Erick Thohir Kawal Langsung Kesiapan Stasiun Pengisian Mobil Listrik
Sabtu, 02 Januari 2021 - 21:12 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir , melakukan pengecekan sejumlah fasilitas stasiun pengisian mobil listrik (charging station). Sambil menguji coba mengendarai mobil listrik , Erick menyebut, kesiapan Indonesia siap untuk menjadi pemain utama industri mobil listrik.
"Hari ini saya mencoba mengendarai mobil listrik dan mengecek kesiapan stasiun pengisian kendaraan listrik (charging station) di Bali. Mobil listrik ini sudah dicoba oleh tim PLN dari Jakarta ke Bali, yang apabila dengan BBM ongkosnya adalah Rp1,1 juta, maka dengan mobil listrik hanya Rp200.000. Hal ini tentunya sangat menghemat terutama di saat pandemi seperti ini,” ujar Erick dalam keterangan pers, Sabtu (2/1/2021).
(Baca Juga: Bahlil Sebut November 2021 Indonesia Bakal Punya Mobil Listrik )
Dia bilang, semua pihak harus menjaga ketahanan energi nasional, saat ini pemerintah sudah mengimpor 1,5 juta barrel per hari untuk BBM atau setara Rp200 triliun per tahun. Itu karena mobil listrik menjadi solusi untuk mengurangi berpindahnya devisa ke luar negeri.
Selain itu, mobil listrik juga memiliki banyak manfaat. Tak hanya manfaat bagi ekonomi melainkan manfaat bagi lingkungan. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
“Mobil listrik lebih ramah lingkungan. Emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak, sehingga akan mengurangi polusi udara dan juga polusi suara. Bahkan PLN memberikan diskon 30 persen untuk isi daya di malam hari,” ungkap Erick.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyiapkan konsorsium MIND ID yang terdiri dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Dalam konsorsium itu MIND ID akan berkolaborasi dengan perusahaan electric vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan LG Energy Solution Ltd (LG).
Erick Thohir memastikan investasi ini berjalan dari sisi produksi dan juga memiliki pasar di dalam dan luar negeri. Investasi LG akan bermitra dengan konsorsium baterai BUMN di seluruh rantai pasok produksi. "Pada pelaksanaannya akan ditindaklanjuti dengan studi bersama (joint study) untuk mengukur secara detail kerja sama yang akan dilakukan kedua pihak dari sektor hulu sampai hilirnya,” katanya.
(Baca Juga: Mobil Listrik Seharga Rp600 Juta Jadi Kendaraan Dinas Baru Ridwan Kamil )
Sebagian proyek nantinya akan berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah yang sudah ditinjau oleh Presiden Jokowi pada akhir Juni lalu. Kawasan industri seluas 4.300 ha ini merupakan percontohan kerja sama pemerintah dan BUMN dalam menyediakan lahan yang kompetitif dari sisi harga, konektivitas, dan tenaga kerja.
Rencananya, sebagian baterai yang dihasilkan dari proyek ini akan disuplai ke pabrik mobil listrik pertama di Indonesia yang sudah lebih dahulu ada dan dalam waktu dekat akan segera memulai tahap produksi.
Pengembangan industri baterai listrik terintegrasi merupakan langkah konkret yang sesuai dengan target Presiden Jokowi untuk mendorong transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045. Hilirisasi pertambangan adalah salah satu wujud transformasi tersebut.
"Hari ini saya mencoba mengendarai mobil listrik dan mengecek kesiapan stasiun pengisian kendaraan listrik (charging station) di Bali. Mobil listrik ini sudah dicoba oleh tim PLN dari Jakarta ke Bali, yang apabila dengan BBM ongkosnya adalah Rp1,1 juta, maka dengan mobil listrik hanya Rp200.000. Hal ini tentunya sangat menghemat terutama di saat pandemi seperti ini,” ujar Erick dalam keterangan pers, Sabtu (2/1/2021).
(Baca Juga: Bahlil Sebut November 2021 Indonesia Bakal Punya Mobil Listrik )
Dia bilang, semua pihak harus menjaga ketahanan energi nasional, saat ini pemerintah sudah mengimpor 1,5 juta barrel per hari untuk BBM atau setara Rp200 triliun per tahun. Itu karena mobil listrik menjadi solusi untuk mengurangi berpindahnya devisa ke luar negeri.
Selain itu, mobil listrik juga memiliki banyak manfaat. Tak hanya manfaat bagi ekonomi melainkan manfaat bagi lingkungan. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
“Mobil listrik lebih ramah lingkungan. Emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak, sehingga akan mengurangi polusi udara dan juga polusi suara. Bahkan PLN memberikan diskon 30 persen untuk isi daya di malam hari,” ungkap Erick.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyiapkan konsorsium MIND ID yang terdiri dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Dalam konsorsium itu MIND ID akan berkolaborasi dengan perusahaan electric vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan LG Energy Solution Ltd (LG).
Erick Thohir memastikan investasi ini berjalan dari sisi produksi dan juga memiliki pasar di dalam dan luar negeri. Investasi LG akan bermitra dengan konsorsium baterai BUMN di seluruh rantai pasok produksi. "Pada pelaksanaannya akan ditindaklanjuti dengan studi bersama (joint study) untuk mengukur secara detail kerja sama yang akan dilakukan kedua pihak dari sektor hulu sampai hilirnya,” katanya.
(Baca Juga: Mobil Listrik Seharga Rp600 Juta Jadi Kendaraan Dinas Baru Ridwan Kamil )
Sebagian proyek nantinya akan berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah yang sudah ditinjau oleh Presiden Jokowi pada akhir Juni lalu. Kawasan industri seluas 4.300 ha ini merupakan percontohan kerja sama pemerintah dan BUMN dalam menyediakan lahan yang kompetitif dari sisi harga, konektivitas, dan tenaga kerja.
Rencananya, sebagian baterai yang dihasilkan dari proyek ini akan disuplai ke pabrik mobil listrik pertama di Indonesia yang sudah lebih dahulu ada dan dalam waktu dekat akan segera memulai tahap produksi.
Pengembangan industri baterai listrik terintegrasi merupakan langkah konkret yang sesuai dengan target Presiden Jokowi untuk mendorong transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045. Hilirisasi pertambangan adalah salah satu wujud transformasi tersebut.
(akr)
tulis komentar anda