Bangkitkan Ekonomi, Jateng Butuh Lima Jalan Tol Senilai Rp106,4 Triliun
Kamis, 10 Desember 2020 - 14:33 WIB
JAKARTA - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Soekowardojo menyebutkan bahwa pemulihan ekonomi Provinsi Jateng mulai terlihat sejak triwulan III-2020 yang tumbuh sebesar -3,93% secara year-on-year (yoy). Angka ini lebih baik dibandingkan posisi -5,92% yoy di triwulan II.
"Pelonggaran PSBB yang disertai dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat menjadi salah satu pendorong utama membaiknya perekonomian Jateng," ujar Soekowardojo dalam webinar di Jakarta, Kamis (10/12/2020).
Dia mengatakan, pemulihan ekonomi ini tentunya harus didukung dengan konektivitas dan pembangunan infrastruktur. Salah satunya pembangunan jalan tol di wilayah Jateng.
Untuk ke depannya, dalam usulan pembangunan tol di Jateng, total investasi lima tol adalah sebesar Rp106,4 triliun. Kelima tol tersebut adalah Tol Solo-Yogya sepanjang 63 KM, Tol Bawen Yogya 90 KM, Tol Pejagan-Cilacap 122 KM, Tol Demak-Rembang 87 KM, dan Tol Kendang-Semarang 27,6 KM. ( Baca juga:Jelang Natal dan Tahun Baru Penjualan Eceran Kian Menggeliat )
"Kemudian, untuk asumsi perkiraan dampak efisiensi dari tol ini, total efisiensi transportasi sebesar 34,83%. Ini akan meningkatkan produktivitas perdagangan tebu, tembakau, dan industri kayu," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Budi Setiyadi mengatakan bahwa wilayah Jateng sedang dalam arahan pengembangan, didukung pula dengan Perpres 79 Tahun 2019.
"Terdapat delapan wilayah pengembangan di Jateng yang dapat didorong menjadi cluster pertumbuhan sebagai bagian dari Rencana Induk Pariwisata Nasional," tambah Budi.
Rinciannya adalah Brebesmalang (Brebes, Kota Tegal, Tegal Pemalang) untuk kawasan agrominapolitan dan industri pengolahan. Kawasan Petanglong (Pekalongan, Balang, Kota Pekalongan) untuk perikanan, industri batik, pertanian, dan wisata. ( Baca juga:Polda Metro Jaya Ancam Tangkap Paksa Habib Rizieq Bila Tak Kooperatif )
"Lalu kawasan Kedungsepur (Kendal, Kota Semarang, Semarang, Kota Salatiga, Demak, dan Grobogan) untuk perdagangan jasa, industri pengolahan, pertanian, dan pariwisata. Kawasan Wanarakuti (Jepara, Kudus, Pati) untuk industri pengolahan, agropolitan, dan pariwisata," jelas Budi.
Kemudian kawasan Banglor (Rambang dan Blora) untuk industri, agroforesti, dan pariwisata. Kawasan Subosukowonosraten (Kota Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Klaten) untuk pariwisata, industri pengolahan, dan pertanian. Diikuti dengan kawasan Purwomanggung (Purworejo, Wonosobo, Magelang, Kota Magelang, dan Temanggung) untuk pertanian, pariwisata, dan industri pertanian.
"Tidak lupa kawasan Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen) untuk agrominapolitan, pariwisata, industri pengolahan, perdagangan, dan jasa," pungkas Budi.
"Pelonggaran PSBB yang disertai dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat menjadi salah satu pendorong utama membaiknya perekonomian Jateng," ujar Soekowardojo dalam webinar di Jakarta, Kamis (10/12/2020).
Dia mengatakan, pemulihan ekonomi ini tentunya harus didukung dengan konektivitas dan pembangunan infrastruktur. Salah satunya pembangunan jalan tol di wilayah Jateng.
Untuk ke depannya, dalam usulan pembangunan tol di Jateng, total investasi lima tol adalah sebesar Rp106,4 triliun. Kelima tol tersebut adalah Tol Solo-Yogya sepanjang 63 KM, Tol Bawen Yogya 90 KM, Tol Pejagan-Cilacap 122 KM, Tol Demak-Rembang 87 KM, dan Tol Kendang-Semarang 27,6 KM. ( Baca juga:Jelang Natal dan Tahun Baru Penjualan Eceran Kian Menggeliat )
"Kemudian, untuk asumsi perkiraan dampak efisiensi dari tol ini, total efisiensi transportasi sebesar 34,83%. Ini akan meningkatkan produktivitas perdagangan tebu, tembakau, dan industri kayu," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Budi Setiyadi mengatakan bahwa wilayah Jateng sedang dalam arahan pengembangan, didukung pula dengan Perpres 79 Tahun 2019.
"Terdapat delapan wilayah pengembangan di Jateng yang dapat didorong menjadi cluster pertumbuhan sebagai bagian dari Rencana Induk Pariwisata Nasional," tambah Budi.
Rinciannya adalah Brebesmalang (Brebes, Kota Tegal, Tegal Pemalang) untuk kawasan agrominapolitan dan industri pengolahan. Kawasan Petanglong (Pekalongan, Balang, Kota Pekalongan) untuk perikanan, industri batik, pertanian, dan wisata. ( Baca juga:Polda Metro Jaya Ancam Tangkap Paksa Habib Rizieq Bila Tak Kooperatif )
"Lalu kawasan Kedungsepur (Kendal, Kota Semarang, Semarang, Kota Salatiga, Demak, dan Grobogan) untuk perdagangan jasa, industri pengolahan, pertanian, dan pariwisata. Kawasan Wanarakuti (Jepara, Kudus, Pati) untuk industri pengolahan, agropolitan, dan pariwisata," jelas Budi.
Kemudian kawasan Banglor (Rambang dan Blora) untuk industri, agroforesti, dan pariwisata. Kawasan Subosukowonosraten (Kota Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Klaten) untuk pariwisata, industri pengolahan, dan pertanian. Diikuti dengan kawasan Purwomanggung (Purworejo, Wonosobo, Magelang, Kota Magelang, dan Temanggung) untuk pertanian, pariwisata, dan industri pertanian.
"Tidak lupa kawasan Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen) untuk agrominapolitan, pariwisata, industri pengolahan, perdagangan, dan jasa," pungkas Budi.
(uka)
tulis komentar anda