidak tergantung kondisi pandemi kedepan. "Kita paham harus kita normalkan kapan, itu tergantung kapan debitur bisa betul-betul recover," bebernya.
Dia menambahkan, sejumlah indikator pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat, dikarenakan adanya vaksin Covid-19. Sebab, pemulihan bisa semakin cepat jika vaksin virus bisa segera didistribusikan.
(Baca Juga: Restrukturisasi Kredit Bisa Manjur Hanya Saat Dunia Usaha Masih Bernafas )
"Apalagi jika antivirus betul-betul distribusi dan bisa efektif, ini akan berikan keyakinan lebih pada masyarkat untuk bisa beraktivitas dan berikan demand," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda