Bisnis Properti dan Tabungan Emas Solusi untuk Masa Depan
Sabtu, 05 Desember 2020 - 12:15 WIB
Memang benar kata Aji. Meskipun butuh waktu tahunan untuk membalikkan modal, dia tetap mendapat penghasilan yang jelas. Cicilan ke bank pun sudah tertutupi selama setahun hanya dengan mengandalkan 12 kamar indekos miliknya. Sisa pendapatannya digunakan untuk kehidupan sehari-hari dan ditabung.
Bisnis indekos untuk masa sekarang pun masih besar pasarnya. Ditambah dengan bantuan teknologi seperti aplikasi pencarian indekos. Aji mengaku, dirinya bergabung dengan Mamikos yang dapat mempromosikan indekosnya, sehingga tetap ramai sekalipun pada masa pandemi. Itu yang membuatnya percaya diri hingga sekarang, bahkan ingin terus membangun banyak indekos di banyak tempat.
Aji memilih investasi jangka panjang dengan membangun indekos. Dia hanya ingin seperti pegawai pemerintah pada saat tua atau ketika fisiknya sudah tidak kuat bekerja masih dapat berpenghasilan. Baginya berinvestasi properti lebih aman meskipun berat di awal. Nilainya pun akan terus naik dari tahun ke tahun. Bahkan, Aji pun giat menabung kembali untuk membeli tanah. Rencananya akan dibuat kebun atau kamar indekos lagi masih dalam rencananya. (Baca juga: Aliran Modal Asing ke Luar Capai Rp2,55 Triliun)
Beberapa orang yang melek investasi memang ingin menjamin masa tua mereka. Seperti yang dilakukan Tuti Chodijah, 63, sejak usia muda senang membeli perhiasan emas ketimbang barang lain yang tidak ada nilainya di kemudian hari. "Tidak terlalu suka beli baju dengan harga mahal. Beli yang biasa saja yang penting nyaman dipakai. Peralatan rumah tangga yang biasa perempuan koleksi pun saya jarang beli. Kalau punya uang lebih langsung beli anting emas, atau cincin meskipun hanya satu gram," ungkapnya.
Perhiasaan emas ini terkadang menolongnya saat sedang membutuhkan uang dalam jumlah besar. Dia tidak menjualnya, namun hanya digadaikan di Pegadaian. Baginya, gadai menjadi solusi daripada menjual perhiasan emas miliknya.
"Kalau dijual nanti rugi, karena nilainya akan turun banyak. Belum tentu bisa beli lagi karena mengikuti harga emas sekarang. Saya hanya perlu membayar biaya admin sesuai waktu yang dijanjikan hingga sudah ada uang sejumlah nilai gadai," cerita nenek tiga cucu ini.
Bagai saksi bisu perjalanan hidup Tuti, sebagai istri seorang pegawai negeri dengan gaji seadanya, namun masih cermat menyisihkan uang untuk membeli emas. (Lihat videonya: Tips Menjaga Kebersihan Rumah dari Percikan Droplet dan Virus)
Perhiasan emas juga dulu sering membantu biaya sekolah anak-anaknya hingga kuliah, bahkan hingga kini masih bernilai saat dirinya sudah memiliki cucu. Apa yang dilakukannya selama berpuluh-puluh tahun pun sering menjadi cerita penuh nasihat kepada anak-anaknya.
"Beli barang sewajarnya, jangan lupa untuk menyisihkan uang untuk dibelikan emas. Itu akan membantu kalian di masa depan," tutur Tuti. (Ananda Nararya)
Bisnis indekos untuk masa sekarang pun masih besar pasarnya. Ditambah dengan bantuan teknologi seperti aplikasi pencarian indekos. Aji mengaku, dirinya bergabung dengan Mamikos yang dapat mempromosikan indekosnya, sehingga tetap ramai sekalipun pada masa pandemi. Itu yang membuatnya percaya diri hingga sekarang, bahkan ingin terus membangun banyak indekos di banyak tempat.
Aji memilih investasi jangka panjang dengan membangun indekos. Dia hanya ingin seperti pegawai pemerintah pada saat tua atau ketika fisiknya sudah tidak kuat bekerja masih dapat berpenghasilan. Baginya berinvestasi properti lebih aman meskipun berat di awal. Nilainya pun akan terus naik dari tahun ke tahun. Bahkan, Aji pun giat menabung kembali untuk membeli tanah. Rencananya akan dibuat kebun atau kamar indekos lagi masih dalam rencananya. (Baca juga: Aliran Modal Asing ke Luar Capai Rp2,55 Triliun)
Beberapa orang yang melek investasi memang ingin menjamin masa tua mereka. Seperti yang dilakukan Tuti Chodijah, 63, sejak usia muda senang membeli perhiasan emas ketimbang barang lain yang tidak ada nilainya di kemudian hari. "Tidak terlalu suka beli baju dengan harga mahal. Beli yang biasa saja yang penting nyaman dipakai. Peralatan rumah tangga yang biasa perempuan koleksi pun saya jarang beli. Kalau punya uang lebih langsung beli anting emas, atau cincin meskipun hanya satu gram," ungkapnya.
Perhiasaan emas ini terkadang menolongnya saat sedang membutuhkan uang dalam jumlah besar. Dia tidak menjualnya, namun hanya digadaikan di Pegadaian. Baginya, gadai menjadi solusi daripada menjual perhiasan emas miliknya.
"Kalau dijual nanti rugi, karena nilainya akan turun banyak. Belum tentu bisa beli lagi karena mengikuti harga emas sekarang. Saya hanya perlu membayar biaya admin sesuai waktu yang dijanjikan hingga sudah ada uang sejumlah nilai gadai," cerita nenek tiga cucu ini.
Bagai saksi bisu perjalanan hidup Tuti, sebagai istri seorang pegawai negeri dengan gaji seadanya, namun masih cermat menyisihkan uang untuk membeli emas. (Lihat videonya: Tips Menjaga Kebersihan Rumah dari Percikan Droplet dan Virus)
Perhiasan emas juga dulu sering membantu biaya sekolah anak-anaknya hingga kuliah, bahkan hingga kini masih bernilai saat dirinya sudah memiliki cucu. Apa yang dilakukannya selama berpuluh-puluh tahun pun sering menjadi cerita penuh nasihat kepada anak-anaknya.
"Beli barang sewajarnya, jangan lupa untuk menyisihkan uang untuk dibelikan emas. Itu akan membantu kalian di masa depan," tutur Tuti. (Ananda Nararya)
(ysw)
tulis komentar anda