Bikin Iri, Ekonomi China Diperkirakan Meroket 7,9 Persen
Rabu, 06 Januari 2021 - 15:32 WIB
JAKARTA - Bank Dunia atau World Bank memprediksi ekonomi Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan tumbuh 7,4% pada tahun ini. Salah satu pendorongnya adalah meroketnya ekonomi China yang diproyeksikan mampu tumbuh 7,9% pada 2021.
Proyeksi itu berdasarkan skenario peluncuran vaksin yang efektif pada kuartal pertama tahun ini di negara-negara besar, pasar berkembang, dan negara berkembang yang lebih kecil.
"Investasi dan produktivitas diperkirakan tetap tertekan dan ketidakpastian kemungkinan akan tetap tinggi," tulis laporan Bank Dunia seperti dikutip SINDOnews, Rabu (6/1/2021).
(Baca Juga: Ramalan Bank Dunia: Ekonomi Global 2021 Masih Seret, Hanya Tumbuh 4%)
Selanjutnya, Vietnam, yang juga sukses mengatasi pandemi, diproyeksikan mengalami ekspansi ekonomi 6,7% pada tahun ini. Sebaliknya, beberapa negara Kepulauan Pasifik yang terpukul oleh jatuhnya sektor pariwisata diperkirakan menghadapi pemulihan dengan laju lambat.
Ekonomi Fiji, misalnya. Pandemi yang diperparah dengan topan tropis Harold menyebabkan ekonominya kontraksi 19% pada tahun lalu dan diperkirakan sedikit pulih di level 2,6% pada tahun ini. Sementara itu, Thailand akan tumbuh positif 4% dan Filipina melonjak 5,9%.
Sementara itu, pandemi Covid-19 bisa berlangsung lebih dari yang diperkirakan. Dampaknya, kerusakan jangka panjang dari resesi tahun lalu bisa lebih dalam dari yang diantisipasi atau kontraksi pada perdagangan global bisa terjadi lebih tajam dibandingkan perkiraan semula.
(Baca Juga: Pemulihan Ekonomi China Tak Terbendung, Output Industri Tumbuh 7%)
Banyak negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang sulit mengakses dan mendistribusikan vaksin. Meski kawasan ini telah menghadapi pandemi dengan kebijakan moneter dan fiskal yang kuat, sebagian besar negara diperkirakan menghadapi penurunan substansial dalam posisi fiskal dan peningkatan utang.
Proyeksi itu berdasarkan skenario peluncuran vaksin yang efektif pada kuartal pertama tahun ini di negara-negara besar, pasar berkembang, dan negara berkembang yang lebih kecil.
"Investasi dan produktivitas diperkirakan tetap tertekan dan ketidakpastian kemungkinan akan tetap tinggi," tulis laporan Bank Dunia seperti dikutip SINDOnews, Rabu (6/1/2021).
(Baca Juga: Ramalan Bank Dunia: Ekonomi Global 2021 Masih Seret, Hanya Tumbuh 4%)
Selanjutnya, Vietnam, yang juga sukses mengatasi pandemi, diproyeksikan mengalami ekspansi ekonomi 6,7% pada tahun ini. Sebaliknya, beberapa negara Kepulauan Pasifik yang terpukul oleh jatuhnya sektor pariwisata diperkirakan menghadapi pemulihan dengan laju lambat.
Ekonomi Fiji, misalnya. Pandemi yang diperparah dengan topan tropis Harold menyebabkan ekonominya kontraksi 19% pada tahun lalu dan diperkirakan sedikit pulih di level 2,6% pada tahun ini. Sementara itu, Thailand akan tumbuh positif 4% dan Filipina melonjak 5,9%.
Sementara itu, pandemi Covid-19 bisa berlangsung lebih dari yang diperkirakan. Dampaknya, kerusakan jangka panjang dari resesi tahun lalu bisa lebih dalam dari yang diantisipasi atau kontraksi pada perdagangan global bisa terjadi lebih tajam dibandingkan perkiraan semula.
(Baca Juga: Pemulihan Ekonomi China Tak Terbendung, Output Industri Tumbuh 7%)
Banyak negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang sulit mengakses dan mendistribusikan vaksin. Meski kawasan ini telah menghadapi pandemi dengan kebijakan moneter dan fiskal yang kuat, sebagian besar negara diperkirakan menghadapi penurunan substansial dalam posisi fiskal dan peningkatan utang.
(fai)
tulis komentar anda