Anda Investor Pemula Tapi Ingin Tajir Melintir? Simak Tips Memilih Saham Berikut Ini

Sabtu, 28 November 2020 - 17:00 WIB
Investor milenial nongkrong di cafe sambil mencari cuan di pasar saham. FOTO/Muchtamir Zaide
JAKARTA - Pandemi Covid-19 tidak selalu memberikan dampak negatif terhadap Indonesia, di mana salah satunya pandemi memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan investor di Tanah Air selama tahun 2020. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pertumbuhan jumlah investor pemula yang masuk tahun ini sebanyak 3,39 juta investor atau meningkat 37 persen sepanjang tahun ini.

Kendati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami koreksi cukup dalam pada Maret lalu dengan menyentuh angka 3.920. Tetapi, saat ini IHSG terus mengalami peningkatan, bahkan dalam sepekan ini indeks menguat hampir 4 persen dan berada pada level 5.783,33.

Melihat tingginya investor pemula yang ingin meraup cuan di pasar modal, Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyarankan kepada investor pemula agar tidak membeli atau terkonsentrasi di satu saham saja. "(Investor pemula) belinya jangan terkonsentrasi dan jangan beli satu saham tapi beberapa saham," ujar Hans saat dihubungi MNC News Portal, Sabtu (28/11/2020).





Hans menambahkan, kepada investor pemula dia menyarankan juga untuk tidak membeli suatu saham dalam jumlah yang banyak sekaligus, tetapi juga harus diperhatikan pergerakannya. "Nanti masuknya jangan sekaligus, tapi bertahap, nanti kalau indeks koreksi baru beli lebih banyak," katanya.

Selain itu, dia juga menyarankan kepada investor pemula untuk memilih saham-saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dia beralasan, jika investor telah memiliki dana untuk berinvestasi maka akan lebih banyak dicari adalah saham blue chips dan perusahaan plat merah.

"Kita pikir saham BUMN yang lebih banyak berpeluang untuk naik karena kalau dana masuk biasanya mereka (investor) mencari saham blue chips dan BUMN jadi pilihan," ucapnya.



"Beberapa saham BUMN belum naik banyak ya, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) masih ada potensi. Kemudian PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR). Di perbankan kita melihat masih ada potensi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)," sambungnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More