Harga BBM Belum Turun, Pemerintah Sia-Siakan Bantu Rakyat Saat Pandemi
Senin, 11 Mei 2020 - 10:05 WIB
JAKARTA - Pemerintah menyia-nyiakan kesempatan untuk membantu rakyat menghadapi kesulitan ekonomi akibat wabah Covid-19 karena tidak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) ketika harga minyak dunia sangat murah.
“Pemerintah seperti tidak berdaya mengendalikan harga BBM dan membiarkan manajemen Pertamina saat ini sangat lemah dan tidak profesional,” kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur Bambang Haryo Soekartono di Jakarta, kemarin.
Dia menyayangkan pemerintah, khususnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang tidak mampu mengendalikan PT Pertamina (Persero) agar segera menurunkan harga BBM. “Padahal masyarakat dan pelaku usaha di dalam negeri seharusnya bisa memanfaatkan harga BBM murah, khususnya solar, seiring dengan merosotnya harga minyak dunia untuk melindungi usahanya agar tidak hancur, tetapi itu tidak dilakukan Pertamina dan pemerintah terkesan apatis akan kondisi ini,” kata ini.
Harga minyak mentah dunia sempat turun drastis sejak bulan lalu hingga sampai saat ini. Harga minyak mentah brent untuk kontrak Juni anjlok ke bawah USD20 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) USD12 per barel, bahkan sempat di bawah 0 dolar AS per barel.
Menurut Bambang Haryo, harga minyak dunia sebenarnya sudah turun sejak awal tahun ini akibat permintaan industri anjlok setelah merebaknya wabah Covid-19 di Wuhan, China.Dia mengatakan, revaluasi harga BBM harus diprioritaskan untuk solar, baik yang disubsidi maupun nonsubsidi. Sebab, bahan bakar ini digunakan secara luas oleh sektor industri, transportasi, perikanan, pariwisata, pembangkit listrik, dan UMKM.
“Jadi, apabila harga solar murah, dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian. Dunia usaha terbantu untuk bertahan hidup menghadapi dampak korona sehingga bisa menggerakkan kembali ekonomi dan mencegah PHK massal,” ujarnya.
Bambang Haryo menilai, kebijakan Pertamina yang memberikan diskon berupa cashback pembelian pertamax series tidak produktif dan membohongi publik. “BBM pertamax lebih ditujukan untuk orang mampu, buat apa diskon. Masyarakat saat ini butuh harga BBM yang transparan dan berdampak luas bagi ekonomi, yakni harga solar yang murah,” ujarnya. (Nanang Wijayanto)
“Pemerintah seperti tidak berdaya mengendalikan harga BBM dan membiarkan manajemen Pertamina saat ini sangat lemah dan tidak profesional,” kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur Bambang Haryo Soekartono di Jakarta, kemarin.
Dia menyayangkan pemerintah, khususnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang tidak mampu mengendalikan PT Pertamina (Persero) agar segera menurunkan harga BBM. “Padahal masyarakat dan pelaku usaha di dalam negeri seharusnya bisa memanfaatkan harga BBM murah, khususnya solar, seiring dengan merosotnya harga minyak dunia untuk melindungi usahanya agar tidak hancur, tetapi itu tidak dilakukan Pertamina dan pemerintah terkesan apatis akan kondisi ini,” kata ini.
Harga minyak mentah dunia sempat turun drastis sejak bulan lalu hingga sampai saat ini. Harga minyak mentah brent untuk kontrak Juni anjlok ke bawah USD20 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) USD12 per barel, bahkan sempat di bawah 0 dolar AS per barel.
Menurut Bambang Haryo, harga minyak dunia sebenarnya sudah turun sejak awal tahun ini akibat permintaan industri anjlok setelah merebaknya wabah Covid-19 di Wuhan, China.Dia mengatakan, revaluasi harga BBM harus diprioritaskan untuk solar, baik yang disubsidi maupun nonsubsidi. Sebab, bahan bakar ini digunakan secara luas oleh sektor industri, transportasi, perikanan, pariwisata, pembangkit listrik, dan UMKM.
“Jadi, apabila harga solar murah, dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian. Dunia usaha terbantu untuk bertahan hidup menghadapi dampak korona sehingga bisa menggerakkan kembali ekonomi dan mencegah PHK massal,” ujarnya.
Bambang Haryo menilai, kebijakan Pertamina yang memberikan diskon berupa cashback pembelian pertamax series tidak produktif dan membohongi publik. “BBM pertamax lebih ditujukan untuk orang mampu, buat apa diskon. Masyarakat saat ini butuh harga BBM yang transparan dan berdampak luas bagi ekonomi, yakni harga solar yang murah,” ujarnya. (Nanang Wijayanto)
(ysw)
tulis komentar anda