Raih Laba Tebal, IPCC Perkuat Kolaborasi dengan Pabrikan Mobil
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tbk. (IPCC) memperkuat kerjasama dengan pabrikan mobil yang memasarkan produk mobil listrik murni (EV) di Indonesia. Hal itu dilakukan untuk mengakselerasi kinerja IPCC termasuk terciptanya ekosistem EV yang kuat di dalam negeri.
“Kami akan terus berkolaborasi dengan car maker. Termasuk yang memasarkan EV seperti yang terbaru ada BYD, Wuling dan lainnya,”tegas Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi di Jakarta Selasa (30/7/2024).
Dia menambahkan, industri otomotif memproyeksikan ada lonjakan permintaan pasar hingga akhir tahun ini. “Puncaknya diperkirakan bulan Oktober 2024. Karena itu, kami fokus pada pengembangan strategi bisnis yang berkelanjutan,”ujarnya.
IPCC, lanjut dia, terus berupaya untuk memperluas pengelolaan terminal kendaraan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Dengan begitu, tercipta konektivitas antar terminal yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya logistik dengan proses yang efisien dan terintegrasi.
Pada Semester II tahun 2024 diharapkan seluruh car maker dapat mengirimkan seluruh cargo yang dibuat di dalam negeri untuk diekspor melalui terminal IPCC.
Sekitar 30.000 unit kendaraan listrik khususnya mobil dari China ditargetkan dilayani di fasilitas pelabuhan IPCC.
Sugeng Mulyadi menegaskan, di tengah menurunnya nilai impor dan ekspor Indonesia khususnya cargo kendaraan, IPCC berhasil membukukan kinerja positif. IPCC berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih semester I menjadi Rp80,69 miliar dari sebelumnya Rp78,91 miliar.
Sedangkan Direktur Operasi dan Teknik IPCC, Bagus Dwipoyono mengungkapkan, hingga akhir tahun ini IPCC mengalokasikan belanja modal senilai Rp17 miliar.
Pelayanan jasa terminal sebagai layanan utama masih menjadi primadona sebagai pencetak pundi-pundi keuangan IPCC dengan kenaikan 1,44% menjadi Rp340,96 Miliar (YoY) hingga Juni 2024. Kemudian diikuti dengan pendapatan dari layanan PDC berupa pengusahaan tanah dan bangunan yang meningkat sebesar 45,23% dari Rp5,8 miliar menjadi Rp8,5 miliar.
“Kami akan terus berkolaborasi dengan car maker. Termasuk yang memasarkan EV seperti yang terbaru ada BYD, Wuling dan lainnya,”tegas Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi di Jakarta Selasa (30/7/2024).
Dia menambahkan, industri otomotif memproyeksikan ada lonjakan permintaan pasar hingga akhir tahun ini. “Puncaknya diperkirakan bulan Oktober 2024. Karena itu, kami fokus pada pengembangan strategi bisnis yang berkelanjutan,”ujarnya.
IPCC, lanjut dia, terus berupaya untuk memperluas pengelolaan terminal kendaraan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Dengan begitu, tercipta konektivitas antar terminal yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya logistik dengan proses yang efisien dan terintegrasi.
Pada Semester II tahun 2024 diharapkan seluruh car maker dapat mengirimkan seluruh cargo yang dibuat di dalam negeri untuk diekspor melalui terminal IPCC.
Sekitar 30.000 unit kendaraan listrik khususnya mobil dari China ditargetkan dilayani di fasilitas pelabuhan IPCC.
Sugeng Mulyadi menegaskan, di tengah menurunnya nilai impor dan ekspor Indonesia khususnya cargo kendaraan, IPCC berhasil membukukan kinerja positif. IPCC berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih semester I menjadi Rp80,69 miliar dari sebelumnya Rp78,91 miliar.
Sedangkan Direktur Operasi dan Teknik IPCC, Bagus Dwipoyono mengungkapkan, hingga akhir tahun ini IPCC mengalokasikan belanja modal senilai Rp17 miliar.
Pelayanan jasa terminal sebagai layanan utama masih menjadi primadona sebagai pencetak pundi-pundi keuangan IPCC dengan kenaikan 1,44% menjadi Rp340,96 Miliar (YoY) hingga Juni 2024. Kemudian diikuti dengan pendapatan dari layanan PDC berupa pengusahaan tanah dan bangunan yang meningkat sebesar 45,23% dari Rp5,8 miliar menjadi Rp8,5 miliar.
(fch)