Cegah Sengkarut Ekspor Benih Lobster, Pengusaha Minta KKP Tetapkan Harga
Jum'at, 04 Desember 2020 - 18:58 WIB
JAKARTA - Agar tidak terjadi sengkarut ekspor benih lobster , Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diminta segera mengatur regulasi. Harapan ini diungkapkan para eksportir benih bening lobster (BBL).
Regulasi seharusnya bisa disusun dan ditetapkan tentang harga batas atas dan batas bawah BBL dari nelayan ke pengusaha, dan dari pengusaha kepada pembeli di Vietnam. Regulasi itu dibutuhkan untuk mencegah terjadinya permainan harga di tingkat pengepul dan pembeli di Vietnam, yang dapat membuat eksportir merugi.
(Baca Juga: Kasus Benih Lobster, Adik Prabowo Subianto: Kami Lama Berbisnis, Tak Pernah Main Curang )
Dengan luas lautan mencapai 3,25 juta km2 dari total luas Indonesia yang mencapai 7,81 juta km2, hasil tangkapan benih lobster di Indonesia sangat luar biasa. CEO PT. Samudra Bahari Sukses (SBS) Willy menjelaskan, satu indukan lobster mutiara dapat menghasilkan 2,5 juta ekor benih, sedang lobster pasir dapat menghasilkan 500.000 ekor benih.
“Apabila ekspor benih lobster ditutup, tetap saja alur pengiriman benih lobster atau benur ini berjalan dengan berbagai macam cara sampai di Vietnam. Sedang bila. kran ekspor benih lobster bisa dibuka lagi, hal ini justru memberikan potensi yang sangat bagus untuk memberikan pemasukan bagi nelayan dan juga memberikan potensi yang lebih banyak untuk pengembangan aspek budidaya lobster Indonesia,” kata pengusaha eksportir di Jakarta.
Ia mempertanyakan, bagaimana kalangan swasta dapat mengembangkan budidaya lobster, apabila kran ekspor kran ekspor benih lobster yang dapat menghasilkan profit tidak dibuka?. Pada tahun 2016, ekspor benur dari Indonesia ke Vietnam mencapai 120 juta ekor.
(Baca Juga: Kepada Edhy Prabowo, Hashim Djojohadikusumo: Saya Usulkan, Berikanlah Izin Sebanyak-banyaknya )
Sedang pada tahun ini, sejak dibukanya pengiriman benih lobster dari bulan Juni hingga akhir November, benih lobster yang diekspor baru mencapai 40 juta ekor.
Willy mengakui, kesulitan pengusaha eksportir selama ini dalam mengekspor BBL adalah tidak adanya regulasi dari pemerintah yang mengatur tentang harga batas minimal dan maksimal penjualan benih lobster dari nelayan kepada perusahaan eksportir, serta penetapan harga batas bawah dengan grading terjelek benih lobster dari pengusaha kepada pembeli di Vietnam.
Regulasi seharusnya bisa disusun dan ditetapkan tentang harga batas atas dan batas bawah BBL dari nelayan ke pengusaha, dan dari pengusaha kepada pembeli di Vietnam. Regulasi itu dibutuhkan untuk mencegah terjadinya permainan harga di tingkat pengepul dan pembeli di Vietnam, yang dapat membuat eksportir merugi.
(Baca Juga: Kasus Benih Lobster, Adik Prabowo Subianto: Kami Lama Berbisnis, Tak Pernah Main Curang )
Dengan luas lautan mencapai 3,25 juta km2 dari total luas Indonesia yang mencapai 7,81 juta km2, hasil tangkapan benih lobster di Indonesia sangat luar biasa. CEO PT. Samudra Bahari Sukses (SBS) Willy menjelaskan, satu indukan lobster mutiara dapat menghasilkan 2,5 juta ekor benih, sedang lobster pasir dapat menghasilkan 500.000 ekor benih.
“Apabila ekspor benih lobster ditutup, tetap saja alur pengiriman benih lobster atau benur ini berjalan dengan berbagai macam cara sampai di Vietnam. Sedang bila. kran ekspor benih lobster bisa dibuka lagi, hal ini justru memberikan potensi yang sangat bagus untuk memberikan pemasukan bagi nelayan dan juga memberikan potensi yang lebih banyak untuk pengembangan aspek budidaya lobster Indonesia,” kata pengusaha eksportir di Jakarta.
Ia mempertanyakan, bagaimana kalangan swasta dapat mengembangkan budidaya lobster, apabila kran ekspor kran ekspor benih lobster yang dapat menghasilkan profit tidak dibuka?. Pada tahun 2016, ekspor benur dari Indonesia ke Vietnam mencapai 120 juta ekor.
(Baca Juga: Kepada Edhy Prabowo, Hashim Djojohadikusumo: Saya Usulkan, Berikanlah Izin Sebanyak-banyaknya )
Sedang pada tahun ini, sejak dibukanya pengiriman benih lobster dari bulan Juni hingga akhir November, benih lobster yang diekspor baru mencapai 40 juta ekor.
Willy mengakui, kesulitan pengusaha eksportir selama ini dalam mengekspor BBL adalah tidak adanya regulasi dari pemerintah yang mengatur tentang harga batas minimal dan maksimal penjualan benih lobster dari nelayan kepada perusahaan eksportir, serta penetapan harga batas bawah dengan grading terjelek benih lobster dari pengusaha kepada pembeli di Vietnam.
tulis komentar anda