Potensi Tinggi, Properti Bidik Masyarakat Penghasilan di Bawah Rp4 Juta
Jum'at, 13 November 2020 - 10:28 WIB
Kedua, ketersediaan anggaran subsidi meningkat di mana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) menjadi Rp16.3 triliun pada tahun 2021. Ketiga, kehidupan baru (new normal) mulai terbiasa di kehidupan masyarakat. Lalu keempat, pada Desember 2020 hingga Januari 2021 vaksin kemungkinan sudah bisa dipergunakan. Dengan demikian dirinya optimistis pasar properti tahun depan bisa membaik. (Baca juga: Manfaat Produk Herbal untuk Ibu Hamil dan Menyusui)
Bisnis properti residensial tampaknya belum tumbuh signifikan pada kuartal III/2020. Perkembangan tersebut tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal III/2020 yang tercatat sebesar 1,51% yoy, tetapi relatif lebih stabil bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 1,59% (yoy).
"IHPR diprakirakan masih tumbuh terbatas pada kuartal IV/2020 sebesar 1,29% (yoy)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko di Jakarta kemarin.
Dari sisi volume, penjualan properti residensial pada kuartal III/2020 masih anjlok. Hal tersebut tecermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi 30,93% (yoy) bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 25,60% (yoy).
Adapun penurunan penjualan properti residensial ini terjadi pada seluruh tipe rumah. Menurut sumber pembiayaan, hasil survei menunjukkan pengembang masih mengandalkan sumber dari non-perbankan untuk pembiayaan pembangunan properti residensial. (Baca juga: Bakal Ubah Peta Politik Indonesia, Habib Rizieq Makin Kuat)
"Pada kuartal III/2020, pembiayaan pembangunan properti yang bersumber dari dana internal pengembang mencapai 66,87% dari total kebutuhan modal," beber dia.
Dari sisi konsumen, fasilitas KPR menjadi sumber pembiayaan utama dalam pembelian properti residensial dengan pangsa mencapai 76,02% dari total pembiayaan.
Pada kuartal IIl/2020, pengembang properti masih mengandalkan modal dari dana internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan proyek perumahan dengan persentase sebesar 66,87% terhadap modal perusahaan. Sementara itu pembelian properti residensial oleh konsumen mayoritas masih dibiayai dari fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Hal itu tecermin dari hasil survei harga properti BI yang mengindikasikan mayoritas konsumen (76,02%) membeli properti residensial dengan menggunakan fasilitas KPR, sementara sebanyak 17,67% lainnya dengan tunai bertahap dan 6,31% dengan tunai," papar Onny. (Lihat videonya: Angin Puting Beliung Rusak Sejumlah Rumah)
Kemudian sumber pembiayaan properti berikutnya yang digunakan oleh pengembang antara lain pinjaman perbankan dan pembayaran dari konsumen dengan proporsi masing-masing 22,17% dan 8,56%
Bisnis properti residensial tampaknya belum tumbuh signifikan pada kuartal III/2020. Perkembangan tersebut tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal III/2020 yang tercatat sebesar 1,51% yoy, tetapi relatif lebih stabil bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 1,59% (yoy).
"IHPR diprakirakan masih tumbuh terbatas pada kuartal IV/2020 sebesar 1,29% (yoy)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko di Jakarta kemarin.
Dari sisi volume, penjualan properti residensial pada kuartal III/2020 masih anjlok. Hal tersebut tecermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi 30,93% (yoy) bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 25,60% (yoy).
Adapun penurunan penjualan properti residensial ini terjadi pada seluruh tipe rumah. Menurut sumber pembiayaan, hasil survei menunjukkan pengembang masih mengandalkan sumber dari non-perbankan untuk pembiayaan pembangunan properti residensial. (Baca juga: Bakal Ubah Peta Politik Indonesia, Habib Rizieq Makin Kuat)
"Pada kuartal III/2020, pembiayaan pembangunan properti yang bersumber dari dana internal pengembang mencapai 66,87% dari total kebutuhan modal," beber dia.
Dari sisi konsumen, fasilitas KPR menjadi sumber pembiayaan utama dalam pembelian properti residensial dengan pangsa mencapai 76,02% dari total pembiayaan.
Pada kuartal IIl/2020, pengembang properti masih mengandalkan modal dari dana internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan proyek perumahan dengan persentase sebesar 66,87% terhadap modal perusahaan. Sementara itu pembelian properti residensial oleh konsumen mayoritas masih dibiayai dari fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Hal itu tecermin dari hasil survei harga properti BI yang mengindikasikan mayoritas konsumen (76,02%) membeli properti residensial dengan menggunakan fasilitas KPR, sementara sebanyak 17,67% lainnya dengan tunai bertahap dan 6,31% dengan tunai," papar Onny. (Lihat videonya: Angin Puting Beliung Rusak Sejumlah Rumah)
Kemudian sumber pembiayaan properti berikutnya yang digunakan oleh pengembang antara lain pinjaman perbankan dan pembayaran dari konsumen dengan proporsi masing-masing 22,17% dan 8,56%
Lihat Juga :
tulis komentar anda