Dear Presiden Baru AS Joe Biden, Ini Harapan dan Keyakinan Sri Mulyani
Kamis, 21 Januari 2021 - 15:31 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, harapan mengiringi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang baru saja dilantik. Terlebih tahun ini masih penuh ketidakpastian, seiring masih tinggi kasus Covid-19 sehingga ruang fiskal dan vaksin berpeluang sebagai game changer.
"Amerika Serikat yang hari ini punya presiden baru tentu diharapkan untuk segera pulih dan memberi kepastian bagi ekonomi dunia. Demikian juga Republik Rakyat Tiongkok yang telah menunjukkan adanya pemulihan meski tumbuh di bawah 3 persen,” kata Menkeu Sri Mulyani melalui diskusi virtual, Kamis (21/1/2021).
Sebagai informasi, Presiden AS Joe Biden mengajukan paket stimulus Covid-19 ke parlemen AS sebesar USD1,9 triliun atau sekitar Rp26.763 triliun dihitung berdasarkan kurs Rp14.086 per dolar AS. Kendati demikian, proposal anggaran tersebut masih ditentang Partai Republik. Namun demikian, Gedung Putih beralasan besaran paket stimulus telah sesuai dengan rekomendasi dari para pakar ekonomi dan kesehatan.
Paket tersebut dirancang sebagai titik awal. Itu dirancang dengan komponen-komponen yang diperlukan guna memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Saat ini, proposal anggaran tersebut diajukan melalui proses perubahan rancangan undang-undang.
Terkait penyelesaian di parlemen dan senat akan dikendalikan oleh Partai Demokrat. Proposal anggaran tersebut juga telah mendapatkan dukungan dari kelompok pengusaha di AS dan telah disampaikan kepada Senator Bernie Sanders. Biden pun berkomitmen 100 juta orang divaksinasi dalam 100 hari pertama di masa kepemimpinannya.
Sementara itu terang Menkeu perkembangan kasus Covid-19 masih eskalatif. Akan tetapi perkembangan vaksin yang lebih cepat dapat membangkitkan opmisme masyarakat dan dunia usaha.
"Kita harapkan global economy akan jauh lebih pasti. Namun kita tetap memiliki ketigakpastian Covid-19 dan climate change. Kita perlu rumuskan kebijakan ekonomi, namun tetap waspada dan beri prioritas pada Covid-19 agar bisa ditangani,” jelas Sri Mulyani.
"Amerika Serikat yang hari ini punya presiden baru tentu diharapkan untuk segera pulih dan memberi kepastian bagi ekonomi dunia. Demikian juga Republik Rakyat Tiongkok yang telah menunjukkan adanya pemulihan meski tumbuh di bawah 3 persen,” kata Menkeu Sri Mulyani melalui diskusi virtual, Kamis (21/1/2021).
Sebagai informasi, Presiden AS Joe Biden mengajukan paket stimulus Covid-19 ke parlemen AS sebesar USD1,9 triliun atau sekitar Rp26.763 triliun dihitung berdasarkan kurs Rp14.086 per dolar AS. Kendati demikian, proposal anggaran tersebut masih ditentang Partai Republik. Namun demikian, Gedung Putih beralasan besaran paket stimulus telah sesuai dengan rekomendasi dari para pakar ekonomi dan kesehatan.
Paket tersebut dirancang sebagai titik awal. Itu dirancang dengan komponen-komponen yang diperlukan guna memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Saat ini, proposal anggaran tersebut diajukan melalui proses perubahan rancangan undang-undang.
Terkait penyelesaian di parlemen dan senat akan dikendalikan oleh Partai Demokrat. Proposal anggaran tersebut juga telah mendapatkan dukungan dari kelompok pengusaha di AS dan telah disampaikan kepada Senator Bernie Sanders. Biden pun berkomitmen 100 juta orang divaksinasi dalam 100 hari pertama di masa kepemimpinannya.
Sementara itu terang Menkeu perkembangan kasus Covid-19 masih eskalatif. Akan tetapi perkembangan vaksin yang lebih cepat dapat membangkitkan opmisme masyarakat dan dunia usaha.
"Kita harapkan global economy akan jauh lebih pasti. Namun kita tetap memiliki ketigakpastian Covid-19 dan climate change. Kita perlu rumuskan kebijakan ekonomi, namun tetap waspada dan beri prioritas pada Covid-19 agar bisa ditangani,” jelas Sri Mulyani.
(akr)
tulis komentar anda