Antisipasi Pandemi di Masa Depan, Singapura Investasi Rp263,8 Triliun
Sabtu, 12 Desember 2020 - 06:45 WIB
“Institut Pendidikan Nasional memerlukan Science of Learning in Education Centre (SoLEC) baru yang mengintegrasikan penelitian di berbagai bidang, baik perkembangan anak, ilmu pengetahuan instruksi pembelajaran, dan ilmu olahraga,” kata Wong. “Hal ini akan menjembatani setiap tepi penelitian yang dilakukan di perguruan tingggi.”
Pemerintah Singapura juga siap mendanai penelitian yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat dan orang lanjut usia (lansia). Di samping itu, pemerintah Singapura akan membentuk National R&D Programme for Epidemic Preparedness and Response (PREPARE) untuk mempersiapkan diri menghadapi pandemi di masa yang akan datang. (Baca juga: Biaya Kesehatan di Indonesia Diperkirakan Naik di 2021)
“Kami juga berharap dapat melakukan integrasi dalam solusi urbanisasi dan keberlanjutannya,” kata Heng. “RIE 2025 direncanakan dapat membangun lingkungan yang lebih efisien dan berkelanjutan dengan mengadopsi penggunaan robot, mesin, digitalisasi, otomatisasi, dan percetakan 3D bangunan,” sambung Heng.
Sesuai kesepakatan sebelumnya di hadapan negara lain di Paris, Prancis, Singapura juga berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di bidang energi, industri, dan transportasi dengan menggunakan teknologi rendah karbon. Heng mengatakan, Singapura memerhatikan perubahan iklim secara sangat serius karena dampaknya sangat besar.
Dengan curah hujan yang kian tinggi di Asia Tenggara dan melelehnya es di wilayah kutub, Singapura khawatir ketinggian air laut akan terus naik dan menenggelamkan negara berjuluk Kota Singa itu. Singapura kini berencana membangun kota yang lebih ramah lingkungan, rendah mengeluarkan panas, dan mengelola sampah secara teratur dan tertata. (Lihat videonya: HRS Ditetapkan Tersangka)
“Kemajuan yang kami capai akan sia-sia jika semuanya berubah menjadi bencana. Sembari memerhatikan kelestarian lingkungan dan kemajuan peradaban, kami ingin industri manufaktur maju dengan memperluas konektivitas maritim dan udara ke berbagai negara,” kata Heng. (Muh Shamil)
Pemerintah Singapura juga siap mendanai penelitian yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat dan orang lanjut usia (lansia). Di samping itu, pemerintah Singapura akan membentuk National R&D Programme for Epidemic Preparedness and Response (PREPARE) untuk mempersiapkan diri menghadapi pandemi di masa yang akan datang. (Baca juga: Biaya Kesehatan di Indonesia Diperkirakan Naik di 2021)
“Kami juga berharap dapat melakukan integrasi dalam solusi urbanisasi dan keberlanjutannya,” kata Heng. “RIE 2025 direncanakan dapat membangun lingkungan yang lebih efisien dan berkelanjutan dengan mengadopsi penggunaan robot, mesin, digitalisasi, otomatisasi, dan percetakan 3D bangunan,” sambung Heng.
Sesuai kesepakatan sebelumnya di hadapan negara lain di Paris, Prancis, Singapura juga berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di bidang energi, industri, dan transportasi dengan menggunakan teknologi rendah karbon. Heng mengatakan, Singapura memerhatikan perubahan iklim secara sangat serius karena dampaknya sangat besar.
Dengan curah hujan yang kian tinggi di Asia Tenggara dan melelehnya es di wilayah kutub, Singapura khawatir ketinggian air laut akan terus naik dan menenggelamkan negara berjuluk Kota Singa itu. Singapura kini berencana membangun kota yang lebih ramah lingkungan, rendah mengeluarkan panas, dan mengelola sampah secara teratur dan tertata. (Lihat videonya: HRS Ditetapkan Tersangka)
“Kemajuan yang kami capai akan sia-sia jika semuanya berubah menjadi bencana. Sembari memerhatikan kelestarian lingkungan dan kemajuan peradaban, kami ingin industri manufaktur maju dengan memperluas konektivitas maritim dan udara ke berbagai negara,” kata Heng. (Muh Shamil)
(ysw)
tulis komentar anda