Ini Penyebab yang Membuat Mata Uang Garuda Keok Terhadap Dolar
Selasa, 05 Januari 2021 - 16:22 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pasar spot sore ini, Selasa (5/1/2021), ditutup melemah. Rupiah turun 20 poin ke level Rp13.915 dari penutupan sebelumnya yang ada di level Rp13.895.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, menguatnya dolar dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, pelaku pasar menunggu hasil pemilihan putaran kedua di negara bagian Georgia AS yang akan menunjukkan kemungkinan langkah-langkah stimulus AS lebih lanjut.
"Pemungutan suara untuk pemilihan di Georgia dimulai di kemudian hari dan akan diawasi dengan ketat. Dua kursi Senat, dan kendali majelis, diperebutkan dalam pemilihan. Pemilu juga akan menentukan kemudahan agenda Presiden terpilih Joe Biden, termasuk menulis ulang kode pajak, meningkatkan stimulus, dan belanja infrastruktur, yang akan dilaksanakan," katanya di Jakarta, Selasa (5/1/2021). ( Baca juga:Data Penerima Vaksin Covid-19 Dijamin Aman, Cek SMS Ya )
Selain itu, lanjut Ibrahim, Federal Reserve AS juga akan merilis risalah dari pertemuan kebijakan Desember pada hari Rabu. Presiden Cleveland Federal Reserve Bank Loretta Mester mengatakan pada hari Senin, bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif untuk "beberapa waktu," menjelang rilis.
Tak hanya itu, beberapa investor memperingatkan bahwa penyebaran Covid-19 selama liburan dan pembatasan yang lebih ketat akan berdampak signifikan pada perekonomian. Namun, dampaknya sebagian besar akan dihentikan pada kuartal pertama tahun ini karena peluncuran vaksin terus berlanjut. ( Baca juga:Jokowi Divaksin Pekan Depan, Istana Sebut Akan Disiarkan Langsung )
"Jumlah kasus Covid-19 global terus meningkat, dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Senin memerintahkan penguncian nasional baru di negaranya juga telah membuat investor beralih ke aset safe-haven," jelasnya.
Ibrahim memprediksi untuk perdagangan besok pagi, mata uang rupiah akan kembali dibuka melemah. "Kemungkinan dibuka melemah di level Rp13.900-Rp13.960," tandasnya.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, menguatnya dolar dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, pelaku pasar menunggu hasil pemilihan putaran kedua di negara bagian Georgia AS yang akan menunjukkan kemungkinan langkah-langkah stimulus AS lebih lanjut.
"Pemungutan suara untuk pemilihan di Georgia dimulai di kemudian hari dan akan diawasi dengan ketat. Dua kursi Senat, dan kendali majelis, diperebutkan dalam pemilihan. Pemilu juga akan menentukan kemudahan agenda Presiden terpilih Joe Biden, termasuk menulis ulang kode pajak, meningkatkan stimulus, dan belanja infrastruktur, yang akan dilaksanakan," katanya di Jakarta, Selasa (5/1/2021). ( Baca juga:Data Penerima Vaksin Covid-19 Dijamin Aman, Cek SMS Ya )
Selain itu, lanjut Ibrahim, Federal Reserve AS juga akan merilis risalah dari pertemuan kebijakan Desember pada hari Rabu. Presiden Cleveland Federal Reserve Bank Loretta Mester mengatakan pada hari Senin, bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif untuk "beberapa waktu," menjelang rilis.
Tak hanya itu, beberapa investor memperingatkan bahwa penyebaran Covid-19 selama liburan dan pembatasan yang lebih ketat akan berdampak signifikan pada perekonomian. Namun, dampaknya sebagian besar akan dihentikan pada kuartal pertama tahun ini karena peluncuran vaksin terus berlanjut. ( Baca juga:Jokowi Divaksin Pekan Depan, Istana Sebut Akan Disiarkan Langsung )
"Jumlah kasus Covid-19 global terus meningkat, dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Senin memerintahkan penguncian nasional baru di negaranya juga telah membuat investor beralih ke aset safe-haven," jelasnya.
Ibrahim memprediksi untuk perdagangan besok pagi, mata uang rupiah akan kembali dibuka melemah. "Kemungkinan dibuka melemah di level Rp13.900-Rp13.960," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda