Kena PHK Imbas Covid-19, Banyak Orang Kota Pulang Kampung Jadi Petani
Selasa, 24 November 2020 - 13:36 WIB
JAKARTA - Staf Khusus Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Masyita Crystallin mengatakan, karena adanya pemangkasan tenaga kerja akibat pandemi Covid-19 banyak dari masyarakat di perkotaan yang akhirnya memilih untuk pulang kampung. Di kampung halaman, para pekerja ini banyak yang memilih untuk menjadi petani .
(Baca Juga: Terbongkar! Sebanyak 17,06% Pekerja Telah Dirumahkan Tanpa Digaji )
Pandemi virus corona seperti diketahui telag mempengaruhi hampir semua lini bisnis di Indonesia. Oleh karena itu, banyak perusahaan maupun pelaku industri yang terpaksa harus melakukan efisiensi dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) .
"Jadi tenaga kerja dari manufakturing atau financial services yang pindah mengalami penurunan income itu pindah ke desa dan menjadi petani," ujarnya dalam acara Webinar Penanganan COVID-19 di DKI Jakarta, Selasa (24/11/2020).
(Baca Juga: Ekonomi Nasional Minus, Sektor Pertanian Tumbuh 2,15 Persen )
Menurut Masyita, hal inilah yang membuat sektor pertanian masih tumbuh meskipun di tengah pandemi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian tercatat tumbuh 2,15% secara tahunan (year on year/yoy).
"Sektor pertanian masih mampu bertahan, jadi sektor pertanian itu merupakan juga the agent finansial krisis dulu," ucapnya.
Menurut Masyita, ke depan sektor pertanian bisa menjadi andalan baru bagi perekonomian jika mengalami krisis. Karena di saat sektor lain mengalami kontraksi, namun pertanian masih mampu berkontribusi bagi perekonomian Indonesia.
"Sehingga sektor ini juga merupakan sektor masa depan yang bisa meningkatkan value addednya karena dia mampu menyelamatkan perekonomian pada saat sektor lain sedang lemah," ucapnya.
(Baca Juga: Pertanian Menyimpan Potensi Besar, Untungnya Bisa 3 Kali Lipat )
Sebagai informasi, Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2020 tercatat mengalami kontraksi hingga minus 3,49%. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didominasi oleh kontribusi lima sektor, yakni pertanian, industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Namun, dari kelima sektor itu, hanya pertanian yang masih tumbuh positif. Sementara, industri pengolahan tercatat minus 4,31%, perdagangan minus 5,03%, konstruksi minus 4,52%, serta pertambangan minus 4,28%. "UMKM dan non formal tidak terlalu banyak demand karena memang orang stay from home atau PSBB di beberapa daerah termasuk DKI," kata Masyita.
(Baca Juga: Terbongkar! Sebanyak 17,06% Pekerja Telah Dirumahkan Tanpa Digaji )
Pandemi virus corona seperti diketahui telag mempengaruhi hampir semua lini bisnis di Indonesia. Oleh karena itu, banyak perusahaan maupun pelaku industri yang terpaksa harus melakukan efisiensi dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) .
"Jadi tenaga kerja dari manufakturing atau financial services yang pindah mengalami penurunan income itu pindah ke desa dan menjadi petani," ujarnya dalam acara Webinar Penanganan COVID-19 di DKI Jakarta, Selasa (24/11/2020).
(Baca Juga: Ekonomi Nasional Minus, Sektor Pertanian Tumbuh 2,15 Persen )
Menurut Masyita, hal inilah yang membuat sektor pertanian masih tumbuh meskipun di tengah pandemi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian tercatat tumbuh 2,15% secara tahunan (year on year/yoy).
"Sektor pertanian masih mampu bertahan, jadi sektor pertanian itu merupakan juga the agent finansial krisis dulu," ucapnya.
Menurut Masyita, ke depan sektor pertanian bisa menjadi andalan baru bagi perekonomian jika mengalami krisis. Karena di saat sektor lain mengalami kontraksi, namun pertanian masih mampu berkontribusi bagi perekonomian Indonesia.
"Sehingga sektor ini juga merupakan sektor masa depan yang bisa meningkatkan value addednya karena dia mampu menyelamatkan perekonomian pada saat sektor lain sedang lemah," ucapnya.
(Baca Juga: Pertanian Menyimpan Potensi Besar, Untungnya Bisa 3 Kali Lipat )
Sebagai informasi, Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2020 tercatat mengalami kontraksi hingga minus 3,49%. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didominasi oleh kontribusi lima sektor, yakni pertanian, industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Namun, dari kelima sektor itu, hanya pertanian yang masih tumbuh positif. Sementara, industri pengolahan tercatat minus 4,31%, perdagangan minus 5,03%, konstruksi minus 4,52%, serta pertambangan minus 4,28%. "UMKM dan non formal tidak terlalu banyak demand karena memang orang stay from home atau PSBB di beberapa daerah termasuk DKI," kata Masyita.
(akr)
tulis komentar anda