Badan Geologi Kementerian ESDM Ungkap 9 Lokasi Survei Potensi Mineral
Rabu, 20 Januari 2021 - 19:16 WIB
JAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan sembilan lokasi survei dan penyelidikan terkait potensi mineral di Indonesia.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengatakan, kesembilan lokasi tersebut berada di berbagai wilayah Indonesia mulai dari Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, hingga Maluku Utara.
"Setidaknya ada 9 lokasi survei dan penyelidikan dengan berbagai macam mineral baik logam dan non logam yang kami inventarisasi potensinya," ujarnya dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2020 dan Rencana Kerja 2021 secara virtual, Rabu (20/1/2021).
( )
Dia melanjutkan, pihaknya melakukan kajian dan evaluasi karakteristik seperti evaluasi karakteristik nikel-kobal dalam endapan laterit nikel kadar rendah. Kemudian evaluasi potensi mineral ikutan kaitannya dengan endapan bauksit laterit, evaluasi zirkon di Indonesia, dan evaluasi mineral ekonomis pada kandungan lumpur Sidoarjo. "Dari survei ini kami mengeluarkan 5 rekomendasi keprospekan untuk mineral logam dan 5 rekomendasi dari mineral bukan logam," jelasnya.
Eko mengungkapkan terdapat potensi kandungan logam tanah jarang di lumpur Lapindo Sidoarjo. Logam tanah jarang merupakan salah satu mineral yang menjadi perhatian karena dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan listrik.
"Di tahun 2020, kami juga melakukan evaluasi wilayah keprospekan untuk daerah ex PT Freeport Indonesia. Sedangkan sisanya dari usulan daerah dan kegiatan PSDMBP," ungkapnya.
( )
Secara rinci, kesembilan lokasi terdiri dari prospeksi lanjut emas dan mineral ikutannya di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Selanjutnya, prospeksi mineral logam mulia dan logam dasar di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat; prospeksi logam tanah jarang dan mineral logam strategis di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
Kemudian, prospeksi nikel dan mineral pengikutnya di Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara; survei geokimia regional bersistem lembar Morotai A-1 di Pulau Halmahera, Maluku Utara.
Lokasi berikutnya adalah prospeksi batu gamping di Aceh Selatan, Aceh; prospeksi fosfat di Aceh Besar, Aceh; prospeksi kaolin di Sambas, Kalimantan Barat, dan prospeksi batu mulia di Mamuju, Sulawesi Barat.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengatakan, kesembilan lokasi tersebut berada di berbagai wilayah Indonesia mulai dari Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, hingga Maluku Utara.
"Setidaknya ada 9 lokasi survei dan penyelidikan dengan berbagai macam mineral baik logam dan non logam yang kami inventarisasi potensinya," ujarnya dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2020 dan Rencana Kerja 2021 secara virtual, Rabu (20/1/2021).
( )
Dia melanjutkan, pihaknya melakukan kajian dan evaluasi karakteristik seperti evaluasi karakteristik nikel-kobal dalam endapan laterit nikel kadar rendah. Kemudian evaluasi potensi mineral ikutan kaitannya dengan endapan bauksit laterit, evaluasi zirkon di Indonesia, dan evaluasi mineral ekonomis pada kandungan lumpur Sidoarjo. "Dari survei ini kami mengeluarkan 5 rekomendasi keprospekan untuk mineral logam dan 5 rekomendasi dari mineral bukan logam," jelasnya.
Eko mengungkapkan terdapat potensi kandungan logam tanah jarang di lumpur Lapindo Sidoarjo. Logam tanah jarang merupakan salah satu mineral yang menjadi perhatian karena dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan listrik.
"Di tahun 2020, kami juga melakukan evaluasi wilayah keprospekan untuk daerah ex PT Freeport Indonesia. Sedangkan sisanya dari usulan daerah dan kegiatan PSDMBP," ungkapnya.
( )
Secara rinci, kesembilan lokasi terdiri dari prospeksi lanjut emas dan mineral ikutannya di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Selanjutnya, prospeksi mineral logam mulia dan logam dasar di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat; prospeksi logam tanah jarang dan mineral logam strategis di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
Kemudian, prospeksi nikel dan mineral pengikutnya di Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara; survei geokimia regional bersistem lembar Morotai A-1 di Pulau Halmahera, Maluku Utara.
Lokasi berikutnya adalah prospeksi batu gamping di Aceh Selatan, Aceh; prospeksi fosfat di Aceh Besar, Aceh; prospeksi kaolin di Sambas, Kalimantan Barat, dan prospeksi batu mulia di Mamuju, Sulawesi Barat.
(ind)
tulis komentar anda