Terungkap! Sabun hingga Mie Instan Buatan RI Paling Diburu di Afrika
Jum'at, 11 Desember 2020 - 21:14 WIB
Tak sampai di situ, pada 2018 Indonesia menyelenggarakan dan juga menjadi tuan rumah Indonesia Africa Forum. Pemerintah juga menggelar Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) pada Agustus 2019 lalu. Indonesia Africa forum menghasilkan kesepakatan bisnis sebesar 586,56 juta dolar AS.
Sementara IAID menghasilkan kesepakatan bisnis sebesar 822 juta dolar AS. Kedua pertemuan penting tersebut, tentu mengeksplorasi kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.
"Kerja sama ekonomi Indonesia dan Afrika belum merefleksikan potensi yang sesungguhnya dari kedua negara tersebut. Masih sangat banyak dan besar peluang dan potensi yang belum di gali. Karena itu, kerja sama antara kedua negara diharapkan potensi kerja sama Indonesia Afrika terus dikembangkan untuk kemajuan kedua negara," ujar dia.
Berdasarkan data African Development Bank, secara umum pertumbuhan ekonomi di benua hitam tercatat positif dan bergerak maju. Pada 2019, secara rata-rata, ekonomi Afrika tumbuh 3,4 persen, namun pada 2020 mengalami penurunan karena pandemi Covid-19.
Di tahun lalu, negara-negara Afrika masuk dalam 10 negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh paling cepat di dunia. Di mana, ekonomi Rwanda tumbuh mencapai 8,7 persen, Ethiopia 7,4 persen, Pantai Gading tumbuh 7,4 persen, Gana tumbuh 7,1 persen, serta negara lain yang ekonomi tumbuh di kisaran 7 persen.
Dia mengatakan, banyak orang sering menilai seluruh kawasan negara-negara di Afrika hampir sama, baik kondisi politik, kemajuan ekonomi, serta perkembangan sosial dan budaya. Padahal tidak lah selalu demikian. Kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya negara-negara di kawasan Timur Afrika berbeda dengan Afrika bagian Tengah dan Afrika bagian Barat, demikian juga halnya Afrika bagian Selatan dan Utara. Ada kesamaan dan perbedaan.
(nng)
tulis komentar anda