Berbekal Pengalaman Setengah Abad, Mitsubishi Fuso Optimistis Lewati Pandemi

Sabtu, 05 Desember 2020 - 23:08 WIB
Syafrizal (38) pengemudi truk lintas pulau mengakui ketangguhan Mitsubishi Fuso. Foto/Anton C
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir satu tahun telah memukul perekonomian global tak terkecuali Indonesia. Seluruh industri terkena dampak pandemi yang hingga saat ini masih menelan banyak korban itu. Sektor ritel porak poranda, begitu pula sektor manufaktur, pertambangan, transportasi hingga logistik. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah, khususnya Jakarta sebagai ibukota negara menjadi salah satu faktor yang membuat perekonomian melambat.

(Baca Juga : November Inflasi 0,28%, Daya Beli Masyarakat Mulai Pulih? )

Beberapa sektor usaha mengurangi kegiatannya bahkan ada yang menghentikan kegiatan usahanya. Imbasnya, ekosistem dunia usaha terganggu. Namun, secuil harapan yang membawa angin segar datang tatkala pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahun 2020. PP Nomor 23 Tahun 2020 ini mengatur program pemulihan ekonomi nasional dalam rangka menangani dampak signifikan pandemi Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Pemulihan ekonomi nasional tersebut juga melibatkan pemerintah daerah (pemda), karena pemda memiliki peran strategis dalam mendorong percepatan dan efektivitas pemulihan ekonomi nasional.



Pemda memahami struktur ekonomi daerah, demografi, dan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya. Meskipun hasil yang dicapai masih belum maksimal, namun, upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah pusat dengan melibatkan pemerintah daerah dan stakeholder lainnya itu mulai menunjukkan hasil. Salah satu sektor yang mulai menunjukkan tanda-tanda bertumbuh yakni logistik.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada kuartal III 2020, usaha transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 24,28% secara kuartalan di kuartal III 2020. Sektor usaha transportasi dan pergudangan menjadi sektor usaha dengan pertumbuhan kuartalan paling tinggi pada kuartal III tahun ini. Membaiknya sektor usaha transportasi dan pergudangan tersebut menunjukkan ada peningkatan demand pada sektor konsumsi. ”Daya beli memang memengaruhi sektor logistik.

Meskipun tahun ini anjlok, tetapi kami berharap pada 2021 pertumbuhan logistik sudah sama dengan situasi pada 2019,” ujar Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita kepada SINDOnews di Jakarta, Minggu (5/12/2020). Zaldy mengatakan, tantangan terbesar yang dinilai masih menjadi ganjalan bagi pertumbuhan sektor logistik yakni kesuksesan penyelesaian pandemi Covid-19. Meskipun logistik merupakan sektor yang dikecualikan, yakni sektor yang masih diperbolehkan beroperasi, namun, kendala yang dihadapi yakni konsumsi masyarakat menurun sehingga proses distribusi barang pun tak seperti sebelum pandemi berlangsung.

(Baca Juga : ASDP Tegaskan hanya Layani Angkutan Logistik, Tidak untuk Mudik )

Para pengusaha logistik berharap pemerintah memberikan insentif untuk sektor lainnya, sehingga ekosistem logistik terus bertumbuh. Insentif tersebut dinilai penting, karena apabila penanganan pandemi berhasil berjalan dengan baik, maka sektor-sektor lain yang masuk ke dalam ekosistem logistik seperti sektor otomotif akan ikut bertumbuh. ”Sebab apabila ekonomi membaik akan dilakukan peremajan armada,”paparnya.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menilai, membaiknya sektor logistik membawa angin segar bagi industri otomotif nasional, khususnya untuk kendaraan niaga. ”Tentunya harapan kami capaian dari sektor logistik, infrastruktur dan lainnya bisa bertumbuh bersamaan dengan sektor otomotif,”tegasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More