Kasus Tembak Mati 6 Anggota Laskar FPI Bikin Investor Asing Wait and See

Rabu, 09 Desember 2020 - 09:42 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Ekonom Indef Nailul Huda mengatakan, peristiwa meninggalnya 6 orang anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) oleh aparat kepolisian akan membuat investor asing bersikap wait and see. Pasalnya, keterangan polisi yang mengatakan ada kepemilikan senjata oleh anggota FPI merupakan kabar buruk, dan bisa direspons secara negatif oleh investor. ( Baca juga:6 Laskar FPI Tewas Ditembak, Pengamat: Mempertahankan Diri Cukup dengan Melumpuhkan )

"Artinya ada tindakan represif dari polisi dan pembiaran kepemilikan senjata api oleh warga sipil. Investor tentu akan lebih banyak menunggu kasus ini selesai," kata Huda saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (9/12/2020).

Huda melanjutkan, kasus itu juga belum menunjukkan tanda-tanda benderang lantaran belum ada saksi mata dan CCTV tempat kejadian dinyatakan sedang tidak berfungsi. Situasi itu membuat investor investor masih menunggu dampaknya terhadap pasar keungan dan modal di Indonesia.



"Investor masih wait and see perkembangan kasusnya," imbuhnya. ( Baca juga:Ingatkan Netralitas ASN, Menteri Tjahjo: Hak Politik Hanya di Bilik Suara )

Sementara itu, ekonom Core Piter Abdullah menilai, kasus penembakan ini belum berdampak atau memengaruhi sentimen investor di sektor keuangan. Kecuali, jika dalam perkembangannya memunculkan tindakan anarikistis sehingga bisa memberikan sentimen negatif.

"Selagi tidak ada anarkistis, maka bisa terkendali," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More