Pemerintah Utamakan Pembiayaan Dalam Negeri, Utang Luar Negeri Melambat
Senin, 16 November 2020 - 11:19 WIB
JAKARTA - Utang luar negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat dimana pada akhir triwulan III/2020 tercatat sebesar USD408,5 miliar. Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdulah menilai, ini disebabkan karena pemerintah lebih mengutamakan pembiayaan dalam negeri.
(Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Melambat di Kuartal III/2020) Menurut dia, pemerintah lebih mengutamakan pembiayaan dalam negeri dengan menerbitkan surat utang negara (SUN) rupiah yang mayoritas melalui skema burden sharing dengan Bank Indonesia (BI).
"ULN dan penerbitan SUN global hanya ditujukan untuk melengkapi saja, terutama untuk memenuhi kebutuhan cadangan devisa," kata Piter saat dihubungi di Jakarta, Senin (16/11/2020).
Adapun ULN swasta menurutnya melambat dikarenaka kegiatan ekonomi yang mengalami kontraksi. "Tidak ada kebutuhan swasta untuk melakukan utang ke luar negeri dan juga utang ke dalam negeri seperti terlihat di pertumbuhan kredit bank yang sangat rendah," sebutnya.
(Baca Juga: BI Pastikan Posisi Utang Luar Negeri Masih Sehat)
Terlepas dari itu, perlambatan ini menurut Piter justru menunjukkan kondisi yang sehat. Hal itu karena tidak menambah beban ULN sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia tidak bergantung kepada ULN. "Kita punya alternatif sumber dari dalam negeri," katanya.
(Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Melambat di Kuartal III/2020) Menurut dia, pemerintah lebih mengutamakan pembiayaan dalam negeri dengan menerbitkan surat utang negara (SUN) rupiah yang mayoritas melalui skema burden sharing dengan Bank Indonesia (BI).
"ULN dan penerbitan SUN global hanya ditujukan untuk melengkapi saja, terutama untuk memenuhi kebutuhan cadangan devisa," kata Piter saat dihubungi di Jakarta, Senin (16/11/2020).
Adapun ULN swasta menurutnya melambat dikarenaka kegiatan ekonomi yang mengalami kontraksi. "Tidak ada kebutuhan swasta untuk melakukan utang ke luar negeri dan juga utang ke dalam negeri seperti terlihat di pertumbuhan kredit bank yang sangat rendah," sebutnya.
(Baca Juga: BI Pastikan Posisi Utang Luar Negeri Masih Sehat)
Terlepas dari itu, perlambatan ini menurut Piter justru menunjukkan kondisi yang sehat. Hal itu karena tidak menambah beban ULN sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia tidak bergantung kepada ULN. "Kita punya alternatif sumber dari dalam negeri," katanya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda