Bio Farma Sudah Produksi 3 Juta Vaksin Covid-19 Sinovac
Kamis, 21 Januari 2021 - 06:06 WIB
JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) telah menyelesaikan produksi 3 juta dosis vaksin Covid-19. Vaksin yang diproduksi ini menggunakan bahan baku yang diimpor dari perusahaan farmasi asal China, Sinovac.
Direktur Utama Bio farma Honesti Basyir menyebut, saat ini 3 juta dosis vaksin Covid-19 dalam proses quality control. Selanjutnya, manajemen Holding BUMN Farmasi akan mengirimkan menyerahkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM untuk mendapatkan load release. Setelah itu baru bisa didistribusikan ke daerah-daerah.
"Sampai hari ini saya dapat laporan terakhir sudah ada 3 juta dosis yang sudah selesai diproduksi dan proses quality control untuk nanti bisa dikirimkan ke BPOM untuk mendapatkan load release. Baru bisa didistribusikan," ujarnya saat RDP bersama Komisi VI DPR, Rabu (20/1/2021).
( )
Adapun menurut WHO, lot release adalah proses evaluasi terhadap produk berlisensi sebelum mendapatkan persetujuan untuk diluncurkan ke pasar. Proses ini biasanya dilakukan untuk vaksin dan produk biologi lainnya dengan peninjauan yang melibatkan data produksi pabrikan dan hasil uji kendali mutu oleh regulator.
Honesti mengatakan, Indonesia sendiri sudah mengimpor bahan baku atau bulk vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 15 juta. Vaksin ini tiba di Tanah Air pada 12 Januari dan mulai diproduksi pada 14 Januari.
"Dari total 140 juta supply kita terhadap bulk ini, 15 juta dosis sudah datang 12 Januari lalu menggunakan Garuda, dan kita sudah mulai melakukan produksinya dari tanggal 14 Januari. Jadi, dalam seminggu ada 3 batch proses produksi kita, satu batch itu kira-kira 1 juta dosis," katanya.
( )
Adapun 140 juta bulk vaksin secara keseluruhan akan tiba di Indonesia pada semester I 2021. Dia mengaku tengah berupaya untuk mempercepat pengadaan vaksin.
"Jadi, kita lakukan percepatan karena rencana awalnya selama 10 bulan dari 14 juta dosis itu, tapi kita yakinkan untuk bisa percepat karena kebutuhan kita untuk program vaksinasi juga cukup tinggi," ucapnya.
Pemerintah sudah menetapkan dua skema pengadaan vaksin yang dilakukan Bio Farma atas penugasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pertama adalah mekanisme impor vaksin jadi dan impor bahan baku untuk selanjutnya diproduksi oleh perseroan.
Untuk pengadaan vaksin, pemerintah sudah memesan dari Sinovac Biotech yakni 3 juta dosis vaksin jadi. Kemudian ada 140 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku yang akan dikirimkan secara bertahap.
Direktur Utama Bio farma Honesti Basyir menyebut, saat ini 3 juta dosis vaksin Covid-19 dalam proses quality control. Selanjutnya, manajemen Holding BUMN Farmasi akan mengirimkan menyerahkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM untuk mendapatkan load release. Setelah itu baru bisa didistribusikan ke daerah-daerah.
"Sampai hari ini saya dapat laporan terakhir sudah ada 3 juta dosis yang sudah selesai diproduksi dan proses quality control untuk nanti bisa dikirimkan ke BPOM untuk mendapatkan load release. Baru bisa didistribusikan," ujarnya saat RDP bersama Komisi VI DPR, Rabu (20/1/2021).
( )
Adapun menurut WHO, lot release adalah proses evaluasi terhadap produk berlisensi sebelum mendapatkan persetujuan untuk diluncurkan ke pasar. Proses ini biasanya dilakukan untuk vaksin dan produk biologi lainnya dengan peninjauan yang melibatkan data produksi pabrikan dan hasil uji kendali mutu oleh regulator.
Honesti mengatakan, Indonesia sendiri sudah mengimpor bahan baku atau bulk vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 15 juta. Vaksin ini tiba di Tanah Air pada 12 Januari dan mulai diproduksi pada 14 Januari.
"Dari total 140 juta supply kita terhadap bulk ini, 15 juta dosis sudah datang 12 Januari lalu menggunakan Garuda, dan kita sudah mulai melakukan produksinya dari tanggal 14 Januari. Jadi, dalam seminggu ada 3 batch proses produksi kita, satu batch itu kira-kira 1 juta dosis," katanya.
( )
Adapun 140 juta bulk vaksin secara keseluruhan akan tiba di Indonesia pada semester I 2021. Dia mengaku tengah berupaya untuk mempercepat pengadaan vaksin.
"Jadi, kita lakukan percepatan karena rencana awalnya selama 10 bulan dari 14 juta dosis itu, tapi kita yakinkan untuk bisa percepat karena kebutuhan kita untuk program vaksinasi juga cukup tinggi," ucapnya.
Pemerintah sudah menetapkan dua skema pengadaan vaksin yang dilakukan Bio Farma atas penugasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pertama adalah mekanisme impor vaksin jadi dan impor bahan baku untuk selanjutnya diproduksi oleh perseroan.
Untuk pengadaan vaksin, pemerintah sudah memesan dari Sinovac Biotech yakni 3 juta dosis vaksin jadi. Kemudian ada 140 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku yang akan dikirimkan secara bertahap.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda