Tetap Aman Saat Menikmati Pesta Diskon Akhir Tahun
Sabtu, 12 Desember 2020 - 13:22 WIB
Memaknai pesta diskon seperti Harbolnas sebagai euforia tidak masalah, yang dibutuhkan hanya daftar barang yang diinginkan untuk disaring kembali apakah barang terebut memang kebutuhan atau hanya 'pemuas nafsu' belanja. Untuk menjaga agar kantong belanja tidak 'jebol' saat Harbolnas, Tejasari menyarankan agar bujet disiapkan lebih awal. Misalnya, uang yang ingin dihabiskan sejumlah Rp1 juta sampai Rp 3 juta. Sebaiknya, jumlah tersebut harus sudah disiapkan jauh hari. (Baca juga: Canggih, India Gunakan Robot untuk Merawat Pasien)
"Jadi memang sudah ada duitnya bukan karena ada barang kita suka lalu bingung bayarnya bagaimana. Apalagi, e-commerce itu bayarnya kan pakai uang virtual, kartu kredit, kartu debit, dan lain-lain. Ketika ada tagihan, bingung dan ujung-ujungnya bayar minimal,"tambahnya
Langkah antisipasi ini sangat penting, agar para pembeli ikut diuntungkan dengan harga murah, tetapi bisa mendapatkan barang yang sesuai. Sebelum terburu-buru membeli barang di satu situs belanja, ada baiknya sabar dalam membandingkan dibanyak platform lain terlebih dahulu. Tejasari menambahkan untuk cek harga dan cek berapa besar diskon yang ditawarkan. Sebisa mungkin cari yang paling murah?.
Bisa jadi, tawaran diskon yang begitu tinggi tidak benar-benar tinggi melainkan ada kenaikan harga terlebih dahulu kemudian diberikan diskon besar. "Yang terpenting, kita harus bisa membedakan barang konsumtif dan produktif. Kalau produktif relatif usahakan bayar lunas, kalau pun ditagihkan pastikan segera bayar lunas,"tegasnya
Selain harus bisa membedakan mana barang yang konsumtif dan produktif, perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi, Andi Nugroho mewajibkan konsumen untuk mempertimbangkan kondisi keuangan. Dengan begitu konsumen bisa mengoptimalkan penggunaan anggaran untuk kebutuhan yang prioritas dan mendesak.
"Tetapi, kalau kita termasuk pribadi yang gampang tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya kurang diperlukan, maka sebaiknya kurangi intensitas browsing toko online,"katanya. (Baca juga: Man City Optimistis Lewati Kutukan Perempat Final)
Selain itu, vendor toko online biasanya melengkapi diskon akhir tahunnya dengan promo untuk pengguna kartu kredit. Iming-iming ini tentunya sangat menggiurkan bagi pengguna kartu kredit, tawarannya bagai ketiban durian runtuh. Namun, lebih terperinci Andi menjelaskan, pengguna kartu kredit karena diskon diharamkan, apalagi bagi konumen yang memiliki cicilan pembayaran kartu kredit tidak teratur. Boleh menggunakan kartu kredit bagi yang rutin membayar.
"Mekipun tidak ada diskon tambahan, lebih baik menggunakan pembayaran cash (tunai) dari pada nanti bayar bunga dan dampak lain yang lebih parah dari pada promo yang diterima,"lanjut Andi.
Penggunaan kartu kredit memang tidak dipermasalahkan, dengan catatan diseuaikan dari kondisi keuangan. Tentunya penggunanya harus mampu melunasi tagihan tepat waktu. Andi menuturkan, penggunaan kartu kredit saat belanja online memiliki sisi negatif. Konsumen yang keasikan belanja online bisa jadi lupa daratan sehingga melebihi anggaran awal dengan penggunaan kartu kredit. (Baca juga: Uni Eropa Tolak Terapkan Sanksi Ekonomi untuk Turki)
"Sementara belanja dengan uang tunai, debit, transfer akan membuat belanja kita lebih terkontrol karena bila dana sudah habis tentu kita sudah tidak bisa belanja lagi," katanya.
"Jadi memang sudah ada duitnya bukan karena ada barang kita suka lalu bingung bayarnya bagaimana. Apalagi, e-commerce itu bayarnya kan pakai uang virtual, kartu kredit, kartu debit, dan lain-lain. Ketika ada tagihan, bingung dan ujung-ujungnya bayar minimal,"tambahnya
Langkah antisipasi ini sangat penting, agar para pembeli ikut diuntungkan dengan harga murah, tetapi bisa mendapatkan barang yang sesuai. Sebelum terburu-buru membeli barang di satu situs belanja, ada baiknya sabar dalam membandingkan dibanyak platform lain terlebih dahulu. Tejasari menambahkan untuk cek harga dan cek berapa besar diskon yang ditawarkan. Sebisa mungkin cari yang paling murah?.
Bisa jadi, tawaran diskon yang begitu tinggi tidak benar-benar tinggi melainkan ada kenaikan harga terlebih dahulu kemudian diberikan diskon besar. "Yang terpenting, kita harus bisa membedakan barang konsumtif dan produktif. Kalau produktif relatif usahakan bayar lunas, kalau pun ditagihkan pastikan segera bayar lunas,"tegasnya
Selain harus bisa membedakan mana barang yang konsumtif dan produktif, perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi, Andi Nugroho mewajibkan konsumen untuk mempertimbangkan kondisi keuangan. Dengan begitu konsumen bisa mengoptimalkan penggunaan anggaran untuk kebutuhan yang prioritas dan mendesak.
"Tetapi, kalau kita termasuk pribadi yang gampang tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya kurang diperlukan, maka sebaiknya kurangi intensitas browsing toko online,"katanya. (Baca juga: Man City Optimistis Lewati Kutukan Perempat Final)
Selain itu, vendor toko online biasanya melengkapi diskon akhir tahunnya dengan promo untuk pengguna kartu kredit. Iming-iming ini tentunya sangat menggiurkan bagi pengguna kartu kredit, tawarannya bagai ketiban durian runtuh. Namun, lebih terperinci Andi menjelaskan, pengguna kartu kredit karena diskon diharamkan, apalagi bagi konumen yang memiliki cicilan pembayaran kartu kredit tidak teratur. Boleh menggunakan kartu kredit bagi yang rutin membayar.
"Mekipun tidak ada diskon tambahan, lebih baik menggunakan pembayaran cash (tunai) dari pada nanti bayar bunga dan dampak lain yang lebih parah dari pada promo yang diterima,"lanjut Andi.
Penggunaan kartu kredit memang tidak dipermasalahkan, dengan catatan diseuaikan dari kondisi keuangan. Tentunya penggunanya harus mampu melunasi tagihan tepat waktu. Andi menuturkan, penggunaan kartu kredit saat belanja online memiliki sisi negatif. Konsumen yang keasikan belanja online bisa jadi lupa daratan sehingga melebihi anggaran awal dengan penggunaan kartu kredit. (Baca juga: Uni Eropa Tolak Terapkan Sanksi Ekonomi untuk Turki)
"Sementara belanja dengan uang tunai, debit, transfer akan membuat belanja kita lebih terkontrol karena bila dana sudah habis tentu kita sudah tidak bisa belanja lagi," katanya.
tulis komentar anda