Ada Vaksin, Industri Farmasi Kembali Sehat Tahun Depan
Rabu, 09 Desember 2020 - 16:46 WIB
JAKARTA - Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pihaknya tetap optimistis dengan industri farmasi meski saat ini banyak tantangan yang harus dihadapi selama pandemi Covid-19 .
Dalam kondisi sekarang suplai terbatas dan permintaan naik sehingga harga pun naik. Meskipun penjualan perseroan tinggi tapi kinerja margin tertekan karena biaya juga naik. ( Baca juga:Pulihkan Ekonomi, RI Bisa Tawarkan Investasi ke Negara Tetangga )
"Jelas kalau revenue dan sales pasti tumbuh namun margin tetap rendah. Tapi sebagai BUMN farmasi kami coba berkontribusi dan nanti di 2021 harapannya ekonomi kembali normal dan performa kami kembali naik," ujar Honesti dalam konferensi pers MarkPlus Conference 2021 hari ini (9/12) di Jakarta.
Menurutnya, yang harus dipahami bahwa industri farmasi di Indonesia masih bergantung pada impor bahan baku. Bahkan 90% bahan bakunya dipenuhi dari luar negeri. "Ekonomi secara global turun di semester dua dan ini berdampak pada kinerja kami tidak setinggi semester pertama 2020," ujarnya.
Lebih lanjut dirinya optimistis dengan perekonomian nasional di 2021 setelah munculnya vaksin sebagai game changer. Dengan adanya vaksinasi akan memicu herd immunity masyarakat sehingga menjadi insentif bagi pergerakan ekonomi masyarakat. ( Baca juga:Hitung Cepat Charta Politica Sudah 97,5%, Gibran-Teguh Unggul Telak )
"Vaksinasi untuk 70% masyarakat butuh dua tahun karena tantangannya Indonesia negara kepulauan. Investor sudah melihat vaksin sebagai game changer dan tugas kami memastikan suplai vaksin tersedia," ujarnya.
Dalam kondisi sekarang suplai terbatas dan permintaan naik sehingga harga pun naik. Meskipun penjualan perseroan tinggi tapi kinerja margin tertekan karena biaya juga naik. ( Baca juga:Pulihkan Ekonomi, RI Bisa Tawarkan Investasi ke Negara Tetangga )
"Jelas kalau revenue dan sales pasti tumbuh namun margin tetap rendah. Tapi sebagai BUMN farmasi kami coba berkontribusi dan nanti di 2021 harapannya ekonomi kembali normal dan performa kami kembali naik," ujar Honesti dalam konferensi pers MarkPlus Conference 2021 hari ini (9/12) di Jakarta.
Menurutnya, yang harus dipahami bahwa industri farmasi di Indonesia masih bergantung pada impor bahan baku. Bahkan 90% bahan bakunya dipenuhi dari luar negeri. "Ekonomi secara global turun di semester dua dan ini berdampak pada kinerja kami tidak setinggi semester pertama 2020," ujarnya.
Lebih lanjut dirinya optimistis dengan perekonomian nasional di 2021 setelah munculnya vaksin sebagai game changer. Dengan adanya vaksinasi akan memicu herd immunity masyarakat sehingga menjadi insentif bagi pergerakan ekonomi masyarakat. ( Baca juga:Hitung Cepat Charta Politica Sudah 97,5%, Gibran-Teguh Unggul Telak )
"Vaksinasi untuk 70% masyarakat butuh dua tahun karena tantangannya Indonesia negara kepulauan. Investor sudah melihat vaksin sebagai game changer dan tugas kami memastikan suplai vaksin tersedia," ujarnya.
(uka)
tulis komentar anda